Tobatabo
 
Posted 12-10-2018 14:49  » Team Tobatabo

Bupati Dukung OTAROSE Sejahterakan Seniman Pencipta Lagu Karo

 
Foto Caption: Bupati Karo Terkelin (tengah), dukung OTAROSE sejahterakan seniman pencipta lagu Karo.

KARO - Para seniman pencipta lagu karo sepakat mendirikan Organisasi Pencipta Lagu Karo se-Indonesia (OTAROSE). Tujuannya untuk melindungi hasil karya sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup seniman.

Ketua OTAROSE, Ersada Sembiring, menyampaikan kepada wartawan, berdasarkan data yang diperoleh ada seratusan pencipta lagu karo di Indonesia.

"Ada seratusan lebih pencipta lagu karo. Dan saat ini sudah ada bergabung masuk anggota OTAROSE sekitar 50 orang," kata Ersada pencipta lagu Ueken Kena, di Medan, Jumat (12/10/2018).

Dijelaskan, terbentuknya wadah OTAROSE ini, didukung oleh Bupati Karo, Terkelin Brahmana. Buktinya, kedatangan para pengurus OTAROSE langsung disambut hangat Bupati Karo di ruang kerjanya, Kamis (11/10/2018) kemarin.

Dalam pertemuan itu, kata Ketua OTAROSE, dirinya didampingi Sekretaris Jova Elke Tarigan Silangit, Pinta Bangun, Aris Ginting, Arsyad Sembiring, Thomson Manik, Darius Sembiring, Eso Pandia, Rachmat Barus, dan Bastanta Purba.

Hal senada disampaikan Sekretaris OTAROSE, Jova Elke Tarigan Silangit, bahwa salah satu program kerja organisasi adalah untuk melindungi hak karya cipta lagu seniman karo dan meningkatkan kesejahteraan hidup para seniman.

“Sudah lama kami ini merasa terzolimi, kenapa saya katakan demikian, karena selama ini kami belum mengerti apa saja hak kami sebagai pencipta lagu. Termasuk untuk menerima royalti pencipta lagu saja masih banyak di antara kami belum paham,” tutur Jova.

Dijelaskan, dirinya beserta rekannya mengaku harga cipta lagu mereka selama ini dibayar rendah oleh para produser.

“Lagu yang kami ciptakan hanya dihargai senilai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Sementara kalau penyanyi atau perkolong-kolong bisa mendapatkan uang Rp2,5 juta sekali tampil, sementara yang dia nyanyikan lagu ciptaan kami, kalau enggak ada lagu apa yang dinyanyikan para biduan,” ungkap Jova.

Dikatakan, pihaknya ingin ke depan hari buah karya seniman Karo dihargai tidak seperti selama ini.

Lagu-lagu yang disiarkan melalui televisi dan radio serta dinyanyikan di tempat-tempat hiburan malah pihak lain yang mendapat keuntungannya.

“Sementara kami pencipta lagu tidak mendapat apa-apa dalam berkarya. Hanya segelintir orang yang memperoleh royalti itu, alangkah baiknya kalau seniman karo yang langsung manerima hak royaltinya melalui wadah organisasi kami OTAROSE,” tegas Jova.

Untuk itu, pihaknya mengaku sangat membutuhkan dukungan dari Bupati Karo dalam mengembangkan organisasi OTAROSE agar seniman lebih semangat lagi berkarya demi mengharumkan budaya Karo.

Sebelumnya, menyahuti Pengurus OTAROSE, Bupati Karo Terkelin Brahmana, menyarankan supaya OTAROSE menginventarisir pencipta-pencipta lagu karo di seluruh Indonesia. Terdatanya pencipta lagu, dengan sendirinya sebagian besar lagu karo akan diketahui siapa saja penciptanya.

Selanjutnya kata Bupati, dengan terbentuknya OTAROSE, segera lakukan konsolidasi untuk menyatukan presepsi.

“Kalian harus kompak dan bersatu, bentuk perwakilan-perwakilan di daerah lain. Lakukan kerja sama dengan pihak yang bisa membantu dan memajukan OTAROSE," kata Terkelin.

"Buat badan hukumnya dan daftarkan ke instasi terkait supaya legal, kalau perlu rekomendasi dari Pemkab Karo bisa kita bantu,” sambungnya.

Menyangkut kegiatan OTAROSE, lanjutnya fasilitas yang ada di Taman Mejuah-juah seperti open stage, gedung kesenian, pentas terbuka disarankan untuk dapat dipergunakan.

“Saya selaku Bupati siap mendukung kalian. Lakukan yang terbaik, supaya masyarakat dan wisatawan ramai datang menyaksikan acara-acara yang ditampilkan. Termasuk nanti kegiatan lomba cipta lagu karo yang direncanakan itu,” pungkas Terkelin.

Dikutip dari Tribun Medan