Cari

Parlangitlangitan, Konsep Kosmologi Dalam Kepercayaan Masyarakat Batak Toba

Posted 05-05-2017 18:46  » Team Tobatabo
Foto Caption: Ilustrasi Alam,Roh,dan Agama Kepercayaan

Bangsa Batak memandang ruang dan waktu sebagai bagian yang tidak pernah terlepas dari kehidupannya. Awal terjadinya Alrase (Alam Raya Semesta), Penciptaan Belangit (Benda-benda Langit), Alam, Manusia, dan mahluk-mahluk merupakan suatu keterkaitan satu sama lainnya dalam suatu proses kehidupan. Pandangan kosmis ini disebut dengan Parlangitlangitan.

Kosmologi Batak menyangkut pengetahuan dan pemahaman Bangsa Batak dalam mempelajari hubungan Alrase dengan struktur kehidupan masyarakatnya yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Masyarakat Bangsa Batak mengeksplorasi alam pikirannya menelusuri sejarah peradabannya sampai kepada satu titik temu awal berdasarkan kemampuan penalaran terhadap perbintangan, filsafat dan kepercayaannya yang bermula pada sosok Mulajadi Nabolon (Pencipta Alam Raya Semesta) sebagai awal dari segalagalanya.

Lebih tepatlah dikatakan Parlangitlangitan dibanding istilah kosmologi untuk menjelaskan budaya dan kehidupan Bangsa Batak. Pengertian kosmologi seolah sedemikian sempit untuk menjelaskan keagungan budaya Bangsa Batak, sehingga istilah parlangitlangitan yang paling tepat.

Parlangitlangitan yang berkata dasar langit diartikan sebagai alam surga dan dikatakan sebagai imaginasi sesuatu yang tertinggi menyangkut dimensi ruang dan waktu bagi kehidupan dan Budaya Bangsa Batak.

Banua secara harfiah diartikan sebagai benua sebagaimana benua nyata yang dikenal seperti Benua Asia, Benua Afrika, Benua Amerika, Benua Australia, Benua Eropah, atau Benua Antartika. 

Yang didefinisikan dalam konteks pandangan kosmologis bahwa banua diartikan sebagai suatu hamparan imajinatif yang sangat luas dan tak terdefinisi dimana para penguasa alam mistis menggerakkan kekuasaannya dari banua ini. 

Bangsa Batak menggambarkan dimensi banua ini dalam tiga alam kosmis yang disebut:

Banua Ginjang 

Langit dipercaya menjadi bagian dari Banua Ginjang tempat bersemayamnya arwah manusia setelah kematian. Langit bukan merupakan tempat ditakdirkan untuk ada dalam kehidupan nyata, tetapi menjadi tempat dari suatu sebab akibat perbuatan selama hidup di Banua Tonga.

Banua Tonga 

Banua Tonga merupan suatu tempat di alam kosmis dalam bentuk nyata yang tercipta oleh Mulajadi Nabolon dan dihibahkan olehnya kepada dewa penguasanya yaitu Debata Soripada dan para pengikutnya. Bumi adalah salah satu alam nyata dimana manusia dan mahluk lainnya berdomisili.

Banua Toru 

Banua Toru merupakan suatu tempat terestial yang tercipta oleh Mulajadi Nabolon dan dihibahkan olehnya kepada penguasa tertingginya yaitu Debata Mangala Bulan. 

Banua Toru memang sudah ditakdirkan sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewi yang ditugaskan oleh Mulajadi Nabolon untuk menguji kehidupan manusia dimasa hidupnya dalam bentuk penghakiman, seperti oleh Naga Padoha dan dewa-dewa lainnya.

Dalam kehidupannya di Banua Tonga maka penguasa Banua Toru akan selalu mengawasi setiap perbuatan manusia. Apabila perbuatan manusia menyimpang dari ajaran leluhur yang diyakininya maka konsekwensi itu akan diterimanya dimasa hidupnya, bukan setelah kematiannya.