Cari

Fakta Dormian Sihite Tega Bunuh Dua Anak Kecilnya, Hingga Pak Manurung Menangis Histeris

Posted 17-07-2018 11:42  » Team Tobatabo
Foto Caption: Istri T Manurung, Dormian Sihite terbaring lemah di IGD RS Medika Natar.

Seorang ibu bernama Dormian Sihite (37) tega membunuh dua anak kandungnya sendiri dan kemudian mencoba bunuh diri.

Peristiwa itu terjadi di RT 8 RW 3, Dusun Kelapa II, Desa Kota Agung, Kecamatan Tegineneng, Pesawaran, Lampung, Minggu (15/7/2018) kemarin.

Ia menusuk dua buah hatinya menggunakan sebilah pisau dapur hingga meninggal dunia.
Usai membunuh dua anaknya, Dormian Sihite pun mencoba bunuh diri.
Kepolisian Resor Pesawaran menduga ibu empat anak ini nekat membunuh anaknya karena depresi.

Dormian Sihite diduga depresi atas penyakit maag kronis dan perekonomian keluarga.

"Dugaan sementara karena penyakit maag kronis seharusnya dilaksanakan operasi, namun tidak ada biaya," ujar Kepala Polres Pesawaran AKBP Syaiful Wahyudi, Senin 16 Juli 2018. 

Syaiful menambahkan, bahwa menurut keterangan dari anaknya yang nomor dua, Josep Rinaldi Manurung, beberapa hari ini, Dormian sering melamun di rumah.

Anaknya sendiri tidak mengetahui apa penyebab ibunya melamun.

Sementara ini, Dormian harus mendapat penanganan serius dari tim medis atas luka tusuk diperutnya. Sebab, Dormian berusaha bunuh diri dengan cara menusuk perutnya sendiri pakai pisau yang dipakai menusuk dua anaknya.

Saat ini, polisi membawa tersangka ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan terhadap luka yang diderita.

Pihak kepolisian tengah meminta keterangan saksi-saksi yang terkait saat kejadian dan sesaat setelah kejadian.

"Saat ini telah dilakukan koordinasi dengan pihak RSJ untuk observasi terhadap kejiwaan pelaku," ujar AKBP Syaiful Wahyudi. 

pembunuh anak kandung palembang

Dormian Sihite sedang dirawat di RS Natar Medika| Tribunlampung/Hanif Mustafa

Anak pertama dan kedua saat itu sedang beribadah

Petrus Rivaldo alias Ucok (20), keponakan dari pak Manurung, suami dari Dormian mengungkapkan, pembunuhan terjadi pada hari Minggu 15 Juli 2018, sekitar pukul 11.00 Wib.

Awalnya, ia kaget pamannya, Tunggung Manurung (42), datang ke rumah sembari menangis.

"Saya tidak tahu kejadian pastinya bagaimana. Saya kaget aja, tiba-tiba tulang saya (paman; bahasa Batak) datang ke rumah sambil nangis-nangis," tutur Ucok di Rumah Sakit Natar Medika, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Minggu siang.

Sang paman, jelas Ucok, memberitahu bahwa istrinya menusuk dua anak mereka hingga terluka.

"Tulang saya minta tolong. Saya langsung ambil motor dan cari mobil. Begitu dapat mobil, saya langsung ke rumah tulang," katanya.

Tiba di rumah pamannya, Ucok mendapati Dormian tergeletak dengan luka di bagian perut.

"Sampai di sana, nantulang (Dormian) sudah luka di perutnya. Sementara dua anaknya sudah meninggal. Keduanya itu anak ketiga dan keempat," ujarnya.

Ucok lantas membawa Dormian ke RS Natar Medika.

Adapun pamannya, Tunggung Manurung, mengurus jasad dua anaknya.

Saat kejadian, beber Ucok, di rumah hanya ada Dormian dan dua anaknya.

"Sebenarnya, anaknya ada empat orang. Tapi, yang nomor pertama dan kedua sedang (beribadah) ke gereja," jelasnya.

Lokasi pembunuhan

Lokasi kejadian perkara(Tribun Lampung/Didik)

Ucok mengungkapkan, Dormian sendiri tidak pergi ke gereja lantaran sudah lama sakit.

"Soal sakitnya apa, saya nggak tahu. Saya sendiri baru pulang dari merantau," kata Ucok.

Ketika pembunuhan terjadi, Ucok tidak bisa memastikan apakah pamannya berada di lokasi.

"Saya tahunya, tulang saya datang ke rumah sambil nangis. Setahu saya, dia baru pulang kerja," ujarnya.

Adapun dua anak yang menjadi korban pembunuhan adalah Robin Nicolas Manurung (8) dan Marcel Rafael Manurung (3).

Versi kepolisian, pembunuhan terjadi sekitar pukul 09.45 Wib pagi.

Tidur bersama dua anaknya di kamar

Sebelum kejadian, Kapolsek Tegineneng Inspektur Satu Syamsu Rizal mengungkapkan, Tunggung tidur bersama dua anaknya di dalam kamar.

Anak ketiganya, Robin, terbangun karena mengompol, lantas memanggil ibunya. Dormian masuk ke kamar, menggendong Robin, lalu pindah ke kamar sebelah.

"Tidak berapa lama, pelaku (Dormian) masuk lagi ke kamar tempat suaminya tidur. Dia menggendong anak bungsunya, Marcel, yang tidur di sebelah suaminya, kemudian membawanya ke kamar sebelah," papar Syamsu.

Selang beberapa saat, sambung Syamsu, Tunggung terbangun dan mendengar Marcel menangis.

Ia beranjak menuju kamar sebelah. Di kamar tersebut, Tunggung mendapati dua anaknya dalam keadaan telungkup dan bersimbah darah.

Sementara istrinya berusaha menusuk perut sendiri menggunakan pisau dapur.

"Setelah kejadian, yang bersangkutan (Tunggung) membawa dua anaknya ke klinik dokter di Dusun Kunyayan, Desa Bumi Agung, Tegineneng. Tapi, nyawa dua korban tidak tertolong," ujar Syamsu. 

Sakit yang tak kunjung sembuh 

Dari penelusuran sementara kepolisian, Dormian Sihite belum lama ini pulang dari rumah sakit.

Ia mengalami sakit yang tak kunjung sembuh.

Merujuk keterangan anak kedua Dormian, Josep Rinaldi Manurung, sepekan ini ibunya kerap melamun di rumah.

Dormian Sihite kini menjalani perawatan di RS Natar Medika, Lamsel. Ia mengalami luka enam tusukan di bagian perut setelah berupaya bunuh diri.

"Sementara berdasarkan keterangan tetangga, keluarga Tunggung Manurung tidak pernah terdengar cekcok," kata Kapolsek Tegineneng Inspektur Satu Syamsu Rizal.

Alat bukti sebilah pisau

Dalam peristiwa tersebut, kepolisian menyita barang bukti sebilah pisau dapur yang menjadi alat Dormian menusuk dua anaknya. 

Pantauan Tribun, Minggu (15/7/2018) siang, Dormian tergolek di ranjang Ruang Instalasi Gawat Darurat.

Tenaga medis RS Natar Medika merawatnya secara intensif.

Di tangan kanan Dormian, tampak borgol melingkar dan terkait di ranjangnya.

Lima anggota Polsek Tegineneng melakukan penjagaan.

Seorang perawat mengungkapkan, Dormian mengalami luka enam tusukan di bagian perut.

"Ini masih dalam penanganan. Ada enam tusukan di bagian perut," kata perawat tersebut.

Dikutip dari Tribun Medan
Tags