Ritual Pengusiran Begu Ganjang di Hutabayuraja Temukan Benang Benalu dan Tengkorak Bayi
Foto: Ilustrasi Tengkorak Bayi Manusia
Simalungun - Proses ritual pengusiran begu ganjang (sosok hantu yang ditakuti di kalangan orang Batak) di Huta (Dusun) Meriah Jambu, Nagori Pokan Baru, Kecamatan Hutabayuraja, Kabupaten Simalungun, ternyata berlanjut hingga Selasa dini hari (3/5/2016) sekira pukul 01.30 WIB.
Sebelumnya, Senin siang (2/5/2016) sekira pukul 12.00 WIB juga telah dilakukan ritual yang sama.
Ritual yang digelar Selasa dini hari itu dilaksanakan di depan rumah marga Simajuntak. Atau persis berhadapan di depan rumah yang diduga memelihara begu ganjang. Ternyata sesudah dilakukan acara ritual itu ditemukan hal - hal yang aneh berupa benang benalu dan tengkorak bayi kecil.
Menurut pengakuan sejumlah warga, jika ada beberapa orang yang meninggal dengan tidak cara wajar di daerah mereka. Hal ini membuat para warga sepakat menggelar ritual pengusiran, agar kampung mereka bersih dari begu ganjang. “Begu ganjang itu sudah banyak memakan korban, makanya kami melakukan acara ritual supaya diusir dari kampung kami ini,” ungkap salah seorang warga yang tidak mau disebut namanya.
Sementara itu, Kapolres Simalungun, AKBP Yofie Girianto Putro saat dikonfirmasi, Selasa (3/5/2016) sekira pukul 09.16 WIB, mengaku tak mnegetahui adanya proses ritual pengusiran begu ganjang di wilayah hukum yang dipimpinnya. “Konfirmasi saja sama Kapolsek Tanah Jawa,” ungkap Yofie.
Warga Hutabayuraja Gelar Ritual Pengusiran Begu Ganjang
Suasana proses ritual pengusiran begu ganjang di Kecamatan Hutabayuraja. (foto : Frengki Silitonga)
Seribuan warga menyaksikan acara ritual pengusiran begu ganjang (sosok hantu yang ditakuti di kalangan orang Batak) di Huta (Dusun) Meriah Jambu, Nagori Pokan Baru, Kecamatan Hutabayuraja, Kabupaten Simalungun, Senin (2/5/2016).
Acara ritual dilaksanakan di depan rumah marga Tambunan atas kesepakatan 150 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari tiga Serikat Tolong Menolong (STM). Ritual ini dibebankan biaya sebesar Rp150 ribu per KK.
“Tujuan ritual ini guna mengusir begu ganjang karena di Huta Meriah Jambu sudah banyak warga yang meninggal sebelumnya secara tidak wajar,” kata sejumlah warga yang tidak mau disebutkan namanya.
Kondisi ini membuat warga resah dan khawatir atau merasa tak nyaman. Walaupun kutipan biaya yang dibebankan dinilai memberatkan dengan kondisi ekonomi saat ini, warga tak mempermasalahkan. Namun yang terpenting daerah mereka bebas dari adanya pengaruh begu ganjang.
Proses ritual yang digelar mulai pukul 12.00 WIB ini, pihak panitia mengundang seorang paranormal berinisial Boru S dari Huta Embong, Simpang Sigodang, Kabupaten Simalungun.
Dalam prosesi mencari keberadaan begu ganjang, sang paranormal melepaskan seekor kambing putih yang didesain dengan benang benalu warna putih merah digantungkan di leher hewan tersebut. Sementara bagian badan kambing dibalut kain hitam dan diikat kain putih.
Selanjutnya kambing itu disembelih. Paranormal lalu bergerak berjalan mencari keberadaan begu ganjang itu, dan akhirnya berhenti di salah satu rumah yang sudah lama tak berpenghuni.
Kemudian paranormal itu mendapatkan sesuatu berupa boneka ukuran kecil dan memiliki rambut. “Ini lah dia alat yang digunakan untuk membunuh warga yang sudah tiada,” sebut paranormal disambut gembira para warga.
Sejumlah personil Polsek Tanah Jawa dikerahkan untuk melakukan pengamanan selama berlangsungnya ritual tersebut.
Namun proses ritual ini juga dikiritik warga lainnnya dan menilai sebuah kemunduran . “Kita ini mundur beribu langkah dari sudut keimanan . Ini karena kita gak percaya dan yakin pada Tuhan, melainkan paranormal,” sebut salah satu warga bermarga Gultom.
Sumber Hetanews.com