Lima Investor Minat Bangun Mall di Eks Pasar Baru
RANTAU – Meski rencana pembangunan Super Mall di eks lokasi Pasar Baru Rantauprapat mendapat protes keras dari warga, sebanyak lima investor diketahui berminat menanamkan modal melalui unit layanan Pengadaan (ULP) Labuhanbatu.
Kaban Perizinan dan Penanam Modal Labuhanbatu Herry AP kepada kru media ini mengatakan, selain group Lippo, saat ini sudah bertambah perusahaan lain yang turut berminat menanamkan modal di lokasi tersebut. ”Sudah lima perusahaan yang masuk, kalau nama-namanya aku tidak ingat, jadi bukan hanya Group Lippo saja,” kata Herry.
Menurut Herry, pertimbangan untuk menarik investor di lokasi eks Pasar Baru tersebut sudah direncanakan secara matang, bahkan menurutnya survey dan studi kelayakan lokasi telah dilakukan sejak jauh hari oleh Tim dari Universitas Sumatera Utara.
Dari hasil studi kelayakan lokasi tersebut, memang sangat layak dijadikan pusat bisnis dan perdagangan, sehingga untuk mewujudkan hal itu pihaknya menggunakan sistem bangun guna serah (BSG)yang baru pertama kali diaplikasikan Kabupaten/Kota di Sumut.
“Kalau sistem bangun guna serah ini baru Bekasi dan beberapa kota di Jawa yang melaksanakan sistem demikian,” katanya. Herry lebih jauh menjelaskan, sistem BGS menurutnya sangat menguntungkan daerah, dimana retribusi daerah akan bertambah.
Disinggung rencana retribusi sesuai dokumen lelang yang diperoleh daerah hanya sebesar Rp150 juta per tahun dan terbilang minim jika harus mengorbankan bangunan ruko yang berjejer di lokasi tersebut menghasilkan Rp 150 juta lebih retribusi dari daerah, Herry mengatakan ‘angka Rp150 juta tersebut merupakan nilai acuan. Setelah dilelang pasti akan ada tawaran, bisa saja nanti pemenangnya punya tawaran lebih tinggi,” kata Herry.
Ditambahkan Herry, akan ada retribusi lainnya sebagai pemasukan setelah Mall dibangun. 11 ruko milik Pemkab yang berjejer di lokasi tersebut akan di relokasi. “ Tidak serta merta habis tender ruko itu langsung dihancurkan, kan ada tahapan pembangunannya,” katanya.
Sedangkan ketika disinggung lagi banyaknya penolakan atas pembangunan ruko tersebut, Herry menejelaskan jika hal itu akibat belum jelasnya informasi kepada warga.
Sebelumnya masyarakat Labuhanbatu menyatakan siap menggelar aksi unjuk rasa jika Pemerintah tetap ngotot untuk menyerahkan lokasi eks Pasar Baru Rantauprapat dijadikan Super Mall oleh pihak investor luar daerah.
Penolakan tersebut terus meluas dikarenakan kekhawatiran jika nantinya, pembangunan Mall tersebut syarat pesanan kepentingan ekonomi kapitalis ketimbang pemberdayaan ekonomi masyarakat.
”Kita siap tolak jika memang lokasi itu dijadikan Mall, mau bangun Mall kok mesti di lokasi milik pemerintah, tanah di Labuhanbatu ini masih luas,” kata Wira Syamsu salah seorang pemuda yang bermukin dekat eks Pasar Baru.