Cari

NASIB Warga Sumut di Nduga: Jasad Efrandi dan Jepry Teridentifikasi, Rikki Belum Diketahui

Posted 07-12-2018 17:45  » Team Tobatabo
Foto Caption: Mendiang Efrandi Hutagaol saat bertugas di Papua

JAKARTA - Tim ahli forensik merampungkan identifikasi 16 jasad korban penyerangan pembunuhan kelompok kriminal bersenjata ( KKB) di Puncak Kabo, yang tak jauh dari proyek pembangunan jembatan Jalan Trans Papua, di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Jumat (7/12/2018) 7 jenazah korban berhasil diidentifikasi. Sebelumnya 9 jasad telah berhasil diidentifikasi Kamis (6/12/2018).

Adapun identitas 16 jenazah tersebut antara lain :

7 jenazah yang baru diidentifikasi;

1. Efrandi Hutagaol (Pegawai PUPR)

2. Samuel Pakiding (Pegawai PT Istaka Karya)

3. Markus Allo (Pegawai PT Istaka Karya)

4. Dono Kondo (Pegawai PT Istaka Karya)

5. Anugrah (Pegawai PT Istaka Karya)

6. Emanuel (Pegawai PT Istaka Karya)

7. Danel Karre (Pegawai PT Istaka Karya)

Baca juga Mukjizat, Jimmi Aritonang Karyawan Istaka Karya Selamat dari Berondongan Peluru KKB

Sembilan jenazah yang sebelumnya sudah teridentifikasi

8. Agustinus (Karyawan PT Istaka Karya)

9. K Jepry Simaremare (Karyawan PT Istaka Karya)

10. Carly Fatrini (Karyawan PT Istaka Karya)

11. Alpianus M (Karyawan PT Istaka Karya)

12. Muhamad Agus (KaryawanPT Istaka Karya)

13. Fais Syaputra (Karyawan PT Istaka Karya)

14. Yosafat (Karyawan PT Istaka Karya)

15. Aris Usi (Karyawan PT Istaka Karya)

16. Yusron (KaryawanPT Istaka Karya)

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infanteri Muhamad Aidi mengungkapkan, 16 jenazah yang sudah dievakuasi ke Timika, berhasil dikenali identitasnya.

"16 jenazah yang sudah diidentifikasi, sebanyak 15 orang karyawan PT Istaka Karya dan 1 orang pegawai PUPR, yang dibunuh oleh kelompok separatis," tutur dia, Jumat (7/12/2018).

Baca juga Udar Fakta Kelompok Pembunuh 31 Pekerja di Papua, Sang Pemimpin hingga Terbunuhnya Personel TNI

Aidi menambahkan, dari data yang diterima ada 28 orang karyawan yang bekerja untuk pembangunan jembatan di Kali Yigi.

"Ada 7 orang selamat, 16 jenazah ditemukan dan 3 orang meninggal dunia masih dalam pencarian, serta 2 orang masih belum ditemukan,” kata dia.

Sebelum Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih merilis 28 karyawan Istaka Karya yang terlibat dalam pembangunan jembatan  jembatan Jalan Trans Papua, di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Berikut 28 nama pegawai PT Istaka Karya yang dirilis Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih;

Korban selamat:

1. Mathinus Sampe (25), asal Toraja

2. Ayub, asal Toraja

3. Jeprianto (25), asal Toraja

4. Jimmy Aritonang, asal Sumatera Utara

5. Jonny Arung (45), asal Sulawasi Selatan

6. Mathius Palinggih (53), asal Toraja

7. Tarkih, asal Papua

Dalam proses pencarian:

8. Efrendi Hutagaol (27), asal Sumatera Utara

9. Rikki Cardo Simanjuntak, asal Sumatera Utara

10. Anugrah (17), asal Toraja

11. Alpianus alis Nano (27), asal Toraja

12. Agustinus T (35), asal Toraja

13. Dino Kondo, asal Toraja

14. Carly Zatrino alias Calung (25), asal Toraja

15. Daniel Karre alias Dani, asal Toraja

16. Markus Allo, asal Toraja 17. Aris Usi, asal Toraja

18. Yusran, asal Toraja

19. Yousafat, asal Toraja

20. Petrus Ramli, asal Toraja

21. Simon Tandi, asal Kalimantan Timur

22. Samuel Pakiding, asal Kalimantan Timur

23. Muh Agus (25), asal Gowa

24. Fais Syahputra, asal Makassar

25. M. Ali Akbar, asal Makassar

26. Hardi Ali, asal Makassar

27. Emanuel Beli Naiekteas Bano, asal NTT

28. Jepri Simare-Mare, asal Tebing Tinggi

Dua jasad warga Sumut atas nama Efrandi Hutagaol (Pegawai PUPR) dan K Jepry Simaremare (Karyawan PT Istaka Karya).

Dengan demikian, keberadaan Rikki Cardo Simanjuntak belum diketahui.

Ucapan belasungkawa terhadap pahlawan Jalan Trans Papua, Efrandi Hutagaol (29) mengalir di media sosial, khususnya di kalangan pegawai Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XVIII Papua. Efrandi Hutagaol (29) adalah pegawai BBPJN Wilayah XVIII Papua yang menjadi salah satu korban di antara 16

orang yang ditemukan tewas dalam pembantaian oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Puncak Kabo, Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi Kabupaten Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018).

