Gara-Gara Nasi Bungkus Anak Kepsek SMA N 1 Balige Pukul Boru Siagian
Tobasa - Sarwedi Siahaan pelaku pemukulan terpaksa harus berurusan dengan pihak Kepolisian. Pasalnya, pelaku merupakan anak kandung Kepala Sekolah SMA N 1 Balige tersebut tega memukul guru SMA N 1 Balige Rosalinda Siagian dan Cristin Eben Ezer Simanjuntak (anak Rosalinda Siagian yang juga siswa di sekolah itu) Tidak terima dengan pemukulan itu, guru bidang studi Bahasa Perancis itu kini sudah melapor ke Polsek Balige dan Dinas Pendidikan Tobasa.
Peristiwa pemukulan terhadap guru dan anak gadisnya itu terjadi di lokasi sekolah tepatnya di depan kantor Tata Usaha pada Senin (18/8/2015) sekira pukul 13.00 WIB dengan disaksikan sejumlah siswa-siswi SMA N 1 Balige.
Rosalinda Siagian ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (19/8) di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir usai melapor dan di BAP, menceritakan kronologis peristiwa pemukulan tersebut dan berawal dari nasi bungkus yang tidak rela dimakan oleh siswa-siswi SMA N 1 Balige selaku peserta Marching Band dan Drama pada acara hiburan perayaan HUT RI ke-70 yang digelar di Lapangan Sisingamangaraja XII Balige.
“Nasi bungkus yang dibeli pihak sekolah dan sudah sempat dimakan oleh siswa peserta Marching Band itu tidak terima dimakan siswa, sehingga mereka dimarah-marahi oleh Masnur Manalu (Istri Kepsek SMA N 1 Balige),” kata Rosalinda Siagian.
Ketika itu, kata ibu 4 anak ini, siswa yang sempat memakan nasi itu disuruh supaya dikeluarkan dari mulut, sedangkan siswa yang belum sempat memakan disuruh supaya dibungkus kembali. Yang memarahi dan menyuruh adalah istri Kepala Sekolah SMA N 1 Balige Masnur Manalu.
“Ketika itu saya membela anak-anak, soalnya kan nasi bungkus itu sama kami diserahkan dana khirnya dimakan. Kami ketika itu sempat ribut dengan ibu Masnur Manalu dan dia sempat menampar bahu saya, namun saat itu tidak saya hiraukan, namun saya tersinggung,” kata Rosalinda Siagian.
Ibu Rosalinda yang sudah menjanda ini menerangkan, berawal dari situ, besoknya, Senin (18/8) siswa-siswa peserta Marcing Band yang dilarang memakan nasi bungkus itu, tidak terima dimarah-marahi, apalagi disiruh nasi yang dimakan itu dikeluarkan dari mulutnya, sehingga siswa berinisitatif untuk membayar nasi bungkus tersebut ke pada Kepala Sekolah.
“Sekitar 20 orang siswa menjumpai Kepala Sekolah guna untuk mengklarifikasi sekaligus untuk membayar uang nasi bungkus yang sempat mereka makan di acara HUT RI di lapangan Sisingamangaraja Balige itu,” terang Rosalinda Siagian yang tinggal di Kelurahan Napitupulu Dolok Tolong Balige ini.
Pendek cerita, sambung ibu guru yang sudah mengabdi selama 12 tahun di SMA N 1 Balige ini, antara dia dengan istri Kepala Sekolah SMA N 1 Balige Masnur Manalu terjadi pertengkaran mulut dan caci memaki.
“Namun secara tiba-tiba saya dipukul Sarwedi Siahaan (anak Kepala Sekolah SMA N 1 Balige) dari belakang sampai tiga kali. Dia juga saya lihat memukul anak saya (Kristin Eben Ezer Simanjuntak) hingga lebam-lebam,” ujar ibu 51 tahun ini, seraya mengatakan banyak siswa yang menyaksikan kejadian itu.
Tidak terima dengan pemukulan tersebut, Rosalinda Sigaian dengan didampingi belasan orang siswa-siswanya, langsung mengadu dan melapor ke Polsek Balige.
“Saya sudah resmi melaporkan penganiayaan yang saya alami ini kePolsek Balige sekitar pukul 14.00 WIB dengan disaksikan oleh siswa-siswa. Saat itu juga saya sudah di BAP dan sudah divisum,” ujar guru bidang studi Bahasa Perancis ini.
Namun sambung Rosalinda, dia sangat menyayayngkan sikap dari Kepala Sekolahnya tersebut yang bertindak tidak bijaksana dalam menyikapi persoalan masalah nasi bungkus tersebut sehingga kejadian pemukulan itu terjadi.
Kepala Sekolah SMA N 1 Balige Makmur Siahaan ketika dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (19/8)diruangannya mengakui peristiwa pemukulan itu dan diamengatakan sangat menyesalkan kejadian itu dan hendak berdamai dengan Rosalinda Siagian, walaupun tanggapan dan pernyataan nya sedikit membela anak dan istrinya tersebut.
Sejum lah siswi SMA N 1 Balige, ketika dikonfirmasi di lokasi Dinas Pendidikan mengakui kejadian pemukulan terhadap guru mereka Rosalinda Siagian. Bahkan mereka membantah isu yang dilemparkan yang menyatakan mereka ketika itu diarahkan atau diperintahkan Rosalinda Siagian supaya mendemo Kepala Sekolah terkait aksi klarifikasi dan mau mengganti uang nasi bungkus yang mereka makan tersebut.
“Kami ketika itu ada sekitar 20 orang menjumpai Kepala Sekolah dengan tujuan meminta klarifikasi dan mengganti uang nasi bungkus yang sempat kami makan di tanah Lapang itu. Karena kami tidak terima dimarah-marahi dan memuntahkan makanan yang sempat kami makan,” kata siswi TM, dan WH yang enggan namanya dipublikasikan.