Tradisi Mangokal Holi Suku Batak Toba: Upacara Adat Kematian
Suku Batak Toba adalah salah satu suku dari sekian banyak nya suku yang ada di Indonesia. Persebaran masyarakat suku ini terdapat di Provinsi Sumatera Utara dan sebagian wilayah Aceh. Namun demikian, wilayah Toba merupakan wilayah yang mayoritas nya merupakan suku Batak Toba. Para warga Batak Toba di daerah ini hidup secara berkelompok dalam satu kampung (huta) dengan adat istiadat yang tetap lestari.
Sudah sewajarnya setiap suku mempunyai ciri khas dan keunikan masing - masing. Ciri khas dan keunikan ini lah yang membedakan tiap - tiap suku di Indonesia. Kita bisa melihat perbedaan ini dari segi bahasa, cara berpakaian, kebiasaan, ritual, tradisi, kepercayaan terhadap sesuatu, dan lain - lain. Begitu pun dengan suku Batak Toba, terdapat suatu tradisi yang unik yaitu Mangokal Holi.
Sakral dan Turun - Temurun
Bagi masyarakat Batak Toba, tradisi Mangokal Holi merupakan tradisi sakral yang tetap diletarikan secara turun - temurun dari generasi ke genarasi. Tidak ada bukti otentik berupa dokumen atau pun peninggalan terkait kapan atau siapa yang pertama kali memulai atau menciptakan tradisi ini. Namun, tradisi Mangokal Holi sudah ada sejak masa masyarakat Batak Toba pra-Kristen yang arti nya tradisi ini sudah berlangsung sebelum ada nya intervensi dari pengaruh agama ke kehidupan masyarakat.
Ilustrasi Mangokal Holi |beritatagar.id : Andri Ginting
Tradisi Mangokal Holi dilakukan dalam bentuk upacara adat Batak Toba yang sakral dan dilangsungkan berhari - hari lama nya serta memerlukan biaya yang banyak. Prosesi upacara ini pun mengundang seluruh keluarga besar pihak yang melakukan upacara Mangokal Holi beserta tetangga - tetangga kampung. Oleh sebab itu, keluarga pihak yang melakukan tradisi sewajarnya menjamu tamu - tamu yang datang dengan makanan dan minuman. Tak jarang jamuan makanan nya berupa hewan kurban yakni kuda yang akan diolah secara saksang, yakni pengolahan makanan yang dicampur dengan darah. Pengolahan makanan dengan cara ini juga menjadi salah satu keunikan suku Batak Toba.
Tradisi ini dilakukan dalam bentuk upacara adat dengan beberapa alasan yaitu :
- Memberikan penghormatan kepada leluhur yang telah meninggal
- Menyatukan jasad leluhur di tempat yang sama dengan keluarga nya
- Untuk mengharapkan limpahan berkah, Hagabean (keturunan), Hasangapan (kehormatan) dan Hamoraon (kekayaan)
- Mempererat tali persaudaraan antar generasi dalam satu keluarga
- Melestarikan tradisi turun - temurun dari generasi ke generasi
Konon katanya, tradisi ini dilakukan bilamana salah seorang anggota keluarga didatangai arwah leluhur dalam mimpi atau penglihatan yang meminta agar jasad nya dipindahkan / disatukan dengan anggota keluarga lain nya yang telah meninggal atau arwah tersebut meminta agar jasad nya dipindahkan ke tempat yang lebih layak.
Untuk melaksanakan ritual tradisi masyarakat Batak ini tidaklah mudah. Selain memerlukan biaya yang tidak sedikit, setiap keturunan juga harus menyetujui dilaksanakannya ritual tradisi ini. Itulah yang menyebabkan ritual ini jarang kali terjadi.
Makam yang Mewah
Bagi orang Batak Toba, makam tempat dipindahkan nya tulang - belulang/ jasad leluhur dapat berupa batu napir (bangunan kuburan yang terbuat dari batu dan di dalamnya disediakan kapling-kapling kuburan sejumlah orang yang memiliki hubungan satu silsilah kekeluargaan) atau bangunan yang lebih mewah dari sebelumnya. Masyarakat Batak Toba percaya bahwa dengan meletakkan tulang - belulang tersebut ke tempat yang lebih layak, berarti mendekatkan arwah leluhur kepada pencipta nya.
