Cari

Pemerintah Siapkan Rp 20 Miliar Renovasi 40 Rumah Adat Gorga di Pangururan Samosir

Posted 30-07-2019 10:44  » Team Tobatabo
Foto Caption: Rumah Adat Batak di Samosir

SAMOSIR - Pemerintah pusat menyiapkan anggaran sekitar Rp 20 miliar untuk merenovasi sekitar 40 rumah adat gorga yang berada di Huta Raja, Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Program revitalisasi itu akan dilaksanakan pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Menurut Dirjen Cipta Karya Danis H Sumadilaga, revitalisasi ini dilaksanakan tak hanya untuk memperbaiki kondisi rumah yang sebagian besar sudah mulai rusak akibat telah dibangun ratusan tahun yang lalu, tetapi juga untuk mempertahankan aspek budaya yang ada di wilayah tersebut.

“Kita juga bisa mempertahankan heritage dari bangunan bangunan itu, dan juga kita dukung dengan fasilitas-fasilitas,” kata Danis saat berada di lokasi, Senin (29/7/2019).

Setidaknya, anggaran yang dibutuhkan untuk merevitalisasi sebuah rumah mencapai Rp 300 juta.

Selain itu, juga akan dilakukan penataan kawasan serta penggantian rumah warga yang telah beralih menjadi bangunan yang lebih modern.

Bangunan tersebut nantinya akan diganti dengan rumah gorga yang baru.

“Kalau tadi yang teridentifikasi dari informasi saja ada 40, nanti kita survei lagi. Tapi mungkin beberapa bangunan yang itu, tidak semua itu,” cetus Danis.

“Untuk anggaran kami hitung dulu. Kalau saya dari rumah ya dengan 40 gitu mungkin antara Rp 15 miliar hingga Rp 20 miliar,” imbuh dia.

Rencananya, revitalisasi ini akan melibatkan arsitek kawakan Yori Antar untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang ada.

Ia pun memastikan bahwa masyarakat akan mendapat keuntungan dari revitalisasi ini.

“Nanti rumah direhabilitasi jadi homestay, supaya ada income, jadi masyarakatnya ikut menikmati dampak pembangunan pariwisata,” kata Yori.

Alokasikan Rp 2,4 Triliun

Pemerintah berencana mengalokasikan anggaran Rp 2,4 triliun pada tahun depan untuk mengubah kawasan wisata Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) bertaraf internasional.

Anggaran ini meningkat bila dibandingkan dengan alokasi anggaran pada tahun ini yang hanya sekitar Rp 821,3 miliar.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, alokasi dana tersebut akan disebar untuk empat bidang yakni Sumber Daya Air (Rp 111,26 miliar), Bina Marga (Rp 1,01 triliun), Cipta Karya (Rp 879,86 miliar) dan Perumahan (Rp 422,11 miliar).

Adapun lokasi revitalisasi dan pembangunan infrastruktur akan tersebar di sembilan wilayah kabupaten/kota yang mengelilingi kawasan Danau Toba.

Termasuk Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar, dan Kabupaten Karo.

Foto Jokowi saat berada di Desa Parulohan Humbang Hasudutan di tepi kawasan Danau Toba (Biro Setpres)

"Jadi yang kita lihat hari ini adalah untuk memperhalus program. Kita sudah punya program apa saja yang akan kita perbuat di Danau Toba ini untuk 2019-2020," kata Basuki usai meninjau sejumlah kawasan wisata di Danau Toba, Minggu (28/7/2019) malam.

Menurut dia, perubahan yang akan dilakukan Kementerian PUPR meliputi pembangunan sarana dan prasarana dasar serta penataan kawasan di sejumlah lokasi yang telah ditentukan.

Misalnya, pelebaran alur Tano Ponggol di Kabupaten Samosir, pembangunan Jalan Balige By Pass dan rehabilitasi jalan batas Kabupaten Simalungun-Silimbat-Kabupaten Tapanuli Utara di Kabupaten Toba Samosir, hingga penataan ruang terbuka publik.

"Ini yang kita punya program ambil dari teman-teman sektor yang sudah kita survei. Ini belum termasuk kawasan Kaldera, ini juga belum termasuk yang kawasan Sibisa-Ajibatas belum masuk, itu akan kita masukkan untuk konektivitas. Itu akan kita survei dulu," tutur Basuki.

"Perubahannya, misalnya, di (Dermaga) Ajibata tadi, kan ada gerbang, jalannya masih kecil. Nanti ASDP sampai Desember ini akan punya hotel di dermaga, kayak di Labuan Bajo. Nanti dari Pemda yang kita kunjungi akan dipindah ke situ, itu akan diubah jadi ruang terbuka untuk publik. Kita perbaiki," imbuh Basuki.

Bus Air di Danau Toba

Selain itu, Kementerian Perhubungan tengah membangun sarana transportasi bus air di Danau Toba.

"Kita akan bangun dua bus air untuk mendukung pariwisata di sini," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/7/2019).

Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat tengah membangun lima kapal besar untuk dioperasikan melayani angkutan penyeberangan di kawasan Danau Toba.

Dari lima kapal tersebut, dua di antaranya adalah bus air, yang akan digunakan menjadi kapal wisata.

Bus air ini merupakan wujud dukungan Kementerian Perhubungan untuk mendukung sektor pariwisata di Danau Toba.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, menjelaskan bus air yang sedang dibangun dapat menampung 50 orang penumpang, tiga unit mobil dan 36 motor. Rencananya, pembangunan bus air tersebut bisa rampung di taun 2020.

"Kita persiapkan Bus Air ini jadi multi fungsi. Selain untuk mengangkut penumpang, masyarakat atau wisatawan nantinya bisa sambil makan malam di kapal ini," kata Budi Setiyadi.

Untuk membangun dua bus air ini, Kemenhub menggelontorkan dana sebesar Rp 22 miliar. Dana tersebut menggunakan APBN.

"Bus Air ini ide dari Pak Menhub untuk mendukung pariwisata Danau Toba," ujarnya.

Dikutip dari Tribun Medan