Cari

Bayi Debora Meninggal, RS Mitra Keluarga Jawab soal Uang Muka

Posted 10-09-2017 14:21  » Team Tobatabo

Jakarta - Cerita meninggalnya bayi Debora (4 bulan) menjadi perhatian publik. RS Mitra Keluarga Kalideres menepis kabar pihaknya tak mau merawat Debora karena kurangnya uang muka.

"Ibu pasien mengurus di bagian administrasi, dijelaskan oleh petugas tentang biaya rawat inap ruang khusus ICU, tetapi ibu pasien menyatakan keberatan mengingat kondisi keuangan," demikian penggalan rilis media RS Mitra Keluarga soal bayi Debora yang dikutip detikcom dari situs mitrakeluarga.com, Sabtu (9/9/2017).

Versi RS Mitra Keluarga, Henny (ibunda bayi Debora), lalu ke IGD. Dokter di IGD kemudian menanyakan kepesertaan BPJS kepada Henny, yang menyatakan punya BPJS. Lalu dokter menawarkan kepada Henny untuk dibantu dirujuk ke RS yang bekerja sama dengan BPJS. Henny setuju. 

"Dokter membuat surat rujukan dan kemudian pihak RS berusaha menghubungi beberapa RS yang merupakan mitra BPJS. Dalam proses pencarian RS tersebut, baik keluarga pasien maupun pihak RS kesulitan mendapatkan tempat. Akhirnya jam 09.15 keluarga mendapatkan tempat di salah satu RS yang bekerja sama dengan BPJS. Dokter RS tersebut menelpon dokter kami menanyakan kondisi pasien. Sementara berkomunikasi antar dokter, perawat yang menjaga dan me-monitoring pasien memberitahukan kepada dokter bahwa kondisi pasien tiba-tiba memburuk," bunyi pernyataan lanjutan RS Mitra Keluarga.

"Dokter segera melakukan pertolongan kepada pasien. Setelah melakukan resusitasi jantung paru selama 20 menit, segala upaya yang dilakukan tidak dapat menyelamatkan nyawa pasien," lanjutan pernyataan tersebut.

Cerita dari RS Mitra Keluarga berbeda dengan keterangan dari kerabat Ibu Henny, Birgaldo Sinaga. Birgaldo mengatakan keluarga Henny sudah mau membayar, meski uangnya kurang. Birgaldo juga menegaskan yang mencari rumah sakit rujukan adalah Henny, bukan rumah sakit.

"Ibu Henny teleponan sama dokter di RS Koja. Jadi dokter Irfan RS Mitrateleponan sama dokter RS Koja pakai teleponnya Ibu Henny. Saat mau dievakuasi begitu, nyawanya tidak bisa diselamatkan. Enam jam sudah bayi mungil itu sesak napas," ujar Birgaldo.

Dikutip dari Detik.com