Kuburan Keluarga di Samosir | medan.tribunnews.com
Makam tersebut dapat dikatakan menjadi makam keluarga dan dibuat seindah mungkin. Ada juga anggapan bahwa tempat makam yang semakin indah dan semakin besar tersebut menunjukkan status dan gengsi suatu keluarga dan menjadi kebanggan tersendiri.
Prosesi yang Panjang
Adapun prosesi Mangokal Holi dapat diceritakan kurang lebih sebagai berikut :
- Memanggil seluruh pihak keluarga yang terlibat sesuai dengan sistem kekerabatan
- Musyawarah semua petinggi adat dan warga setempat terkait pelaksanaan upacara
- Menggali / mengeluarkan jasad/ tulang belulang leluhur dari makam nya
- Pesta dan upacara adat Mangongkal Holi
- Menguburkan kembali ke makam yang baru
- Menyelesaikan makam baru sehari setelah jasad/ tulang - belulang dikuburkan kembali
- Dalam prosesi penggalian tulang - belulang, dilakukan atas seizin tetua adat. Setelah persetujuan diberikan, maka dilakukan lah penggalian atau pengeluaran jasad / tulang - belulang leluhur dari makam nya.
Namun demikian, terdapat tulang - belulang yang sudah tidak dalam keadaan utuh atau bahkan sudah tidak ada lagi sisa nya karena proses pembusukan yang sudah terjadi dalam kurun waktu yang lama. Bilamana terjadi hal demikian, keluarga dapat mengambil tanah dari tempat galian tersebut sebagai simbol jasad leluhur mereka.
Setelah itu, proses pencucian dilakukan untuk, pihak keluarga dari garis keturunan perempuan yang memiliki hak memegang dan membersihkan tulang-belulang leluhur mereka.
Dalam prosesi Mangongkal Holi, tulang belulang leluhur yang sudah puluhan tahun tertanam di dalam tanah dicuci dengan air jeruk kemudian dilumuri dengan air kunyit agar tulang - belulang tersebut tampak bersih. Setelah dikeringkan, barulah tulang-tulang leluhur mereka kembali dimasukkan ke dalam peti.
Foto Proses pencucian | beritagar.id : Andri Ginting
Setelah dikeringkan dan dimasukkan ke dalam peti, dilakukan prosesi adat dan meletakkan peti - peti tersebut dihadapan keluarga untuk didoakan kembali. Sebagai puncak ritual Mangongkal Holi, seluruh keluarga besar yang turut dalam ritual itu menggelar pesta dan pada akhirnya, peti tersebut dimasukkan ke makam nya yang baru.
Tradisi ini berlangsung cukup lama sebelum masuknya kepercayaan agama ke dalam kehidupan masyarakat Batak Toba. Namun seiring masuknya agama, terjadi sedikit perubahan alur didalam nya.
Sebagai contoh, ritual doa kepada Ompu Mulajadi Na Bolon ditiadakan dan digantikan dengan ritual doa sesuai dengan kepercayaan agama Kristen. Walau demikian, perubahan tersebut tidak merubah hal - hal dasar dan tujuan semula diadakan nya tradisi Mangokal Holi ini.
Ikatan Antara Mereka Satu Keluarga
Melalui tradisi ini, keluarga Batak Toba kembali mempererat ikatan nya dengan seluruh keluarga besar termasuk dengan leluhur yang terlebih dahulu meninggalkan mereka. Kenangan akan orang tua mereka yang telah meninggal pasti terulang kembali dan sejenak menjadi pengingat bahwa mereka juga kelak akan mati.
Oleh sebab itu, tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan walaupun memakan biasa yang banyak. Mangokal Holi bagi orang Batak Toba, membuktikan bahwa ikatan keluarga tidak putus walau dipisahkan oleh kematian.
Kreator: Reyhan Yunus