Viral! Dokter Puskesmas Berastagi Asyik Main HP, Keluarga Pasien Gebrak Meja Dokter
Martalena boru Girsang mengamuk di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Berastagi, Tanah Karo, Rabu (5/7). Pasalnya, ia merasa diabaikan dokter yang sedang bertugas di puskesmas tersebut, saat membawa ayahnya BDJ Girsang berobat, gara-gara sesak napas.
Martalena spontan menggebrak meja dokter Riris Magdalena, karena tidak acuh terhadap ayahnya, yang sesak napas.
"Saya spontan menggebrak meja dokter Riris Magdalena. Kekesalan saya tidak tertahan, saat dokter asyik main handphone dan cuek sama pasien," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Jalan Udara, Gang Tambah, Berastagi, Tanah Karo, Kamis (6/7/2017).
Kepala Puskesmas Berastagi dokter Aminah membenarkan ada pasien ke puskesmas bernama BDJ Girsang. Pasien itu datang sesuai prosedur.
"Kebetulan saat pasien masuk, dokter sedang menggunakan handphone. Jadi, mungkin keluarga pasien merasa dicuekin," ujarnya
Ia menceritakan, kala itu, dokter Riris melihat kondisi pasien cukup parah. Sehingga ia menyarankan agar keluarga langsung membawa pasien ke rumah sakit.
"Dokter melihat kondisi pasien agak parah. Jadi, dokter langsung bilang dibawa ke rumah sakit, sebelum melakukan pemeriksaan," katanya.
Dia menyampaikan, sesuai peraturan dari manejemen Pukesmas Berastagi, harusnya dilakukan pemeriksaan pasien terlebih dahulu. Karena itu, kesalahan itu pribadi dokter, yang beperilaku kurang bagus.
Ia mengklaim, semua pasien baik BPJS atau umum, harus diperiksa terlebih dahulu secara fase tingkat satu. Bila pasien mampu diobati di pukesmas tidak perlu dibawa ke rumah sakit.
Ia menuturkan, pasien atas nama Girsang mengeluhkan sakit sesak napas. Namun, keluarganya marah-marah, sebelum dokter melakukan pemeriksaan. Jadi, dokter Riris kebingungan.
"Mungkin komunikasinya sedikit berbeda, jadi sebelum diperiksa pasien sudah marah. Jadi, dokter Riris agak down," ujarnya.
Ia mengungkapkan, keluarga pasien, kurang senang dengan sifat dokter Riris dan gaya penampilannya. Sehingga, pukul meja karena dianggap dokter Riris cuek, karena main ponsel.
Awalnya tak Ada Masalah
Martalena menceritakan, Rabu lalu, ayahnya mengeluhkan sesak napas dan dadanya panas. Karena itu, ia membawa ayahnya ke Klinik Darma Bhakti. Tapi, enggak ada dokter di klinik tersebut, sehingga BDJ Girsang dibawa ke Pukesmas Berastagi.
Martalena berinisiatif membawa ayahnya ke Pukesmas Berastagi, lantaran dekat dari rumah mereka. Dan, menurutnya, kesehatan orangtua tidak akut, sekadar ingin berobat jalan, karena sesak napas.
Tiba di pukesmas, lanjutnya, perawat bertanya kartu BPJS. Kala itu, Martalena menjawab, tidak ada kartu BPJS, dan menjelaskan ayahnya tidak punya riwayat penyakit.
"Awalnya tidak ada masalah, dan kami diarahkan ke ruang pemeriksaan. Bapak pakai tongkat dan harus dibopong, karena ada penyakit pengeroposan tulang. Adik dan kakak menuntun ayah pelan-pelan. Tapi dokter cuek, duduk manis sembari main handphone," katanya.
Ia mengungkapkan, awalnya maklum dokter main handphone, karena tidak ada pasien. Ia pun menyapa dokter Riris, yang sedang duduk. Namun, katanya, dokter masih cuek alias enggak sigap melayani.
