Cari

Indahnya Danau Toba di Taman Simalem Resort, Merek, Tanah Karo

Posted 10-12-2014 11:33  » Team Tobatabo

Tahun Baru kali ini saya diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merayakan Natal Dan Tahu Baru pada hari H di rumah. Ini lebaran saya bersama keluarga di Tanjungbalai setelah 4 tahun sebelumnya saya masih berkesempatan lebaran bersama keluarga di Metro. Dua tahun disela-selanya saya “libur”.

Karena lebaran kali ini cukup spesial, keluarga saya pun menyempatkan diri untuk jalan-jalan pascalebaran. Mumpung di Sumatera Utara, tentu saja tempat wisata paling wah yang mampu dipikirkan adalah Danau Toba. Tahun kemaren sih saya sudah mengunjungi situs populer untuk danau toba yaitu Pantai Parapat. Karena sudah pernah kesana, kami mencari alternatif lain. Dengar-dengar ada tempat wisata yang relatif baru yang juga sangat menarik untuk dikunjungi. Namanya Taman Simalem Resort. Lokasinya di Karo, jadi ujung danau toba paling utara nih.

Danau toba dari One Hill Tree, Taman Simalem Resort, diambil pukul 8 pagi

Dilihat dari gambar googling-googling, tempat ini sangat menjanjikan. Berikut link-link review yang saya baca dan situs ini juga punya situs web juga loh http://tamansimalem.com/ dan Facebook fanpage https://www.facebook.com/TamanSimalemResort. Disini katanya sering dibuat untuk foto pre-wedding (contohnya liat di page). Ah, jadi pengen…

Oh ya, jangan salah sebut ya. Namanya bukan taman semalem. Kalau “semalem”, di dearah sini itu semakna dengan “kemaren”. “Semalem kau kemana?”, itu artinya kemaren kamu pergi kemana (bisa hari sebelum hari ini atau minggu kemaren atau bulan kemaren saat kita terakhir bertemu). Nah kalau simalem, artinya adalah nyaman dan sejuk. Hmm…

Kami berangkat dari rumah pukul 3 pagi (bangun dan siap-siap mulai pukul 2). Bertolak dari Tanjungbalai, via Kisaran tentu, kemudian ambil jalur Lima Puluh menuju Siantar. Lewat Siantar karena menurut Google Map lebih cepat dibandingkan lewat Medan. Dilihat dipeta logis juga soalnya Medan agak menyerong ke utara sedangkan Simalem ada di barat laut Tanjungbalai.

Sekitar pukul 05.30 kami berhenti di masjid di pinggir jalan kecil setelah Siantar untuk shalat subuh. Konsekuensi jalan via jalur ini adalah memang jalannya tidak selebar dan sebagus jalur melalui Medan – Berastagi. Dengan berbekal navigasi dari Google Navigate, saya PD kalau kami akan sampai sebelum pukul 7 (masih 70 km lagi dari tempat kami subuhan). Dan memang, sekitar pukul 7 kurang, jalan bercabang yang sudah dari tadi dikabari oleh Google Navigate itu muncul juga. Ke kanan ke Kabanjahe Berastagi dan ke kiri Simalem. Pemandangan kiri kanan pun sudah berubah menjadi kebun-kebun jeruk, tomat, dan lembah pegunungan. Dari persimpangan ini, 8 km lagi pintu gerbang Taman Simalem Resort berdiri. Kami memutuskan untuk berhenti di pinggir jalan yang agak bagus pemandangannya untuk sarapan. Catatan: dinginnya pagi itu wuih, benar-benar sejuk dan nyaman. Melebihi dingin Parompong Lembang perasaan.

Dan sepertinya kami mengambil spot yang salah untuk berhenti sarapan. Karena tidak jauh kami berangkat, satu dua kiloan, ternyata gerbang Taman Simalem itu sudah tampak. Memang ini gerbang agak ambigu karena tidak jelas jalan yang mana yang menuju ke resort. Lurus bisa, ke kiri bisa. Tapi karena ke kiri kayaknya jalannya lebih landai dan tertata, kami pun ambil kiri saja. Dan memang benar, sekitar 200 meter kemudian tampaklah gerbang Taman Simalem Resort yang sebenarnya.

Kami pun dicegat penjaga gerbang. Tampak tertempel di pinggir gerbang daftar tarif masuk ke resort. Untuk mobil tarifnya Rp.250.000,- per mobil. Ini sudah mendapat berbagai macam kupon yakni untuk diskon saat membeli di kafe (senilai Rp50.000,-) atau memakai fasilitas di dalam (setiap jenis kupon senilai Rp10.000, dapat dua rangkap voucher diskon yang masing-masing ada 6 jenis A-F). Jadi memang di dalam masih dapat bayar lagi ya.

