Cari

Klub Sepakbola Harimau Tapanuli Riwayatmu Dulu

Posted 12-05-2016 17:32  » Team Tobatabo

Tiba -tiba teringat saja jaman kejayaan klub sepakbola yang hingga saat ini, tidak ada lagi klub sepakbola di Tapanuli yang mampu mengimbangi kesuksesan dan kejayaannya. Dulu kalo klub ini main di Balige, semua aktivitas warga berhenti dan berbondong bondong ke Tanah Lapang Sisingamangaraja Balige untuk menyaksikan aksinya.

Anak anak muda seperti saya waktu sekolah akam berangan angan, mengidolakan pemain bintang Klub ini dan bermimpi akan menjadi seperti mereka menjadi pemain sepakbola profesional, meskipun setelah lulus sekolah SMA/SMK akan mengubur impian itu setelah merantau keluar dari Tapanuli/Toba setelah melihat dunia nyata yang sebenarnya di rantau dan mencoba peruntungan nasib di bidang yang lain di luar sepakbola.

Harimau Tapanuli.....

HARIMAU Tapanuli adalah klub semi profesional asal Sumatera Utara. Klub yang biasa disebut Hartap ini didirikan di Balige pada tahun 1989. Pendirinya, Johny Pardede, merupakan putra ketiga DR. T.D. Pardede, tokoh sepak bola nasional yang juga pemilik eks klub papan atas Galatama, Pardedetex.

Johny mendirikan Hartap dengan maksud mengangkat citra orang Batak, terutama etnis Tapanuli Utara, yang terkenal gemar hura-hura bermain gitar sambil minum tuak. Karenanya, Hartap diisi pemain-pemain lokal yang kebanyakan ‘hanya’ berpengalaman di level antarkampung.

Nama Harimau Tapanuli sendiri mengandung makna dalam. “Harimau itu raja hutan,” kata Johny suatu ketika. Maka, cita-citanya adalah menjadikan Hartap sebagai raja sepak bola. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Johny tak segan merekrut pelatih asing.

Mulai dari eks punggawa Pardedetex Jairo Matos (Brasil) yang sukses membawa Hartap menjadi juara turnamen antarklub nasional dua kali (1991 dan 1993), disusul Peter Stefan asal Feyenoord, Belanda, yang sempat menjadi penasihat teknis timnas Swiss. Selain pelatih asing, Hartap juga diperkuat pemain-pemain asing.

Diantaranya empat pemain Bulgaria (Ventilav Spasov, Nikolai Dragian, Nayden Zimbilev, dan Rosen Illew) yang didatangkan medio 1994. Lalu ada pula nama Essama Raymond (Chad) yang direkrut September 1999, Jean Michael Baboaken, Oum Luc Junior, dan Maurmada Marco.

Tak hanya pandai merekrut pemain asing, Hartap pun piawai melejitkan bakat-bakat lokal Sumatra Utara ke pentas nasional. Beberapa pemain top jebolan Hartap diantaranya Iskandar Jalil, Amri Siregar, Bernard Siahaan, Viktor Simamora, Sabda Lumbantoruan, dan Coly Misrun.

Uniknya, meski dikelola secara serius dan memiliki potensi besar, Hartap tidak mau mengikuti Galatama yang merupakan kompetisi nasional resmi bagi klub nonperserikatan saat itu. Klub ini lebih memilih malang-melintang di turnamen-turnamen antarklub, seperti Piala T.D. Pardede, Marah Halim Cup, Piala Cakradonya, dan Piala Tirtanadi.

Tahun 2000, Hartap menjadi juara kompetisi perserikatan dan diundang mengikuti turnamen Millenium Super Soccer 2001 yang diadakan di India. Sayang, karena masalah teknis Hartap dicoret sebelum kompetisi dimulai. Harimau Tapanuli bubar pada pertengahan 2004. Johny membubarkan klub tersebut dengan alasan ingin fokus pada kegiatan sosial dan keagamaan.

Dikutip dari Facebook Andy Marpaung