Lembu Suci Dipersembahkan dalam Ritual Parmalim
TOBASA — Satu ekor lobbu sitio-tio atau lembu suci berwarna hitam dipersembahkan dalam upacara Sipaha Lima yang digelar aliran Parmalim di Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara, Senin (22/7/2013).
Lembu suci sebelumnya ditambatkan di sebuah pohon bintatar—sebuah pohon yang sangat kuat yang sengaja ditanam di Bale Pasogit, Hutatinggi, lokasi upacara Sipaha Lima. Hewan persembahan ini selanjutnya dipersembahkan kepada Mula Jadi Nabolon sebagai bentuk rasa syukur ruas atau umat Parmalim.
Salah seorang budayawan Batak yang hadir dalam acara Sipaha Lima, Thompson Hutasoit, mengatakan, lembu suci itu merupakan pelean atau kurban.
"Persembahan pelean atau kurban lembu suci itu sebagai bentuk pengembalian atau pemulihan hubungan keharmonisan antara yang pencipta dan yang diciptakan," kata Thompson.
Seusai lembu suci dipersembahkan kepada Mula Jadi Nabolon, kata Thompson, selanjutnya akan diberikan kembali kepada ruas atau umat Parmalim yang hadir dari berbagai penjuru Tanah Air.
"Setelah kurban dipersembahkan ke Mula Jadi Nabolon, kurban selanjutnya dibagi kepada ruas sebagai bentuk kebersamaan," katanya.
Meurut pengamatan Kompas.com, sebelum lembu suci akan dikeluarkan dari tambatannya di pohon bintatar, terlebih dulu digelar tor-tor oleh sejumlah pria Parmalim di hadapan Ihutan. Setelah tor-tor, para pria Parmalim ini membawa lembu suci dari kayu untuk kemudian disembelih.
Sipaha Lima di areal Bale Pasogit, Hutatinggi, dihadiri ratusan ruas atau umat Parmalim dari berbagai daerah di Indonesia, diwarnai dengan acara ritual aliran dan manortor mulai dari kalangan bapak, ibu, hingga naposo bulung.
SUMBER KOMPAS.COM