Tobatabo
 
Posted 31-08-2012 18:25  » Team Tobatabo

Bertamu ke Tjong A Fie Mansion

 
Mari kita lanjutkan perjalanan di Medan. Dari Istana Maimun saya diajak Om Andi Wibowo jalan-jalan keliling kota kemudian sampailah kami di Tjong A Fie Mansion alias rumah milik Pak Tjong A Fie. Sebenarnya Tjong A Fie Mansion ini mirip seperti House of Sampoerna di Surabaya. Hanya saja pengelola Tjong A Fie Mansion merupakan keluarga atau keturunan dari Tjong A Fie. Untuk tiket masuk ini yang lumayan mencekik dompet, 35.000 per orang. Lumayan banget kan yah? Alhamdulillah yah, untungnya dibayarin sama Om Andi Wibowo.. Hoho.. Makasih ya Oom. Nah sebenarnya siapa sih Tjong A Fie itu? Anda nggak usah khawatir kebingungan karena selama berkeliling rumah yang cukup besar ini Anda akan ditemani oleh seorang guide yang menjelaskan secara rinci tentang Tjong A Fie beserta ruangan-raungan yang ada di dalam rumah besar ini. Pada dasarnya Tjong A Fie adalah orang China yang lahir pada tahun 1860 yang mengembara ke tanah Sumatera tepatnya Medan bersama dengan kakaknya. Semula beliau hanya seorang kuli panggul di Belawan, namun kemudian menjadi staff administrasi di pemerintahan. Dengan bekerjanya Tjong A Fie dalam ruang lingkup pemerintahan, beliau memiliki banyak koneksi di pemerintahan. Tjong A Fie kemudian mulai membuka industri karet dan mempunyai perkebunan yang sangat luas. Bisa dibilang Tjong A Fie menjadi seorang saudagar kaya raya asal China yang berada di Medan. Konon Tjong A Fie juga banyak membantu pembangunan Kota Medan dengan sumbangan-sumbangan yang diberikannya.
Sebagai seorang saudagar kaya yang berkelana meninggalkan negerinya, Tjong A Fie mempunyai tiga orang istri. Istri pertama adalah istri yang ditinggalkannya di China. Dengan istrinya yang kedua, Tjong A Fie ini tidak memiliki keturunan. Sementara itu istri ketiga sepertinya istri yang paling disayang karena dianggap membawa keberuntungan. Istri ketiga ini merupakan warga pribumi. Karena menikah dengan orang pribumi (biasanya Melayu) maka muncul lah istilah China peranakan yaitu orang China yang menikah dengan penduduk pribumi. Anak Tjong A Fie ini sangat banyak. Jumlahnya mencapai belasan yang berasal dari istri pertama dan ketiga. Dari istri kedua beliau tidak mempunyai anak. Untuk rumah Tjong A Fie yang sudah berusia ratusan tahun ini baru dibuka untuk umum beberapa tahun yang lalu. Awalnya hanya rumah huni keluarga saja. Tapi sekarang Anda sudah bisa melihat beberapa ruangan (tidak semua) beserta benda-benda peninggalan Tjong A Fie. Memasuki rumah besar ini saya seperti kembali ke masa tahun 1900-an. Pintu-pintu ruangan yang tinggi besar, jendela-jendela besar yang sangat banyak, dan ornamen-ornamen cantik. Perabot-perabot seperti meja, kursi, lemari, serta tempat tidur yang sangat mewah dijamannya bahkan sampai sekarang pun menurut saya masih terlihat mewah tertata dengan apik pada masing-masing ruangan.
Walaupun yang bisa dimasuki oleh pengunjung hanya sebagian ruangan saja namun ini sudah cukup menyita waktu yang lumayan loh. Bayangkan saja, total ruangan ada sekitar 40. Untuk ruang tamu saja sampai ada empat ruangan. Ruangan-ruangan tersebut dibagi-bagi berdasarkan tamu yang datang. Ruang tamu paling depan untuk menerima tamu umum, sementara tiga ruang lainnya digunakan untuk menerima tamu khusus yang berada di lantai dua. Ruang tamu khusus yang berada di sebelah barat sengaja dibuat untuk menerima Sultan Deli. Di bagian tengah merupakan ruang yang dipersiapkan untuk menerima tamu masyarakat Tionghoa. Sedangkan yang paling timur digunakan untuk menerima tamu dari Eropa dan Belanda. Di bagian belakang rumah merupakan ruang makan, dapur, ruang keluarga, dan kamar tidur. Semua peralatan makan baik piring, gelas, dan sendok tertata dengan rapi di meja makan. Kayak mau dijamu makan siang aja nih. Hehe.. Selain sebagai rumah tinggal, dalam Tjong A Fie Mansion juga terdapat ruang untuk ibadah. Kalau saya tidak salah ingat ruang sembahyangnya sendiri ada dua dan masih digunakan oleh keluarga Tjong A Fie sampai sekarang. Boros banget yak? :D
Pada intinya sih Tjong A Fie Mansion mirip dengan House of Sampoerna. Hanya saja koleksi House of Sampoerna sepertinya jauh lebih komplit dibandingkan Tjong A Fie Mansion. Sayangnya lagi, harga tiketnya itu loh yang mahalnya nggak ketulungan. Menurut saya 35.000 per orang adalah harga yang terlalu mahal di saat tempat sejenis seperti House of Sampoerna menggratiskan tiket untuk pengunjungnya. Ya memang Tjong A Fie Mansion bukanlah House of Sampoerna yang disokong dana kuat dari induk perusahaan, tapi ya tetep sih harga segitu tergolong kemahalan. Salah satu nilai plus dari Tjong A Fie Mansion saat saya berkunjung adalah guide yang sangat komunikatif dan sangat paham bercerita tentang si empunya rumah. Paling tidak Tjong A Fie Mansion masih lebih baik lah jika dibandingkan Istana Maimun. Bagi yang berminat datang ke Tjong A Fie Mansion monggo datang saja ke Jalan Jenderal Ahmad Yani Medan atau yang dulu dikenal dengan nama kawasan Kesawan. Setelah berkeliling selama kurang lebih 1,5 jam di dalam Tjong A Fie Mansion, saya dan Om Andi tidak langsung keluar. Kami ngobrol-ngobrol dulu di ruang tamu selama beberapa jam. Kemudian Om Anda mau balik ke kantor dan saya diantarkan ke hotel karena sudah sore juga. Sampai hotel saya langsung mandi dan bersiap untuk kopdar dengan seseorang lagi.. Hehe.. Sumber