Cari

Masa Sih Produser Dan Artis Batak Merusak Bahasa Batak!

Posted 02-06-2017 10:16  » Team Tobatabo
Foto Caption: Tongam Sirait Artis Batak

Jika kita perhatikan teks lagu-lagu Batak dalam Video Compact Disc (VCD) dan lembar lirik kaset yang beredar luas di masyarakat, ada satu hal yang hampir merata ditemukan, yaitu “kesalahan” penulisan kata-kata lirik lagu.

Seakan terluput dari perhatian, kesalahan demi kesalahan terulang baik dalam VCD /kaset lama maupun yang baru dirilis ke pasar.

Kalau kita lebih telisik dengan teliti, sangat mencengangkan hampir 90 % dari VCD/kaset yang beredar melakukan kesalahan pengejaan kata. Artinya, tidak sesuai dengan pengetikan kata dalam Tata Bahasa Batak yang baik dan benar.

Belum lagi, masih ditemukannya kesalahan fatal, seperti ketidaktepatan pengetikan kata, baik yang masih dapat tertangkap maknanya, maupun yang bias tanpa makna bahkan makna baru yang tidak sesuai dengan lirik lagu yang diartikulasikan oleh si penyanyi.

Berbagai contoh yang dapat dikemukakan antara lain, pengetikan “ng” menjadi “k”, misalnya ; rongkap dituliskan rokkap, tangkup tertulis takkup, ambolonghon ditulis ambolokkon, angka ditulis akka; dangka, ditulis dakka, dengke, dituliskan dekke, dan juga menghilangkan bunyi konsonan seperti h dalam “ahu” menjadi “au” dll.

Kesalahan seperti ini sudah menjadi sesuatu yang lumrah diterima oleh konsumen, dimana penulisan dibuat sama dengan pelafalan (artikulasi). Hal yang lebih buruk lagi ditemuinya kesalahan pengetikan yang tidak hanya menyesuaikan dengan pelafalan.

Untuk sementara, saya simpulkan hal ini terjadi karena ketidak profesionalan, ketidak pedulian”produk asal jadi.

Namun, masih ada yang dapat dijadikan contoh. Lihat saja, produksi Vicky Sianipar feat Tongam Sirait dalam Album Nommensen, hampir tidak ditemui kesalahan. Artinya, dapat di pakai sebagai contoh oleh para produser dan artis lain.

Belajar dari hal yang benar, akan lebih baik dari pada meneruskan kesalahan yang sama berulang-ulang.

Lebih jauh, kalau mau mencari referensi pola penulisan Bahasa Batak yang baik dan benar serta mudah di akses, dapat saja menggunakan Bibel dan Buku Ende yang di release oleh berbagai gereja Batak.

Jika kondisi seperti ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin suatu saat, generasi Batak akan menerima kesalahan yang tersosialisasi sedemikian rupa melalui lirik VCD/kaset lagu Batak, menjadi sesuatu yang tidak perlu dipersoalkan lagi dan bahkan menjadi penulisan baku yang baru yang sama sekali tidak benar.

Lalu, apa yang mau kita katakan terhadap fenomena ini? Sebagai, suku bangsa yang menghargai bahasanya, dan tidak mau kehilangan tata bahasa Batak yang sesunguhnya, maka seluruh elemen Batak, memiliki kewajiban untuk mengembalikan pola penulisan Bahasa Batak sesuai dengan kaidah yang benar.

Salah satu upaya tentu meminta tanggungjawab para produser VCD/kaset Lagu Batak, untuk tidak mengulangi dan meneruskan kesalahan-kesalahan dalam penulisan lirik lagu Batak, sehingga tidak menjadi sebuah gelombang perusakan Bahasa Batak di kemudian hari.

Tentu, selain meminta pertanggungjawaban terhadap kesalahan-kesalahan yang sudah terpublikasi, juga perlu menyerukan agar konsumen, pembeli VCD/kaset lagu Batak untuk tidak membeli produksi VCD/kaset yang liriknya dibuat secara sembarangan dan asal-asalan.

Kalau kita tidak mau menjadi pihak yang ikut membantu percepatan perusakan Bahasa Batak itu sendiri.

Save and Conserve Batak Language, sekarang juga. HORAS

Dikutip dari Simanjuntak.or.id