Humor dan Lawak Batak Bohay
Semenjak mangalap boru sileban, baru di tahun ini Sarpan bisa membawa serta pulang ke Kampung halamannya Susahdowaty istrinya, dan akan berencana Manggarar Adat.
Tepat di hari yang telah ditentukan, para Raja Adat, Raja Parhata dan Penetua lain sudah berkumpul di rumah Amang ni Sarpan untuk mempersiapkan acara Ulaon Na Gok.
Disela-sela pembicaraan antara Penetua Adat dan yang dituakan, Susahdowaty turut membantu menyediakan minuman dan makanan para Undangan. Dan tiba-tiba dia mendengar para Raja Parhata saling sahut-sahutan dengan suara yang sangat keras-keras, maklum di kampungnya Jawa Tengah sana, jarang terjadi.
Raja Dongan Sahuta: "Santabi di Loloan situan Natorop, mangido partingkian hami Raja nami, ala sahat tikki on Raja Parsinabung ni Hauhuton BOLON dang ro dope ala adong Ulaon Pangarapotion. Santabi jabuon, ala naung di alap Tuhanta Amang Guru Hurianta."
Raja Na Ro: "Bah ...Bohayyyyy...
Spontan
Mendengar kata "bohai" itu alangkah terkejutnya Susahdowaty, karena kebetulan Raja Naro melontarkannya saat dia sedang memberi Kopi di hadapan si Raja Parhata. Spontan Susahdowaty meninggalkan tempat itu dengan wajah memerah dan hampir saja Kopi tumpah ke kaki si Raja Naro yang sedang duduk bersila.
Melihat itu. Sarpan buru-buru menemui istrinya ke Kamar.
Sarpan: "Ada apa Mami ku, kau tak bisa begitu di muka keluargaku?"
Susahdowaty: "Muka loe tak apa-apa, masak aku di bilang Bohay!"
Dengan tertawa Sarpan menjelaskan ke istrinya.
Sarpan: "Oooooo... itu... bukan Bohayy maksudnya,, tapi Ohhh ya,,,?' kata Sarpan sambil memeluk istrinya yang memang Bohayyy.