Tobatabo
 
Posted 20-05-2016 11:18  » Team Tobatabo

Pengakuan Syamsul Arifin Jadi Presiden Napi Saat di Sukamiskin

 

Untuk pertama kalinya Syamsul Arifin mantan narapidana tahanan kasus korupsi mengungkapkan masa-masa kelamnya saat di dalam penjara Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

Setelah hampir satu tahun menghirup udara bebas, pria yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara itu mengungkapkan fakta menarik saat pernah diangkat menjadi presiden para napi di dalam penjara.

Hal ini diungkapkan Syamsul Arifin usai menghadiri undangan acara pelantikan KAHMI Deliserdang beberapa waktu yang lalu.

Pengakuan Syamsul itu terekam dalam video yang dikirim ke Youtube berjudul "KOCAK, SYAMSUL ARIFIN PERNAH JADI PRESIDEN NAPI LAPAS SUKAMISKIS" 

"'Mau bapak mengambil jabatan Mendagri?' Ah jangan lah. 'Ah ini diatasnya sikit lah bapak. Jadi Presiden'. Ah itu cocok," ungkap Syamsul Arifin saat ditawari penghuni napi di Sukamiskin.

Pengakuan yang disampaikan Syamsul dengan gaya khasnya itu disambut gelak tawa para undangan ketika itu.

Selama mendekam di dalam penjara Sukamiskin tak pernah sekalipun dia menyelinap keluar, karena menurutnya ada kenikmantan yang didapatkannya di dalam sana.

Kendati faktanya banyak mengalami banyak kesulitan, mulai dari tinggal di kamar yang sempit, berbaur sesama napi sampai tidak bisa hidup bebas.

Namun Syamsul tidak ingin larut dalam kesengsaraan selama menghuni di dalam sel, dia berusaha untuk menikmatinya.

Dia mengisahkan di dalam penjara Sukamiskin yang dibangun sejak zaman Belanda itu setiap hari saat pukul 5 sore, semua narapidana harus masuk sel penjara.

Sel narapidana tempat mereka tinggal di pisahkan oleh dua tembok yang memagari seluruh rutan, sehingga tak satupun napi yang bisa menyelinap keluar penjara.

"Ada pagar satu, ada pagar dua. Steril itu. Itu jam 5 sore kita tidak boleh di pagar satu. Lain lagi tembok dua. Kalau mau sembahyang di kamar yang sempit itu lah. Di situ lah WC, di situ lah tidur, di situ lah masak," katanya.

Namun demikian, dia mendapatkan keistimewaan karena kedudukannya sebagai presiden napi sehingga mendapatkan kamar di blok bagian atas rutan. "Tempat presiden lah itu, blok timur atas dan blok barat atas," ujarnya.

Selama di dalam penjara, Syamsul mengaku banyak merenung. Satu pertanyaan yang selalu mengganggunya adalah kenapa dia sampai bisa masuk penjara. Nah, di situ dia teringat akan keluarganya terutama anak-anaknya.

Sumber Tribun Medan