Jelang Tahun Baru, Harga Sembako di Siantar Cenderung Naik
SIANTAR - Menjelang tahun baru 2015, mayoritas bahan-bahan kebutuhan pokok di Pematangsiantar mengalami tren kenaikan harga. Meski tidak signifikan, hampir seluruh barang mengalami kenaikan harga.
Seperti harga bawang merah, yang naik dari Rp 18.000 menjadi Rp 22.000 per kilogram. Bawang putih dari Rp 12.000 menjadi Rp Rp 13.000. Sayur-sayuran rata-rata naik sebesar Rp 500, kelapa dari Rp 14.000 menjadi Rp 18.000 per gandeng (per dua buah).
Harga-harga bahan baku bumbu-bumbuan juga naik. Kemiri dari Rp 22 ribu per kilogram menjadi Rp 24.000, merica (lada) dari Rp 165 ribu per Kg menjadi Rp 175 ribu, dan ketumbar dari Rp 24 ribu menjadi Rp 28.000. Gula pasir Rp 9500 per Kg, dan gula aren Rp 22.000 hingga Rp 30.000 ribu per Kg tergantung kualitas. Sedangkan harga beras Rp 10.000 - Rp 13.000 per kilogram.
Sementara bahan makanan hewani masih stabil. Telur ayam ras masih normal dengan harga Rp 1.100 per butir, daging sapi Rp 95.000, dan daging ayam Rp 22.000.
Rita, salah seorang pedagang di Pasar Horas mengatakan, kenaikan ini terjadi sejak sepuluh hari terakhir. Menurutnya, permintaan yang cukup tinggi adalah penyebab naiknya harga.
"Abis tahun baru nanti mungkin baru normal lagi. Biasanya orang belanja pas sebelum tahun baru gini. Pas tahun barunya nanti sepi," katanya, saat ditemui Senin (29/12/2014).
Satu-satunya yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah, dari Rp 60.000 per Kg menjadi Rp Rp 48.000. "Cabelah mulai turun. Kemarin Rp 60.000. Sekarang Rp 40.000, ada yang Rp 48.000. Nengok cantiknya dia," kata Rita.
Namun, meskipun harganya turun, harga cabai merah ini masih tergolong tinggi. "Udah 6 bulan ini cabai merah mahal memang. Gak turun-turun. Kemarin itu, 7 bulan lalu sempat harganya murah. Rp 18.000, Rp 15.000," ujar Rita.
Dari sisi barang yang dijual, para pedagang mengaku masih banyak menjual produk impor, seperti bawang-bawangan. Pedagang mengaku terpaksa menjual produk impor lebih laku dan lebih murah.
"Bukan kita gak mau jual produk lokal. Tapi pembeli ini hepeng yang ngatur. Kami mau aja. Senang kali pun kami jual produk lokal. Untung lebih banyak. Masalahnya selisih harganya jauh. Kayak bawang merah. Yang lokal sama impor selisihnya sampai Rp 10 ribu. Macam manalah mau kita bilang. Kalau kami di pasar ini tergantung pembelinya," ujar Soise, pedagang lainnya.
Kabid Perdagangan Disperindag Pematangsiantar Abdul Kodir mengatakan, harga akan kembali stabil usai tahun baru.
"Tahun baru nantilah baru dia normal. Kalau sekarang wajar dia ada kenaikan karena banyak yang Natal dan tahun baruan," katanya.