Rumah Adat Batak Diduga Tahan Gempa
Jakarta: Kepala Pusat Studi Gempa Fakultas Teknik UKI Pinondang Simanjuntak mengatakan rumah adat Batak adalah warisan rancang bangun yang diduga memiliki ketahanan terhadap gempa.
Rumah adat Batak atau yang biasa disebut Jabu memiliki filosofi memberikan perlindungan, keamanan, kekuatan, kenyamanan, dan kesejahteraan.
Dengan konstruksi rumah bagian bawah yang lebih berat daripada bagian atas, Jabu memiliki atap berbentuk segitiga dan simetris. Atap tersebut saling tertutup agar bangunan kokoh.
Atap segitiga terdiri dari tiga lapis ijuk yang kaku dan ringan. Selain itu dinding bagian bawah tebal dan kaku serta memiliki ukiran yang mencerminkan semangat gotong royong, terbuka dinamis dan kreatif. Arsitekturnya dikunci menggunakan pasak dan tali pengikat.
"Diduga tahan gempa berdasarkan peristiwa gempa di Tarutung pada 1987 dimana tidak ada rumah yang runtuh dan tidak ada korban jiwa," terangnya dalam talkshow bertajuk Pelestarian Arsitektur Tradisional dan Seni Budaya Sumatra Utara di Kampus UKI, Jumat (31/5).
Ahli kayu James Rilatupa mengatakan umumnya rumah-rumah adat menggunakan kayu jati, kayu merbau, kayu bengkirai, kayu ulin, kayu akasia, kayu kelapa, kayu karet, kayu laminasi, kayu lapis plastik, dan kayu komposit. Hal ini juga berlaku di rumah adat Batak.
Karakteristik kayu ada yang kuat ada yang awet. Yang dimaksud kuat adalah kayu tersebut memiliki daya dukung yang kuat terhadap bangunan.
Sedangkan kayu yang awet tidak terlalu kuat tapi tahan lama. Demi bertahan lamanya kayu, pengawetan kayu perlu dilakukan untuk menghindari risiko kerusakan akibat serangan organisme pengganggu.
Berdasarkan etnisnya, terdapat berbagai jenis rumah adat Batak diantaranya rumah adat Toba, Mandailing, Simalungun,
Nias, Nias Selatan, Angkola dan Pakpak.
"Bentuk umumnya berupa rumah panggung. Hanya saja bentuk atapnya berbeda-beda. Ada yang meruncing kedepan, ada yang berbentuk segitiga, ada yang bulat," terang Profesor bidang Arsitektur Kota dan Perencanaan Kota Uras Siahaan.
Umumnya terbuat dari kayu, struktur bangunan bersilangan di bagian bawah bangunan. Kayu-kayu disusun lurus keatas dan miring agar saling menunjang bangunan.
Bangunan rumah atau tradisional yang sudah tua sebaiknya diperbaiki demi menjaga kesehatan penghuni atau lingkungan sekitarnya. Selain itu masalah ventilasi, sanitasi dan tersedianya saluran udara dan air sangat penting untuk diperhatikan. (Vera Erwaty Ismainy)
Sumber Metronews