Kronologi Tewasnya Bocah SD Aldi Sibarani Oleh Ayahnya Sendiri
Misteri kematian Aldi Sibarani (10), yang jasadnya ditemukan di Desa Aeklung, Kec Dolok Sanggul, Humbang Hasundutan (Humbahas) Jumat (17/2) lalu terungkap sudah. Aldi ternyata tewas setelah dianiaya ayahnya sendiri, Mangasa Sibarani.
Mangasa sudah diamankan sejak Senin (20/2) dan ditetapkan sebagai tersangka esok harinya. Sementara, Aldi diyakini sudah meregang nyawa sejak Minggu (12/2) atau lima hari sebelum mayatnya ditemukan.
Kapolres Humbahas AKBP Nicholas Lilipaly menjelaskan, pelaku kesal dengan anaknya yang disuruh membeli rokok ke warung, namun tak kunjung pulang.
“Saat itu korban diyakini pelaku sempat bermain-main dengan temannya hingga tak kunjung pulang,” kata Nicholas dalam siaran persnya di Mako Polres Humbang, Rabu (22/2) pagi.
Kemudian, kata Nicholas, pelaku bersama anak bungsunya menyusul ke warung tempat korban membeli rokok dengan mengendarai sepeda motor yang dipinjam dari tetangga.
“Saat itu pelaku tidak menemukan anaknya, sementara pemilik warung mengaku jika korban telah pulang dan membawa rokok yang dibeli,” ujar Nicholas.
Setelah pelaku pulang dan mengembalikan sepeda motor tetangganya, pelaku bersama anak bungsunya mencari Aldi dengan menggunakan angkotnya.
Saat di tengah jalan sekira 500 meter dari rumahnya, pelaku menyakini Aldi bersembunyi di semak pinggir jalan. Namun saat angkot pelaku melintas, tiba-tiba Aldi keluar dari semak-semak dan sempat terserempet angkot bapaknya.
Lokasi itu sepi dari pemukiman warga. Pelaku kemudian memarkirkan angkotnya dan pergi ke belakang angkot dan mendapati jika ternyata itu adalah anaknya.
“Pelaku lalu bertanya kenapa korban tak kunjung pulang, saat itu pelaku sudah emosi ditambah beban pikiran kecemburuan terhadap istrinya,” ujarnya.
Pelaku lalu meninju kepala dan mencekik leher korban hingga beberapa kali dan korban akhirnya tersungkur dan duduk tersandar ke bagian belakang angkot.
Lalu apa yang terjadi?
Belum puas, pelaku lalu membenturkan kepala korban ke bagian bumper mobil yang terbuat dari besi. “Pelaku masih terus menendangi bagian perut korban,” ujarnya.
Usai menendang perut korban beberapa kali, pelaku lalu tersadar dan buru-buru membawa korban ke Pos Kesdes, sekira 300 meter dari lokasi.
Sampai di Pos Kesdes, pelaku lalu memutar angkotnya dan berniat menurunkan korban.
“Namun saat masih di dalam angkot, pelaku memegang nadi korban dan tidak merasakan denyut nadinya lagi,” ujarnya.
Curiga jika anaknya sudah meninggal, pelaku lalu membakar rokok yang dibeli anaknya dan menyulut api rokok itu ke tangan kanan dan kiri korban. Namun, saat itu, korban tak lagi bereaksi.
Pelaku yang yakin jika anaknya sudah meninggal lalu panik. Dia kemudian menggendong korban di depan sementara anak bungsunya digendong di belakang.
“Pelaku lalu membawa korban ke semak-semak dan menyembunyikan korban di semak sekira 200 meter dari pemukiman warga,” ujarnya.
Dikutip dari batakgaul.com