Efrandi Hutagaol diketahui meninggal dunia setelah aparat keamanan berhasil mengevakuasi jenazahnya dari Distrik Mbua ke Timika, Kabupaten Mimika, bersama dengan 6 jenazah lainnya, Jumat (7/12/2018) pagi.

"Memang benar salah satu kantong jenazah yang tadi pagi di evakuasi berisi Efrandi Hutagaol, yang merupakan staf di BBPJN Papua," ungkap Kepala Satuan Kerja (Satket) Pembangunan Jalan Nasional (PJN) Wilayah IV Papua yang berbasis di Wamena, Togap Hariyanto Manik ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Jumat (7/12/2018) siang.

Togap Manik menjelaskan, Efrandi Hutagaol merupakan pegawai lapangan yang dapat diandalkan, khususnya dalam proyek pembangunan Jalan Trans Papua.

"Jadi memang dia belum kita angkat sebagai aparatur sipil negara (ASN), namun dia sudah bergabung dengan BBPJN Papua sekitar tujuh tahun. Selama bekerja almarhum tak kenal lelah dan juga tak pernah mengeluh, bahkan selalu siap bekerja di mana pun ditugaskan," ucapnya.

Togap Manik menambahkan, jenazah Efrandi Hutagaolselanjutnya akan diterbangkan ke Balige, Sumatra Utara, yang merupakan kampung halamannya.

"Saat ini kita tengah persiapkan keberangkatan jenazah ke kampung halamannya, bersama istrinya yang mendampingi jenazah di sini," kata Togap Manik sambil menceritakan Efrandi Hutagaol baru menikahi Okta Manik satu tahun lalu.

Bagi Togap Manik dan pegawai BBPJN Wilayah XVIII Papua, Efrandi Hutagaol adalah pahlawan pembangunan jalan Trans Papua, yang mulai dibangun sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Kita sangat berduka atas insiden ini. Efendi Hutagaol adalah pahlawan bagi kami. Pahlawan pembangunan Jalan Trans Papua," tutupnya.

Sedangkan satu lagi warga Sumut atas nama Jimmy Aritonang selamat (baca:Mukjizat, Jimmi Aritonang Karyawan Istaka Karya Selamat dari Berondongan Peluru KKB).

Sebelumnya Edison Simanjuntak, ayah Rikki Cardo Simanjuntak, asal Balige, Sumatera Utara, meratapi nasib anak mereka yang belum jelas kabarnya. 

Dalam sebuah unggahan di akun Facebook Fernando Marulak Natal Hutajulu, disebutkan bahwa keluarga Rikki dengan segala keterbatasan terus berusaha mendapatkan kabar tentang anaknya. 

Menurut Hutajulu, ayah Riki, Edison Simanjuntak, terus memanggil-manggil nama anaknya itu.

"Dimanakah engkau sekarang nak Rikki Kardo Simanjuntak ???"

"Itulah yang selalu terucap dari bibir beliau."

"Saudara Edison Simanjuntak ini adalah ayah kandung dari Rikki Simanjuntak salah satu yang tercatat namanya sebagai korban tragedi penembakan dan kebiadaban oleh TPNPB di Nduga ....."

"Dengan kemampuan terbatas, beliau dan keluarga mencoba mencari informasi keberadaan anak tersayangnya itu secara manual dengan menelpon sanak saudara dan teman sekerjanya si Rikki di sekitar papua serta serching di internet."

Karena hanya mengumpulkan informasi dari jarak jauh, kata Hutajulu, tidak sedikit informasi yang mereka terima membuat Edison Simanjuntak semakin resah dan gelisah karena ternyata info itu banyak yang tidak benar faktanya.

"Saat ini keadaan kesehatan abang ini semakin menurun karena tekanan pikirannya," tulis Hutajulu.

"Semogalah anak kami Rikki ini cepat ditemukan dengan keadaan selamat,, apalagi sudah 4 hari sejak mereka melarikan diri ke hutan di Papua sana bersama J Aritonang yg dikabarkan sudah selamat...."

"Dari keluarga dan orangtua J Aritonang (sesama pegawai PT Istaka) yg merupakan sama2 penduduk Balige, kami mendapat info bahwasanya Rikki Simanjuntak dan Hutagaol sempat bersama2 melarikan diri ke dalam hutan setelah insiden pembantaian 14 orang pekerja transpapua..."

"Tp karena mereka berfikir jika mereka bertiga yg MERUPAKAN WARGA SIPIL selalu berjalan bersama , mereka takut akan dibunuh semuanya oleh teroris OPM yg mengakibatkan tidak ada yang memberikan info ttg mereka ke kampung halaman di tanah Batak... Merekapun berpisah di tengah hutan untuk mencari keselamatan masing2...."

"Sampai saat ini keluarga masih menunggu kepastian informasi yang akurat akan keberadaan Rikki...."

"Pihak keluarga meminta kepada seluruh sahabat yang sangat mencintaiRikki dan keluarga agar membantu berdoa agar Rikki selamat... 
Serta memberikan info yg bisa dipercaya akan keberadaan si Rikki...."

"Karena fisik Orangtua Rikki saat ini keadaannya hampir down karena banyak info yg kadang memberikan angin segar tp tiba2 berhembus dan hilang.."

Dikutip dari Tribun Medan