"Namun tiba-tiba dia ngomong, Bapak itu sudah tua, lihatlah sesaknya naik turun. Kenapa enggak kalian bawa ke RS Amanda atau RS Efarina?" ujarnya menirukan pernyataan dokter Riris.
Kala itu, ia menjawab punya alasan membawa orangtuanya ke pukesmas. Karena itu, Martalena mohon agar dokter memeriksa ayahnya. Tapi, dokter tidak beranjak dari tempat duduknya.
"Saya mohon agar dokter mengdiangnosa penyakit, ayah. Namun, ia tetap main ponsel. Kemudian saya gebrak mejanya. Saya katakan tolong Anda jalankan tugas dengan bagus," katanya menceritakan peristiwa itu.
Menurutnya, pelayanan kesehatan di Pukesmas Berastagi sangat berbeda dibanding pukesmas di Pulau Jawa. Ia menuturkan, selama menetap di Jepara dan Semarang tidak pernah melihat dokter cuek main handphone saat pasien datang. Karena itu, dia berharap pelayanan kesehatan di pukesmas makin bagus
Menurut Martalena, seharusnya dokter menjalankan tugas sesuai mekanisme. Artinya, memeriksa pasien terlebih dahulu, jika pukesmas tidak sanggup langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat.
"Tapi, dokter Riris menyuruh kami bawa Bapak ke rumah sakit sebelum dipegang atau diangnosa. Jadi, saya bilang jangan bibir dokter aja ditebali lipstiknya. Tolong Bapak saya sudah sakit antara hidup dan mati ini," ujarnya.
Ia mengaku marah di pukesmas, karena pelayanan kesehatan tidak bagus. Padahal, dahulu, saat dr Matondang masih bertugas di Pukesmas Berastagi selalu memberikan pelayanan yang bagus kepada masyarakat.
Usai mengebrak meja dokter Riris, Martalena membawa ayahnya pulang ke rumah.
"Yang saya permasalahkan hanya pelayanan. Saya gebrak meja, namun dokternya tetap santai. Dia tidak pakai jas dokter hanya menggunakan pakaian rapi dan penampilan modis," katanya.
Ia menambahkan, kemungkinan dokter Riris sepele, karena penampilannya kucel saat membawa orangtuanya berobat. Saat ke puskesmas, Martalena mengaku, hanya memakai daster dan sandal. Jadi, ia sampaikan kekesalan lewat media sosia Facebook.
"Saya protes di Facebook bukan untuk pribadi. Tapi, bagaimana pelayanan kesehatan semakin bagus. Saya maafkan kesalahan dokter. Namun, harusnya ada perubahan di pelayanan kesehatan," ujarnya.
Pada kolom komentar status Martalena, dokter Riris menyatakan permohonan maaf.
"Saya juga minta maaf buat saudara saya, Martalena karena sikap saya tadi Siang atas sikap saya..." tulis Riris dalam kolom komentar.
Ia melanjutkan, "Mungkin semua karena saya yang panik dengan pasien yang datang sesak dan dipapah. Terus terang sebenarnya trauma kalau ada pasien datang dengan keluhan sesak, mungkin dikarenakan suami saya yg menderita peny jantung koroner."
Begini pernyataan lengkap dokter Riris.
Selamat pagi.... pertama saya mengucapkan puji syukur bapak kita sehat .ini kebahagiaan buat kita terutama buat saya ...Saya juga minta maaf buat saudara saya martalena krna sikap saya tadi Siang atas sikap saya ...
Mgkin semua karena saya yg panik dengan pasien yg dtg sesak dan dipapah terus terang sebenarnya trauma kalau ada pasien dtg dgn keluhan sesak mgkin dikarenakan suami saya yg menderita peny jantung koroner jd setiap suami saya bilang sesak nafas saya langsung ajak ke rs efarina krna ada dokter spesialis jantungnya dan segera mendapat oksigen dan obatan yg lengkap...
Maaf itu yg membuat saya menyuruh lena lsg ke rs amanda atau efarina berhub oksigen tdk ada di ruangan periksa saya td...
