Mencari Jejak Makam Dan Jasad Putri Lopian Sinambela Boru Kesayangan SMR XII
Konon menurut cerita yang beredar si masyarakat Batak, katanya Putri Lopian itu tomboy. Tetapi, dia adalah putri kesayangan Sisingamangaraja XII. Karena itu pula, dia ikut berperang bersama ayahnya. Tapi tahukan dongan-dongan sekalian bahwa makam putri Lopian yang sekarang hanya bersifat simbolis saja. Dalam arti, tidak ada jazad atau tulang belulang yang disimpan di dalam makam tersebut.
Dulu, beberapa kali roh si Lopian merasuk ke dalam diri orang tertentu, orang itu trance, kesurupan. Sejak kami memindahkan saring-saring (tulang belulang) Sisingamangaraja XII ke Soposurung, Balige. Suara orang kesurupan itu berkata, “Pasombuon muna do holan ahu di tombak i,” katanya, yang berarti ”Tegakah kalian membiarkan aku sendiri di hutan itu?" Pertanyaan yang menyetuh perasaan itu ada hubungannya dengan kenyataan bahwa semua keturunanan Sisingamangaraja XII yang meninggal di pembuangan baik di Kudus, di Bogor, sudah kami satukan di makam keluarga, persis di belakang Tugu Sisingamangaraja XII di Balige. Oleh karena itu, kami pergi ke Dairi, ke Sindias, untuk mengambil tulang-belulang Lopian.
Tetapi, ’kan sudah tidak mungkin lagi diambil! Karena, konon, dia juga ditenggelamkan oleh musuh ke dalam sugai Sibulbulon dan ditimbun dengan tanah. Kami hanya mengambil secara simbolis, hanya segumpal tanah untuk dibawa ke Soposurung. Sejak itu tidak pernah lagi ada orang trance, kemasukan roh boru Lopian.
Saat pengambilan, kami juga mendapat ancaman dari bupati dan masyarakat setempat. Mereka tidak mau kuburuan Lopian dipindahkan. “Sampe adong do istilah tikkini si harungguan ikkon seketton nami angka namancoba mambuat i. ([Kalau di masa penjajahan] kami akan potong jika ada orang yang mencoba mengambil kuburan Lopian).
Makam Putri Lopian Sinambela di Parlilitan
” Setelah kita berikan pengertian, mereka minta kami untuk mangulosi mereka. Ada 43 marga yang harus diulosi. Sebenarnya, mereka mau meminta agar perjuangan Sisingamangaraja XII di Dairi tidak boleh dilupakan. Saya jawab, bukan kami yang menentukan.
Tetapi, keluarga tidak keberatan kalau ada masyarakat yang meminta agar Lopian tetap di Dairi. Waktu rombongan yang membawa sejemput tanah dari Dairi ke Balige, aparat di Dolok Sanggul menghadang. Mereka tidak mau Lopian dibawa ke Balige. Namun, karena mobil yang digunakan mengangkut sejemput tanah tadi berbeda dengan mobil yang ditumpangi keluarga, maka loloslah mobil yang membawa sejemput tanah tadi.
Putri Lopian Sang Srikandi Batak
Seorang gadis belia yang ikut berjuang dan berkorban melawan penjajah Belanda, gugur dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907 di Aek Sibulbulon Pearaja Dairi, di adalah Putri Lopian.
Ayahandanya Raja Sisingamangaraja XII, saudaranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi gugur bersama pejuang lainnya dalam pertempuran tersebut.
Lopian adalah anak ke-3 yang dilahirkan oleh ibunda Boru Sahala, lahir di Pearaja Dairi desa Sionomhudon yaitu ibukota perjuangan Raja Sisingamangaraja XII setelah Bakkara dan Lintong. Disinilah Lopian tumbuh menjadi dewasa dan tumbuh berjiwa pejuang karena sehari-hari bergaul dengan pejuang termasuk Teuku Nyak Bantal dan Teuku Muhammad Ben, para panglima dari Aceh.
Pada awal tahun 1907 pasukan Belanda mulai mendekati Pearaja Dairi karena Raja Sisingamangaraja XII bertekad mempertahankan Pearaja Dairi maka seluruh keluarga kaum wanita dan anak-anak harus menyingkir dari daerah itu, tetapi Lopian yang pada waktu itu anak gadis berusia 17 tahun tidak mau ikut menyingkir karena ia berkeras hati tetap harus ikut berperang melawan penjajah Belanda.
Dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907 di Aek Sibulbulon Pearaja Dairi seluruh pejuang yang berpantang menyerah itu gugur karena jumlah dan persenjataan yang tidak sebanding dengan pasukan Belanda.
Oleh pasukan Belanda, jenazah Raja Sisingamangaraja XII, jenazah putranya Raja Patuan Nagari dan Raja Patuan Anggi dibawa melalui Tele ke Balige dan kemudian dikuburkan di Tarutung.
Sedang jenazah Lopian Boru Sinambela ditinggalkan dengan ditimbun dalam jurang bersama panglima dari Aceh.
Dan tinggallah Lopian di hutan Pearaja Dairi