Taput Siapkan Maraton Huta Ginjang Jadi Agenda Wisata Tahunan
TAPUT - Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara (Sumut) menggelar lari maraton mendaki Huta Ginjang, di Kecamatan Muara, Taput. Kegiatan yang direncanakan berlangsung pada 15 Desember 2018 itu ditargetkan akan menjadi salah satu agenda tahunan di kawasan Danau Toba di kabupaten tersebut.
Humas kegiatan, Hamonangan Simanjuntak mengatakan bahwa helatan ini digagas sebagai salah satu kegiatan promosi dan atraksi pariwisata di kawasan muara Danau Toba. Nantinya peserta akan diberangkatkan dari dermaga kapal di Kecamatan Muara. Selanjutnya akan berlari sejauh 18 kilometer dengan rute melewati sejumlah situs wisata budaya. Serta titik finish berada di Huta Ginjang.
“Ini yang pertama dan akan menjadi kegiatan tahunan kita. Anggarannya dari P-APBD Taput. Diharapkan dapat menjadi kegiatan yang menarik minat wisatawan,” jelasnya kepada Tobatabo.com di Tarutung, Selasa (27/11).
Sejak dibuka pendaftaran dalam sepekan terakhir, sudah banyak yang menyatakan diri sebagai peserta. Terlebih warga dari luar Sumatera, seperti dari Pulau Jawa. Kegiatan maraton sendiri juga akan dilengkapi dengan pertunjukan kesenian budaya. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan saat pengumuman pemenang di Huta Ginjang pada hari yang sama.
“Jadi kegiatannya olahraga. Namun dalam olahraga tersebut kita menampilkan kesenian tradisional serta beragam hiburan,” ujarnya.
Kegiatan tersebut tidak dipungut biaya. Bahkan, Pemkab Taput menyediakan hadiah dengan total lebih dari Rp100 juta untuk sepuluh pemenang masing-masing kategori. “Kategorinya dua, yakni perempuan dan laki-laki. Nantinya akan diambil sepuluh pemenang per kategori,” katanya.
Penggiat pariwisata di Danau Toba, Ojak Manalu mengatak bahwa kegiatan tersebut sangat positif. Mengingat selama ini yang dicari wisatawan di salah satu objek bukan hanya panorama melainkan juga atraksi dan kegiatan lainnya. Sebab berwisata bukan hanya sekedar melihat bentang alam ataupun hiburan. Melainkan kombinasi dari perpaduan alam lewat panorama, hiburan, atraksi, dan kenangan.
“Jadi jika ini berhasil maka akan berkontribusi besar untuk pengembangan pariwisata. Namun pengemasan dan promosi harus dilakukan dengan baik. Sehingga kegiatan tersebut memang benar-benar untuk hidangan wisata,” katanya.