Siapa Irma Hutabarat? Sosok Aktivis yang Sentil Komnas Perempuan Karena Tak Peduli Kondisi Ibu Brigadir J
JAKARTA - Irma Hutabarat tampak sering mendampingi keluarga Brigadir Yosua Hutabarat dalam beberapa kegiaatan.
Aktivis perempuan ini terlihat mendampingi ayah Brigadri Yosua, Samuel Hutabarat sebagai perwakilan wisuda anaknya di Universitas Terbuka jakarta.
Irma Hutabarat terkenal sosok aktivis lama yang vokal dalam kasus-kasus ketidakadilan masyarakat kecil.
Irma pun terlihat ikut mengawal kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat. Ia kerap mengkritik kejanggalan dalam penanganan itu.
Baru-baru ini juga Irma mengungkapkan ada dugaan pertemuan tiga Kapolda yang bersekongkol membantu Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Kata Irma pertemuan rahasia itu terjadi pada 29 Juli 2022 di Polda Metro Jaya. Irma mengatakan pertemuan ketiga jenderal itu sangat tertutup.
Dalam pertemuan rahasia tersebut, diduga membahas adanya persekongkolan usai Brigadir J tewas. Irma sejak awal menduga adanya rencana jahat Ferdy Sambo CS dalam tewasnya Brigadir J.
"Pada waktu awal-awal itulah yang melibatkan, bukan hanya anak buahnya Sambo, tetapi rekannya dari ketiga Kapolda itu," ucap Irma Hutabarat dari tayangan TVOnenews.
Irma Hutabarat turut menyentil Komnas Perempuan yang dinilai lebih memerhatikan Putri Candrawathi ketimbang ibu Brigadir J Rosti Simanjuntak.
Ia heran Komnas Perempuan malah membela tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, ketimbang membela korban.
Irma juga marah dengan keterangan Komnas Perempuan yang menyebutkan Brigadir J melecehkan Putri Candrawathi. Padahal, pihak kepolisian sudah menyebut tidak ada bukti pelecehan seksual maupun pengancaman dengan senjata api, alias sudah keluar Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).
"Dia (Komnas Perempuan) membela Putri, kalau mau bicara perempuan, ibunya Yosua itu juga perempuan, dan dia patut dibela," tegasnya.
"Kabar terakhir yang menyakitkan hati dan melukai keadilan masyarakat, ketika Putri tidak ditahan, lalu kemudian ada rekomendasi dari dua lembaga negara yang menurut saya bermain-main dengan institusi itu."
"Karena itu akan dicatat dalam lembaran negara, Anda tahu bahwa itu akan menjadi catatan sejarah, jadi sudah kelam, ditambah kelam lagi."
Lantas, Siapakah Sosok Irma Natalia Hutabarat?
Irma Natalia Hutabarat pernah menjadi jurnalis, presenter yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komunitas Civil Society Indonesia.
Ia juga adalah salah satu aktivis yang berperan dalam mendirikan Indonesia Corruption Watch.
Irma Natalia Hutabarat atau lebih dikenal dengan Irma Hutabarat lahir pada tanggal 25 Desember 1962 di Jakarta.
Irma memiliki empat anak. Irma Hutabarat menyelesaikan kuliah di jurusan Sastra Rusia di Universitas Indonesia.
Di sekolah, Irma mengikuti tugas ayahnya keliling kota. Irma lahir di Jakarta tetapi telah tinggal di Palembang sejak berusia 5 tahun.
Kemudian saat SMA, Irma pindah kota dua kali, yakni ke Surabaya dan Jakarta.
Irma Hutabarat dikenal sebagai aktivis. Salah satu peran penting Irma adalah mendirikan Indonesia Corruption Watch.
Irma juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Civil Society Indonesia.
Sebelum menduduki posisinya saat ini, Irma Hutabarat memulai karirnya sebagai jurnalis dan presenter televisi pada tahun 2000. Salah satu acara yang dibawanya adalah "Today's Dialogue" Metro TV.
Irma juga diketahui sebagai pendiri dan Ketua LSM Institute of Civic Education (ICE) on Indonesia.
Sebagai seorang aktivis, Irma Hutabarat dikenal dengan jiwa sosialnya dan terus aktif menjadi advokat bagi masyarakat hingga saat ini.
Perannya adalah mengelola jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin (Askeskin) dan membuat Sungai Citarum lebih bersih dengan menangani kampanye penanaman akar wangi.
Selain itu, Irma Hutabarat juga pernah atau bahkan masih bekerja sebagai Direktur GMP AdComm, Direktur Pemasaran AAA Securities, Konsultan Komunikasi TNI AD, Juru Bicara Mega Center, Penasihat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Konsultan Komunikasi PT Garuda Indonesia, Konsultan Asia Development Bank (ADB), Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), dan Wakil Ketua Jakarta Media Center.