Cari

Buat Pasangan Beda Suku, Adat Mangain atau Mamampe Marga Mungkin Bisa Jadi Solusi Bersama.

Posted 25-01-2015 11:26  » Team Tobatabo

Mangain Marga, mungkin adat ini lebih sering dilakukan di jaman modern ini dimana banyak orang Batak yang menikah dengan pasangan beda suku,walau sebenarnya adat ini sudah ada lama di budaya Batak dan bukan sekedar untuk memberi embel-embel marga dibelakang nama seseorang.

Jika sesama orang Batak bertemu dengan orang Batak lainnya ungkapan “jolo sinungkun marga asa binoto partuturan”, yang maksudnya adalah tanya dulu marga supaya paham bersilsilah(keluarga).

Ini sangat penting dan bukan sekedar formalitas agar seorang dapat menikah dengan orang Batak, melainkan pentingnya melestarikan adat Batak bahwa hanya orang Batak yang dapat menjalankan adat Batak.

Adat Mangain marga dapat dilakukan terhadap laki-laki (Mangain anak) maupun terhadap perempuan (Mangain boru).

Untuk mangain anak marga yang diambil adalah marga amangboru dari perempuan yang akan dinikahinya. Sedangkan untuk mangain boru, marga yang akan diberikan kepada perempuan adalah marga Tulang(saudara laki-laki ibu) dari si laki-laki.

Adat Mangain merupakan dengan prosesi dimana sekeluarga mendatangi hula-hula, membawa makanan khas Pinahan Lobu (daging babi), kemudian meminta agar parumaen yang sudah bersama anak laki2nya diampu oleh Hula-hula.

Sedikit uang atau piso-piso atau pasituak natonggi dibagikan kepada pihak hula-hula. Beres sudah Parumaen Boru Jawa itu sudah dianggap syah menjadi boru dari keluarga yang mangampu.

Tapi apakah adat mangain hanya sesimpel itu?

Sebelumnya kita harus tahu kalau setiap adat batak harus dihadiri oleh unsur Dalihan natolu yaitu Dongan tubu, Boru, Hulahula ditambah satu lagi yaitu dongan sahuta (orang sekampung) dan harus melalui pembicaraan serta kesepakatan oleh kedua belah pihak. Umpama yang sering diucapkan seperti:

  • Bonang sada hulhulan
  • Hori sada simbolan
  • Tangkas masisungkunan
  • Unang adong masisolsolan

Yang kurang lebih artinya agar jelas dalam bertanya atau bermufakat agar tidak ada penyesalan.

Berikut secara ringkas saya tuliskan urutan acara dalam adat Mangain:

1. Natorasna (Orangtua):

  • Marmeme anak baoa/anak boru disulanghon tolu hali (menyuapkan makanan sebanyak 3 kali)
    • Indahan (nasi)
    • Dengke (ikan: biasanya ikan mas)
    • Mual sitiotio (air: sitiotio/air jernih dari mata air)
  • Pasahat Ulos (menyampaikan ulos)
  • Pasahat parbue gabe

2. Hulahula (pihak tulang/ ito/saudara laki-laki mama)

  • Pasahat dengke (menyampaikan/memberikan ikan)
  • Pasahat ulos (menyampaian ulos)
  • Pasahat parbue gabe

3. Marsipanganon (makan bersama)

4. Pasahat upa panggabei (hepeng/uang)

  • Dongan tubu
  • Boru, bere
  • Dongan sahuta, aleale (teman sekampung)

5. Pasahat pisopiso (hepeng) tu hulahula dohot uduranna (memberikan uang kepada pihak Tulang)

6. Marhata gabe horas, manggabei ma angka raja

7. Mangampu hasuhuton

8. Dipasahat ma tu hulahula asa diujungi dohot ende/tangiang

Berikut adalah sejarah beberapa orang/tokoh yang telah menerima adat Mangain:

Edward M Bruner, seorang peneliti antropologi dari Amerika Serikat. Saat melakukan penelitian di Desa Meat, Balige, Kabupaten Toba-Samosir (1957-1958) bersama istrinya, menunggangi mamampehon marga, agar dia diterima masyarakat dan penelitiannya berhasil.

Mantan bupati Tapanuli Utara SM Simandjuntak yang memberikan marga Simanjuntak pada istri Bruner, yang bernama Elaine C. Bruner.

Karena pemberian marga itu, maka Bruner berhak tinggal di kampung Simanjuntak. Proses ini disebut sebagai sonduk hela.

Demikian pula pemberian marga pada Prof Dr Susan Rodgers, mahaguru sosiologi dan antropologi dari Amerika Serikat.

Pemberian marga Siregar di daerah Sipirok pada tahun tujuh puluhan itu tenyata sangat mengesankan bagi dia, terbukti dengan pencantuman marga Siregar dalam tulisan-tulisan ilmiahnya.

Tahun 1981, di Desa Tanobato, Mandailing, Daoed Joesoef, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, juga diberi marga Nasution dan gelar Sutan Iskandar Muda oleh masyarakat Mandailing.

Pemberian marga tersebut terkait perannya memajukan pendidikan di Mandailing, dengan membangun SMA Negeri Tanobato di bekas Kweek school voor Inlandsche Onderwijzers, yang didirikan Willem Iskander pada tahun 1862.

Sumber