Untuk tarif lain yang tersedia adalah, pedestrian Rp50.000,- termasuk kupon senilai Rp25.000,- dan 1 voucher diskon, motor Rp85.000,- bonusnya sama dengan pedestrian, mini bus dengan isi maksimal 15 orang Rp500.000,- dengan bonus kupon Rp100.000,- dan 4 voucher diskon, van atau minibus maksimal 20 orang Rp900.000,- bonus kupon senilai 150.000,- dan 6 voucher diskon, dan bus lebih dari 20 orang Rp1.200.000,- bonus 8 voucher diskon.

Karena masih pagi-pagi buta (pukul 7 lewat), suasana situs saat itu sepi sekali. Mantap sekali rasanya berlenggang disana tanpa harus diganggu wisatawan lain. Jalan dari gerbang depan ke area pusat dalam jaraknya sekitar 1-2 kilometer. Jalan tersebut diisi oleh hutan pinus. Oh ya, berikut peta Taman Simalem yang saya foto dari brosur “tiket”. Kupon-kupon yang saya sebut tadi juga ada di sisi kanan foto.

Lokasi yang pertama kali kami temui adalah titik tengah resort. Air mancur kesejahteraan (fountain of wealth). Waktu itu, entah karena masih pagi atau karena bukan hari libur, air mancur itu mati. Air mancur ini memiliki 4 jalan cabang (seperti tampak pada gambar di atas), satu jalur ke gerbang masuk dan taman bunga, satu ke One Tree Hill, satu ke Tongging point, dan satu ke kuil. Di pinggir air mancur terdapat taman yang menghadap langsung ke perkebunan jeruk. Sejuknya udara pagi itu dan hamparan gradasi hijau di kebun dan bukit kejauhan karena pantulan sinar mentari pagi sangat membuat taman sederhana itu tampak spesial.

 

Taman di samping Fountain of Wealth

Beranjak dari bundaran air mancur, saya sudah agak bingung karena HP saja baterainya tinggal seperempat. Di taman ada colokan sebenarnya, tapi entah karena masih pagi atau gimana nggak hidup. Sampai petugas pemotong rumputnya repot ngecekin taman (pegawainya ramah-ramah tampaknya). Karena nggak hidup juga, saya pun pasrah. Nanti ke kafe aja kali ya.

Kami memutuskan untuk mengambil rute yang paling panjang dulu (di peta) yaitu ke One Tree Hill. Penasaran pengen lihat Danau Toba dari atas. Batere hape sekatat, foto-foto jadi prioritas. Agak jauh memang dan jalannya mendaki dan berbelok-belok. Namanya juga mau ke bukit. Dan sesuai namanya, di atas bukit tersebut hanya disisakan satu pohon yang dengan sombongnya berdiri di sisa tanah tinggi.

Pemandangan danau toba dari sini? Di pagi hari ini? Di mana matahari masih rendah, udara masih segar, dan masih sepi manusia. Superb. Cantik nian. Cahaya matahari memantul di permukaan air danai. Warna gradasi hijau yang berbeda-beda pada bukit. Hijau pada sawah dan permukiman di bawah. Desa nelayan di bawah. Ah, menakjubkan. Memang harus dilihat dengan mata kepala sendiri ini. Foto sangat tidak merepresentasikan!

Setelah puas memanjakan mata dan tubuh dengan pemandangan spektakuler tersebut, kami pun beranjak dari sana. Mengingat indikator batere sudah mulai rendah dan waktu masih menunjukkan waktu 9.00 kami pun pergi ke kafe terdekat. Kodon-kodon kafe namanya. Disini kita bisa duduk-duduk di gazebo yang sampingnya langsung pemandangan danau toba ke arah yang sama seperti pemandangan dari puncak bukit tadi. Hei, bahkan dari dalam WC-nya pun kita membuang sambil memandang. Yang saya khawatirkan adalah ada warga di desa di bawah sana yang memegang teropong mengintip ke toilet saat saya lagi nongkrong disana.

Kami menghabiskan waktu satu jam untuk nongkrong dan ngecas HP disini. Makanan disini lumayan mahal, yah namanya kafe di atas gunung. Harga pisang goreng saja Rp25.000,- isinya cuma 3 biji. Kafe ini katanya menspesialisasi diri untuk makanan oriental. Tapi isinya cuma bakso, mie, dan makanan separuh berat. Sisanya minuman saja. Oh ya, harga banderk, cappucino, dan minuman lain rata-rata Rp25.000,- Harga air mineral Rp10.000,- Karena kami masuk dengan sebuah mobil, kami mendapat voucher sebesar Rp50.000,- untuk ditukar dengan makanan/minuman di kafe ini (bisa juga di kafe lain di Taman Simalem Resort). Lumayan…

Oke, segitu dulu bahasan Simalem pada artikel ini. Sudah mencapai batas panjang artikel (lihat sidebar sebelah kanan) soalnya. Kita lanjutkan suasana jalan-jalan siang di Taman Simalem Resort ini pada artikel selanjutnya.

 

Editor Leinjer S Tampubolon

Sumber