Tobatabo
 
Posted 12-12-2018 11:09  » Team Tobatabo

Dianggap Pemecah Belah, Sandiaga Uno Diusir Pedagang dari Pasar Pagi Kota Pinang Sumut

 
Foto Caption: Poster para pedagang pasar tolak blusukan Sandiaga yang dianggap kerap bohong tentang harga di pasar naik

Beberapa kali Calon Wakil Presiden Sandiaga berkampanye di pasar-pasar untuk mendengar langsung aspirasi pedagang dan pembeli soal harga bahan pokok.

Hampir setiap kunjungannya disambut baik oleh pedagang, namun kali ini kunjungan Sandiaga mengunjungi Pasar Kota Pinang, Selasa (11/12) ditolak salah seorang pedagang yang memasang poster dengan tulisan tangan menolak kedatangan Sandiaga.

“Pak Sandiaga Uno Sejak Kecil Kami Sudah Bersahabat, Jangan Pisahkan Kami Gara-gara Pilpres Pulanglah!!!” tulisan dalam poster.

Sandiaga yang melihat poster itu tersenyum lebar. “Jadi saya pulang aja nih?” tanyanya.

“Pulang saja pak, kalau bapak suka berbohong harga naik, kenyataan disini harga-harga justru turun” teriak puluhan orang ibu-ibu pedagang yang sudah menantinya.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini pun memasuki lapak yang tergantung poster tersebut. Dia mencoba mencari orang yang memasangnya. Si pemasang poster bernama Drijon Sihotang.

“Bapak memasangnya sendiri? Kami sejak awal selalu ingin menciptakan kampanye yang sejuk, tidak memecah belah. Kampanye berpelukan Pak Drijon. Tidak ada upaya memecah belah,” terang Sandiaga sambil menjabat erat tangan Drijon dan meraih pundaknya.

Istri Drijon malah sempat nyeletuk.  “Kami tidak dibayar pak untuk pasang poster itu,” kata istrinya yang berjualan di sana.

Drijon menimpali, “Itu aspirasi kami, kami tidak ingin ada kebohongan mengenai harga-harga di pasar” kata Drijon.

Sandiaga pun terus melanjutkan langkahnya melihat kondisi pasar yang becek itu. Sandiaga berhenti di lapak ikan sale. Yusuf penjualnya mengaku dengan turunnya harga komoditas sawit dan karet yang menjadi pencarian utama masyarakat, menyebabkan daya beli turun.

Yusuf menjual ikan salenya satu kilogram seharga seratus ribu. Di sebelahnya Pak Buni Yamin punya nasib sama. Penjual tempe ini berharap pasarnya direvitalisasi dan harga kebutuhan pokok stabil, jangan naik turun seperti ini.

“Harga sayur turun pak dengan cuaca seperti ini. Tapi ada juga yang naik, seperti beras, telor dan bawang. Pasar juga kalau bisa diperbaiki pak. Kalau hujan banjir dan tergenang, seperti sekarang ini pak,” kata Buni Yamin.

“Insya Allah kami akan menampung aspirasi ini. Saya dan Pak Prabowo punya program harga-harga kebutuhan pokok stabil dan terjangkau, juga revitalisasi pasar. Kami akan buat pasar nyaman untuk pembeli dan pedagang. Sehingga transaksi berjalan dengan baik. Para pedagang pasar ikut sejahtera. Soal turunnya komoditas sawit, seharusnya pemerintah hadir untuk mempertahankan komoditas ini,” kata Sandiaga.