Cari

Jatuh Cinta pada Danau Toba, Erwin Landi Ubah Rumput jadi Pupuk Cair Hasilnya Mengejutkan

Posted 15-05-2018 12:01  » Team Tobatabo
Foto Caption: Erwin Landy memberi pemahaman dan manfaat penggunaan pupuk organik untuk tanaman di Samosir, Senin (14/5/2018)

Samosir - Rintik gerimis yang membasahi bumi Samosir tepatnya di Tuktuk, tidak menyurutkan niat sejumlah petani belajar dan praktik langsung di Desa Pindaraya Kabupaten Samosir, Senin (14/5/2018). Edukasi tersebut dimotori oleh relawan tani Erwin Landi difasilitasi Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Utara. Erwin merupakan orang yang telah lama jatuh cinta dengan di Samosir.

Menggunakan peralatan seadanya, dan semak-semak "sipaet-paet" sebagai bahan dasar Pupuk Organik Cair (POC) Erwin menjelaskan bagaimana mengolahnya menjadi pupuk organik yang baik. Sambil menunjukkan "sipaet-paet" dia menyulap tumbuhan semak hingga fermentasi menjadi kompos.

Di tengah 'kepungan' pestisida yang cukup merajalela, petani-petanin ini selain diedukasi melestarikan alam dalam membangun pertanian, hasil yang tani yang mumpuni juga telah dirasakan sebagian Petani. Bahan baku, seperti jerami, rumput, gedebog pisang limbah dapur semua dicincang.

Erwin Landy, seorang ahli pertanian yang mendedikasikan diri bersama petani Samosir Frans Siallagan mencoba membuka mata petani-petani kecil di Pulau Samosir.
Pada proses pembuatan, produk yang dihasilkan tak hanya pupuk semata. Hasil fermentasi yang diproduksi, bahkan dijadikan sebagai pengusir hama tanpa membunuh.

"Selain menambah kesuburan tanaman, kalau ada hama, seperti burung yang mau memakan padi maka akan pergi begitu saja. Begitu pun hama lainnya, tak perlu berdosa memusnahkannya dengan racun, tapi hama-hama akan pergi begitu saja dan tanaman terjaga,"ujar Erwin yang akrab disapa Bumi Samosir ini.

Erwin, Pria berdarah jawa ini mengatakan 'Bertani Organik Menggunakan Pupuk Alam' memang seperti terdengar kuno. Bahkan, teknologinya sederhana, namun mempunyai dampak yang sangat luar biasa.

Di sisi lain, dia berharap petani semakin menggalakkan pengadaan pupuk organik. Apalagi bahan mentah pupuknya bertebaran di segala penjuru Pulau Samosir dan semak "sipait-pait" bahan baku yang paling bagus untuk dipermentasi.

Inisiatif mereka selama ini tanpa campur tangan pemerintah. Mereka hanya diedukasi Erwin seorang relawan yang bergelut 15 tahun fokus mencari solusi untuk mengatasi permasalahan pertanian di Samosir. Dengan teknologi yang murah, dan bahan baku yang ada di alam sekitar petani mulai semangat meninggalkan pestisida.

Frans Siallagan, satu dari petani di Samosir mengatakan, kompos organik yang dihasilkan menjadi pilihan alternatif baginya. Pengolahannya dianggap mudah. Bahkan secara manual saja petani dapat memproduksi hanya bermodalkan drum atau tong sebagai wadah fermentasi.

Kata Frans, menggunakan pupuk organik hasil tanamnya telah lebih baik. Produksi pertanian meningkat, dan tak lagi ketergantungan penggunaan pupuk kimia.

"Kerusakan struktur dan tekstur tanah menjadi berkurang dan saya kerugian akibat gagal panen tak lagi mengganggu. Dulu, petani lain gagal panen. Tetapi, dengan pupuk organik ini kami lepas dari kegagalan,"ujarnya.

 Petani-petani tersebut berkomitmen  kembali menerapkan pola pertanian para pendahulu sebagai bentuk kearifan lokal. Penggunaan pupuk organik dianggap cukup berguna dalam memperbaiki tekstur tanah serta ramah lingkungan.

Memang penggunaan pupuk kimia jauh lebih praktis, sehingga petani cenderung memilihnya dalam budidaya tanaman mereka. Saat ini, dengan bahan-bahan yang ada daun bambu, batang pisang serta daun lamtoro, pupuk kandang, "sipaet-paet" telah menggeser sedikit demi sediki pestisida dan menghasilkan produksi serta mutu tanaman yang lebih baik.

Sebelumnya, menuju perladangan Erwin mengajak pengusaha hotel di Tuktuk agar dapat mengolah limbah menjadi pupuk organik sehingga bermanfaat bagi petani. Hal itu didukung Dinas UPT Pengelolaan Kualitas Air Danau Toba.

"Penggunaan pupuk kimia dalam budi daya tanaman semakin memprihatinkan. Kualitas dan produksi pertanian mengalami penurunan. Kerenanya, penggunaan kompos pengganti pupuk kimia menguntungkan dan lebih tepat,"ujar Kepala UPT Pengelolaan Kualitas Air Danau Toba, Fauzi Ibsa Tarigan.

Laporan Wartawan Tribun Medan, Arjuna Bakkara

Dikutip dari Tribun Medan