Cari

Ritual Manjuluk Sebelum Musim Tanah Benih, Media Komunikasi Dengan Leluhur

Posted 01-11-2021 00:34  » Team Tobatabo
Foto Caption: Masyarakat adat Sihaporas Turunan Ompu Mamontang Laut Ambarita di Sihaporas, Kabupaten Simalungun.

TOBATIMES.COM. SIMALUNGUN - Ritual "manjuluk" (mecucuk) ini dilakukan saat tanam benih atau bibit akan dimulai dilahan yang telah tersedia.

Ritual ini didapati pada masyarakat adat Sihaporas Turunan Ompu Mamontang Laut Ambarita di Sihaporas, Kabupaten Simalungun.

Ritual ini nerupakan pemberitahuan dan permohonan kepada leluhur dan penjaga ladang "habonaran ni juma" boras pati ni tano atau penguasa tanah setelah menanam benih atau bibit.

Tujuan ritual agar bibit yang kita tanam tumbuh subur dan terhindar dari segala hama penyakit.

Ritual ini dilakukan bersama ditengah perladangan dan dipimpin partonggo atau penetua adat. Sebagai persembahan untuk ritual tersebut akan di persiapkan berupa demban (sirih), jeruk purut, kemenyan atau dupa.

Sebagai persyaratan untuk memanjatkan doa. Setelah selesai berdoa, aneka jenis ramuan tersebut juga ditanam disisi benih tanaman.

Saat ini masyarakat adat Sihaporas Turunan Ompu Mamontang Laut Ambarita telah melakukan penanaman jahe dalam rangka mendorong kedaulatan pangan dan pengembangan ekonomi bagi masyarakat adat Sihaporas.

Bibit jahe sebanyak 925 Kg telah mereka tanam di atas wilayah adat mereka seluas 1 Ha sejak Januari 2021 lalu.

Gerakan Kedaulatan Pangan dan Ekonomi adat merupakan hak masyarakat adat memenuhi kebutuhan pangan sesuai dengan potensi sumber daya dan budaya mereka.

Pangan diproduksi secara mandiri dengan sistem masyarakat adat sendiri dan tentunya sesuai dengan kondisi wilayah adat, nilai/norma adat dan pengetahuan masyarakat adat.

Kedaulatan pangan merupakan bagian dari gerakan kemandirian masyarakat adat di sana.

Kemandirian masyarakat adat tercapai jika hidup sejahtera dan berbahagia dengan mengelola secara bijaksana dan berkelanjutan seluruh kekayaan titipan leluhur yang ada di wilayah adat dari masyarakat adat.

Ditengah kesulitan yang dialami oleh sebagian besar masyrakat dunia, atas krisis pangan yang terjadi, masyarakat adat Sihaporas saat ini telah terlibat aktif dalam mengatasi ancaman krisis yang terjadi dengan aktif melakukan pertanian dalam skala kecil dan tentunya dengan pertanian yang berkeadilan bagi lingkungan.

Dikutip dari Tribun Medan