Aoran Manurung Diduga Kuat Pelaku Pembunuhan Sadis Terhadap Ojak Purba dan Ospi Br Simbolon
Humbahas - Polres Humbang Hasundutan (Humbahas) memastikan mayat yang ditemukan tewas tergantung di Dusun Sijambur, Desa Pardomuan Ajibata, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sabtu (25/4) adalah Aoran Manurung (36) adik ipar Ojak P Purba yang menjadi korban pembunuhan sadis bersama calon istrinya Ospi Br Simbolon pekan lalu di Doloksanggul.
Informasi dihimpun wartawan, Minggu (26/4), mayat Aoran pertama sekali ditemukan oleh seorang warga, P Pakpahan (35), ketika menuju perladangan untuk menderes pohon aren. Di tengah perjalanan ia terkejut melihat sesosok mayat tengah tergantung di pohon dengan seutas tali. Kemudian Pakpahan melaporkan kejadian itu kepada kepala desa dan warga setempat. Kepala desa kemudian menghubungi kepolisian setempat yang langsung mendatangi tempat kejadian.
Setelah dilakukan penelusuran dan olah TKP oleh pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Lumban Julu di daerah Ajibata, dari penemuan mayat hingga sejumlah bukti, Aoran diyakini memiliki keterkaitan dengan kasus pembunuhan sepasang calon pengantin di Doloksanggul, Minggu (19/4) lalu sehingga Polsek Lumban Julu menghubungi Polres Humbahas.
Kasatreskrim Polres Humbahas AKP Hendro Sutarno, ketika dikonfirmasi wartawan di ruang Reskrim Polres Humbahas, Minggu (26/4), mengatakan, pihaknya telah melakukan pencocokan ciri-ciri fisik Aoran berdasarkan keterangan istrinya yang merupakan adik perempuan dari Ojak Purba. “Selain kita meminta foto semasa hidupnya dari istri Aoran, kita juga mencocokkan dari gambar tato elang di dada Aoran, dan jari kelingking mengalami cacat. Itu semua terbukti, kita pastikan itu Aoran ipar Ojak,” ujarnya.
Hasil pemeriksaan sementara dan penemuan sejumlah barang bukti, Aoran merupakan pelaku bunuh diri dan diduga kuat sebagai tersangka pembunuhan terhadap pasangan calon pengantin. Aoran diduga melakukan perbuatan sadisnya didasari rasa marah terhadap keluarga Ojak Purba. “Pemicu kemarahan Aoran dilatarbelakangi persiapan pesta Ojak dan Ospi. Sebelumnya, pihak keluarga Ojak mengatakan Aoran memiliki temperamen tinggi dan tidak bisa menahan emosinya,” papar Kanit I Reskrim Aiptu Roky Sianturi.
Terkait penemuan barang bukti yang diduga menguatkan Aoran sebagai tersangka, Roky menjelaskan, ketika mendengar penemuan mayat Aoran, hari itu juga pihaknya menemukan mobil pick-up jenis Carry dengan Nopol BK 9608 EA yang sebelumnya sudah dicurigai warga setempat karena sudah terparkir seminggu di pinggiran Jalinsum areal pemukiman warga, atau sekitar 100 meter sebelum Polres Tobasa dari arah kota Balige. Setelah ditelusuri, ternyata mobil tersebut adalah milik Aoran Manurung.
Dari dalam mobil, polisi kemudian menemukan jaket yang memiliki banyak bercak darah, alat pemotong besi, serta besi bulat panjang berukuran satu meter seperti linggis dengan bercak darah yang telah membeku.
“Barang bukti ini semua kita duga dipakai Aoran untuk membunuh Ojak dan Ospi. Namun untuk lebih memastikan, kita telah mengirim barang bukti tersebut untuk dicek di laboratorium dan forensic (Labfor) Poldasu, mulai sidik jari, darah, hingga hal penting lainnya. Jadi dalam waktu 2-3 hari ini kita akan mendapat hasilnya,” terangnya.
Tolak Jasad Pelaku
Sementara itu, istri korban pelaku bunuh diri maupun pihak keluarga dari Ojak Purba disebut-sebut tidak mau menerima dan menolak jasad Aoran dikebumikan di Doloksanggul. Informasi dihimpun di kepolisian, jasad Aoran akhirnya dibawa pulang oleh pihak keluarga Aoran ke Desa Motung, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Tobasa untuk dikebumikan.
“Kenyataannya demikian, pihak keluarga khususnya istrinya Br Purba menolak untuk melihat jasad Aoran. Bahkan setelah divisum di RSUD Porsea jasad Aoran diambil pihak keluarganya dan bukan istrinya,” kata Roky Sianturi.
Di tempat terpisah, pihak keluarga Simbolon di Doloksanggul yang merupakan keluarga calon penganten perempuan, Ospi Simbolon yang dibunuh sadis di rumah calon suaminya Ojak Purba mengatakan , penyelidikan polisi diharapkan tidak berhenti walaupun mayat Aoran telah ditemukan.
Perwakilan Marga Simbolon Sedunia melalui Ketua I PSBI Wilayah Humbahas Erikson Simbolon ketika dikonfirmasi mengaku pihaknya sebelumnya telah mendatangi Polres Humbahas untuk meminta penjelasan dan berharap kepolisian terus melakukan pengembangan untuk memastikan apakah Aoran adalah sebagai pelaku pembunuhan Ojak dan Ospi atau ada tersangka lainnya. “Kita keluarga Simbolon mengharapkan demikian. Sebab kematian putri kami Ospi boru Simbolon di rumah calon suaminya kami duga masih menyimpan misteri. Jadi kita berharap pengembangan terus dilakukan,” harapnya.
Erikson mengatakan, kematian yang dialami putri mereka merupakan kematian yang tidak wajar dan sudah di luar kemanusiaan. Marga Simbolon di seluruh dunia akan tetap mengawal perkembangan kasus tersebut. “Kematian Aoran yang selama ini diduga sebagai pembunuh Ojak dan Ospi diharapkan terus ditindaklanjuti dan bukan jadi berhenti. Karena kami akan terus menunggu hasil resmi terkait kematian putri kami dan anak dari Marga Purba tersebut,” jelasnya.
Sumber SIB