Cari Dukungan Orang Batak dengan Mangulosi, Agus Yudhoyono Banjir Kritik dan Cibiran
Aksi salah satu calon gubernur DKI Agus Yudhoyono dalam mencari dukungan komunitas orang Batak dengan cara prosesi "Mangulosi" dari komunitas Tapanuli Bagian Selatan (Tapsel) mendapat cibiran dan kritikan pedas dari komunitas media sosial orang Batak. Para pengamat politik menganggap bahwa strategi Agus dalam mencari dukungan dan simpatik masyarakat Batak kali ini dianggap blunder.
Hal yang menjadi perbincangan hangat adalah prosesi dan tatacara Mangulosi yang dianggap salah oleh para pengamat dan tokoh-tokoh budaya Batak. Hal ini diamati dari cara komunitas Tapsel memberi ulos secara individu, masing-masing kepada Agus dan Anisa.
Pada umumnya, Mangulosi adalah membentangkan ulos dan meletakkannya di bahu kedua pasangan yang diulosi dengan mengucapkan sepatah dua patah kata berkat yang diawali dengan menjelaskan ulos yang dibawa serta memperkenalkan diri kepada pasangan yang diulosi dengan para hadirin serta menerangkan kekerabatan lalu mengucapkan kata petuah dan beberapa umpasa.
Ulos merupakan simbol sosial adat masyarakat batak, yang dianggap secara mampu mengikat jiwa pasangan penerima ulos, atau sering disebut rahut-rahut ni tondi. Dalam foto terkait jelas perbandingan seperti apa cara Mangulosi yang umum terjadi pada adat istiadat Batak. Hal ini memicu anggapan bahwa Agus hanya sekadar cari suara tanpa ada niat baik untuk belajar dan peduli dengan Adat Batak.
Prosesi yang terdokumentasi dari foto ini semakin menuai reaksi negatif dari para orang Batak setelah sebelumnya banyak masyarakat Batak menganggap Agus cuma 'pencitraan' dengan terang-terangan menyatakan butuh dukungan orang Batak dengan cara mempublikasi bahwa istrinya "Annisa Pohan" merupakan boru Batak bermarga "Pohan".
Sejauh ini belum ada jawaban dan penjelasan dari komunitas Tapanuli selatan mengenai tatacara mangulosi yang diberikan kepada Agus dan Annisa.
Penulis Walker. S