Revitalisasi RS HKBP Balige Menjadi Modern, Penghasilan Meningkat Rp 4 Miliar/Bulan
Balige - Ketua Yayasan Kesehatan HKBP Trimedya Panjaitan SH MH mengunjungi perkembangan pembangunan gedung ICU rumah sakit HKBP di Balige Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Jumat (10/3).
Anggota DPR RI Komisi III ini didampingi Direktur RS HKBP Balige dr Suryadi Panjaitan Mkes SpPD FINASIM, Pengurus DPD PDIP Sumut Porman Naibaho, Bendahara DPC PDIP Kota Medan Boydo HK Panjaitan SH, Petrus Panjaitan dan Dermando Manullang.
Trimedya mengatakan, sudah 1,5 tahun kepercayaan Ephorus HKBP Pdt WTP Simarmata sejak tahun 2015 untuk mengurusi Yayasan Kesehatan HKBP, keberadaan rumah sakit ini sudah berkembang pesat.
Trimedya sudah "menyulap" rumah sakit ini yang hampir ditinggalkan masyarakat Balige kini menjadi rumah sakit modern. Sistem pertemanan dan jaringan yang dibangunnya salah satu faktor makin eksisnya rumah sakit ini.
"Pekerjaan ini kami lakukan dengan hati untuk mengembalikan kejayaan rumah sakit ini yang pernah menjadi rumah sakit rujukan se Tapanuli Raya dan Nias pada tahun 1950 sampai 1980an.
IGD RS HKBP Balige, kata Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini, sudah dibangun 70 persen. Kalau selesai maka predikat rumah sakit ini sebagai rumah sakit termegah di Pantai Barat akan kembali diraih.
IGD akan difasilitasi dengan central oksigen, pemasangan AC, lengkap dengan alat-alat kesehatan, ruang monitor pasien dan ruang operasi kecil. "Rumah sakit juga sudah memiliki gedung kantor yayasan, ruangan VVIP, super VVIP dan ruang jenazah yang lengkap dengan salon jenazah," terangnya kepada wartawan.
Direktur RS Balige dr Suryadi Panjaitan mengatakan, rumah sakit sudah lulus akreditasi kelas C tapi standart IGDnya kelas B. Rumah sakit juga memiliki ruang anak, bayi dan dewasa yang terkoneksi dengan laboratorium.
Alat-alat operasi yang sudah mulai usang sudah diganti dan beberapa fasilitas lainnya seperti radiologi dan alat cuci darah berjumlah 6 unit Kerjasama Operasi (KSO) dengan perusahaan lain karena dinilai lebih menghemat anggaran.
Dijelaskannya, memasuki usianya satu abad tahun depan, rumah sakit ini sudah mendapat kepercayaan masyarakat tidak hanya warga Tobasa sejak 1,5 tahun terakhir ini. Jumlah pasien rawat jalan 3000 orang setiap bulan dan rawat inap 600 orang sudah termasuk pasien BPJS dan umum.
Penghasilan rumah sakit setiap bulan mencapai Rp 4 miliar dari pasien umum dan BPJS, pengeluaran rumah sakit untuk biaya operasional setiap bulan Rp 2 miliar sehingga surplus Rp 2 miliar sebulan.
Gaji dokter umum Rp 10 juta ditambah dengan 20 jasa medik, sebelum berkembang seperti belakangan ini gaji dokter umum hanya Rp 5 juta. Sedangkan gaji dokter spesialis antara Rp 100-130 juta. Bagi pasien BPJS, kata dr Suryadi, jika penyakitnya tidak mampu lagi menerima obat generik maka rumah sakit memberikan obat paten dan masih dalam tanggungan BPJS.
Diakuinya ada saja kasus warga miskin yang belum memiliki BPJS, tapi dalam waktu 3 x 24 jam rumah sakit menunggu pengurusan BPJS oleh pihak keluarga. Kalaupun belum juga berhasil manejemen rumah sakit akan mendiskon semaksimal mungkin biaya perobatan dan biaya tersebut bisa dicicil pembayarannya.
"Pasien bisa membayar cicilannya selama setahun ke rumah sakit atau pihak rumah sakit menjemput uang tersebut di rumah pasien. Kami memiliki 15 dokter spesialis, jalur masuk seleksi dokter sangat ketat. Harus memiliki IP minimal 3,0 , baik alumni perguruan tinggi negeri maupun swasta," terang dr Suryadi.
Pasien yang datang berobat ke rumah sakit Balige kata Suryadi ada dari Humbang Hasundutan, Taput, Sibolga, Tapteng bahkan dari Tapanuli Selatan dan Nias. Melihat perkembangan yang begitu pesat tersebut, Trimedya yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan ini meminta kepada manajemen mempertahankan kualitas rumah sakit sehingga tetap mendapat kepercayaan masyarakat.
"Jangan sempat pengeluaran rumah sakit lebih besar pasak daripada tiang, kualitas inilah yang harus kita pertahankan sehingga predikat rumah sakit HKBP yang pernah tersohor ini bisa kita kembalikan, inilah kerja tulus kita untuk HKBP dan masyarakat," ungkapnya.