Ulos Harungguan, Rajanya Ulos Dari Tanah Batak
Tarutung - Ulos merupakan kain ciri khas dari Tanah Batak. Ulos biasa digunakan pada upacara adat dan hari-hari besar. Kain ini memiliki berbagai jenis motif dengan nama yang berbeda.
Dari banyaknya jenis dan motif, siapa sangka ada satu jenis yang menjadi rajanya ulos. Raja ulos dari Tanah Batak tak lain adalah ulos Harungguan. Lalu, mengapa ulos itu disebut "sang raja"?
"Segala ulos ada di sini. Inilah gabungan semua motif ulos. Inilah rajanya ulos," ujar salah satu penenun ulos Harungguan, Rohana Simatupang (53), kepada tobatabo.
Sambil menenun, Rohana menjelaskan bahwa ulos Harungguan hanya dibuat oleh para penenun di Muara, salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Jika wisatawan menemukan ulos Harungguan di daerah lain, sudah pasti ulos tersebut dikirim dari Muara. "Cuma di Muara ini ngerjainnya," kata Rohana.
Ulos Harungguan ini dibentuk dari ribuan benang. Jenis benang yang digunakan yakni benang 100. Setiap motif dalam ulos Harungguan memiliki jumlah benang masing-masing. "Ada hitung-hitungnya masing-masing untuk setiap motif," ucap Rohana.
Proses tenun untuk satu ulos Harungguan sekitar 3-7 hari. Sementara proses sebelum menenun dilakukan, seperti pembentukan pola motif, pengikatan, hingga pencelupan. Butuh waktu sekitar dua pekan untuk menyelesaikan proses sebelum menenun.
Penenun ulos Harungguan lainnya, Mutiara Pandiangan (72), menjelaskan, dahulu para penenun menggunakan pewarna alami. Namun, kini pewarna alami itu sudah digantikan dengan pewarna kimia.
"Harus dua bulan dicelupkan pagi, sore, kalau yang alami. Harganya hampir serupa alami dan kimia, makanya orang enggak mau lagi pakai alami," tutur Mutiara.
Ulos berukuran 210 x 93 cm ini memiliki beberapa warna dasar seperti merah ati dan hijau. Para penenun Muara mematok harga Rp 1.200.000 untuk rajanya ulos tersebut.