Tabung oksigen sebenarnya ada digudang tp sering kosong jd bagaimana supaya cepat tertangani mknya saya anjurkan ke rs..
Juga obat obatan isdn atau isosorbid dinitrat sering tdk tersedia dan juga pengencer darah spti aspilet juga jarang tersedia mknya saya sengaja td tdk bilangkan gak ada obat untuk pertolongan pertama buat serangan jantung dan jg gak ada oksigen..
Krna saya takut menyampaikannya kurang ethis pikiran saya jd biarlah saya diamkan..
Maaf buat kapus saya terpaksa saya utarakan.. Td dari penampakan bapak kita juga sesak dan gak sanggup jln sehingga harus dipapah mknya pikiran saya harus segera di bawa ke rs aja .. dan pas juga waktu ditensi td bpk kita 180 per 100 umur bapak 84 tahun.. Jd saya lsg bilang seperti itu lena...
maafkan saya ya lena menganggap bpk spti penyakit suami saya sendiri yg sering sesak nafas krna peny jantungnya...
Dan saya tdk berbohong demi Tuhan semalam juga suami saya berkeluh sesak nafas dan nyeri dada... dan ada rencana kami pertengahan bulan buat cateterisasi lagi di rs murni teguh...
Ini masih ditahankannya dulu sampai anak saya selesai ujiannya... Sekali lagi maafkan saya ya lena..
Salam buat bapak kita maaf bilang sama bpk kita ya lena...Juga buat kakak dan abang tadi dengan sikap saya ...
Saya sudah menerima hukuman sosial dari teman semua dan saya berusaha memakluminya semoga menjadi koreksi buat saya khususnya...
kalau ada kesempatan kita bisa ketemu ya lena oh ya td aku ada masenger lena biar ketemu tp sptinya blum lea balas apa baca ya.. Gpp mgkin skrg waktu terbaik saya klarifikasinya... Sekali lagi maafkan saya.. SElamat pagi GBus
Berobat ke RS Efarina
Martalena menceritakan, telah membawa ayahnya ke RS Efarina, agar mendapatkan diangosa penyakit sesak napas secara akurat.
"Tadi pagi (Kamis, 6 Juli) saya bawa Bapak berobat ke RS Efarina. Di sana pelayanannya bagus dan dokter menyarankan Bapak agar tidak merokok lagi," katanya di kediamannya.
Ia menjelaskan, usai menjalani pemeriksaan, dokter tidak mengajurkan untuk rawat inap. Tapi, BDJ Girsang diberi beberapa obat agar sesak napasnya berkurang.
"Puji Tuhan pelayanan di RS Efarina cepat. Dari pukesmas tidak ada diberikan obat apapun. Sekalipun rakyat miskin kalau berobat harus dilayani," ujarnya.
Ia mengungkapkan, dari pemeriksaan dokter RS Efarina tensi ayahnya 110/70. Padahal, sebelumnya, perawat Pukesmas Berastagi bilang tensi ayahnya 110/80. Selama ini, ayahnya tidak punya riwayat penyakit.
Dia mengklaim, ayahnya tidak punya riwayat penyakit kecuali pengeroposan tulang. Namun, tiba di Berastagi lima hari lalu, ayahnya mengeluhkan sesak napas.
Dada Terasa Panas
BDJ Girsang (84 tahun) menyampaikan, dadanya masih terasa panas dan kesulitan bernapas. Sehingga, meminta dibawa berobat ke dokter di klinik maupun pukesmas.
"Dada sangat panas, agak sesak. Kemarin sesak kali, dan sekarang juga sesak kali. Kemudian batuk juga," katanya kepada Tribun Medan.
Ia menyampaikan, dokter bilang harus berhenti merokok. Tapi, ia mengakui saban hari merokok. Namun, ia berharap Tuhan membawa ke surga bila cucunya sudah menikah. "Tuhan saya bisa pulang ke surga asalkan cucu saya menikah," ungkapnya.(tio)