Temukan Kampas Rem Organik, Empat Mahasiswa USU Raih Medali Emas Ajang SVIIF 2018 di Amerika Serikat
Indonesia patut berbangga memiliki generasi muda yang kreatif dan inovatif.
Pasalnya empat mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) berhasil meraih medali emas dalam lomba penemuan di Sillicon Valley International Invention Festival (SVIIF) 2018 di Amerika Serikat.
Empat mahasiswa USU itu ialah Azwin Harfansah Nasution, mahasiswa jurusan Teknik Kimia 2014, Andika Pratama jurusan Fisika 2015, Winelda Mahfud Zaidan Haris dari Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2015, dan Wahid Nurhayat, jurusan Kimia Ekstensi angkatan 2017. Mereka tidak hanya mewakili USU, tapi juga termasuk dalam delegasi Indonesia yang hadir dalam kompetisi bergengsi tersebut.
"SVIIF merupakan sebuah ajang untuk mempublikasikan penemuan-penemuan dari seluruh dunia. SVIIF yang kami hadiri kemaren, berlangsung di San Fransisco, California, Amerika Serikat, mulai dari 2 hingga 4 Juli 2018," ujar Winelda, Rabu (25/7/2018) di USU.
Ia menambahkan dalam acara itu, dihadiri oleh 84 negara dan 217 tim. Para peserta dituntut untuk memamerkan sejumlah produk penemuan atau inovasi dikembangkan dan akan disaksikan langsung para pengusaha maupun perwakilan industri ternama di dunia.
"Ajang SVIIF diselenggarakan oleh dua organisasi, yakni International Federation of Inventors’ Associations (IFIA) dan Korea Invention Promotion Assosiation (KIPA)," tambahnya.
Winelda mengatakan dalam kegiatan tersebut, pihaknya menampilkan penemuan berupa kampas rem organik dengan menggunakan limbah kulit kemiri. "Inovasi yang kami buat ini bukan untuk skala lomba saja tapi juga kedepannya jadi startup," jelasnya.
Ia menuturkan kampas digunakan pada motor dan kendaraan roda empat untuk pengereman, kampas res guna mengurangi kecepatan dari suatu kendaraan. Biasa terbuat dari asbestos sebagai bahan utamanya, namun penghirupan dari beberapa jenis fiber asbestos dapat menyebabkan berbagai penyakit
termasuk kanker dan oleh karena itu kebanyakan penggunaan asbestos telah dilarang di banyak negara.
"Kami hadir untuk menghentikan material tersebut, dengan menggunakan limbah kulit kemiri, bisa mengurangi penyakit dan harganya lebih murah," ungkap Winelda.
"Kedepannya akan dibangun pabrik mini yang memang tidak hanya digunakan untuk kami, tapi juga untuk inovator-inovator di USU," tambahnya.
Winelda mengatakan UI (Univesitas Indonesia), ITB (Institut Teknologi Bandung) sudah punya startup-start up. Ia berharap USU juga memiliki perusahaan yang bisa dibanggakan tidak hanya skala lokal, nasional tapi juga internasional.
"Kadang-kadang bermimpi itu tidak hanya cukup diucapkan atau hanya diangan-angankan tapi sama seperti motto dari komunitas kami Schneider Team USU itu adalah Imagine In Reality, kita masih muda, kita masih banyak impian, ya kalau impian tidak dibuat realita sama saja bohong. Harapannya juga tidak hanya kami yang berinovasi tapi juga seluruh anak muda dimanapun dan kapanpun," tutupnya.