Benda Pusaka Batak Karo Pisau Tumbuk Lada
Kebetulan leluhur saya adalah pandai besi, termasuk kakek dan ayah (bapak) saya mewarisi keahlian pembuatan pisau dan parang (senjata tajam ).
Desa ujung bawang terkenal dengan desa penghasil pisau karo dan senjata tajam lainnya, keahlian ini tidak semua orang bisa mewarisinya, ayah saya juga ada 5 bersaudara lelaki.
Hanya 2 yg bisa mewarisinya, walau sekarang sudah tidak terlalu produktif ( beralih jadi wiraswasta ), adapun pisau yang bisa mereka ( pandai besi ) produksi salah satunya tumbuk lada.
Bahan utama pisau ini adalah pada gagang terbuat dari tanduk kerbau, pisau terbuat dari kuningan atau besi, sedangkan sarung pisau terbuat dari pangkal bambu atau tanduk kerbau.
Pada pangkal sarung Tumbuk Lada terdapat bonjolan bundar yang selalunya dihias dengan ukiran yang dipahat biasanya bentuknya mirip kepala ayam.
Sarung senjata ini sering dilapis dengan kepingan perak atau kuningan.Tumbuk Lada digunakan secara menikam, mengiris dan menusuk dalam pertempuran jarak dekat.
Ia boleh dipegang dengan dua jenis genggaman yaitu dengan mata keatas ataupun mata ke bawah tetapi sekarang pada umumnya jadi perhiasan atau pusaka yg dipakai di acara adat, atau untuk keperluan pengobatan, maka diadakan upacara Ngelegi Besi Mersik kepada Kalibumbu.
Sejauh pengetahuan saya senjata ini bisa juga diisi jimat atau bisa juga diisi racun.
Pisau ini sangat unik dalam menentukan pemiliknya, Adapun cara menentukan apakah Piso Tumbuk Lada itu cocok baginya atau tidak ialah:
- Dengan mengukur menggunakan teknik ibu jari kanan dan kiri
- Dengan menantikan petunjuk lewat mimpi
Tetapi pada saat ini pembuatan senjata ini sudah banyak yang bukan buatan tangan ( hand made ) tetapi sudah menggunakan mesin, sehingga nilai pamor nya berkurang.
Banyak dijumpai di Pasar, meskipun asli buatan tangan masih banyak ditemukan di perkampungan yang memiliki pandai besi tradisional.
Sekedar informasi, jenis pisau ini juga banyak ditemukan di beberapa tempat di Aceh, Sumatera ( Melayu ) sampai ke Malaysia dengan varian berbeda.
Pisau Tumbuk lada ada beberapa motif ukirannya dan ada juga yang tidak berukir. Bahan pisau juga berbeda beda tergantung kepada keperluannya.
Kalau Anak Beru mindo besi mersik (piso Tumbuk Lada) kepada kalimbubu maka biasanya bahan besinya terdiri dari 5 negeri (Kerajaan), kemudian dilebur menjadi satu baru kemudian di tempa menjadi pisau.
Arti angka lima disini ialah gelah ertima tendi irumah (agar jiwa dan rohnya tetap berada dirumah).
Maksud diadakannya upacara ngelegi besi mersik (pisau) kepada kalimbubu dikarenakan bebere mamana sering kurang / tidak sehat.
Menurut kepercayaan , si “Bebere” termama – mama tendinya. Jadi dalam upaya penyembuhan dan agar sakit sang “bebere” tidak kambuh – kambuh lagi maka dimintala besi mersik (pisau) kepada Kalimbubu.
Bahan – bahan piso tumbuk lada ialah besi 5 negeri , anduk kerbo , gading gajah , kayu lemak sawa , kayu petarum (untuk sarungnya) , riman untuk rempu (pengikat sembung/sarung , boleh juga pengikatnya (lantap) yang terbuat dari emas , suasa dan perak. Ukuran hulu (sungkul) dan sarung (sembung) pisau untuk tumbuk lada bermacam macam jenisnya ada ukiran ‘Pucuk Merbung’ . ‘Cekili Kambing’ , ‘Pakau – Pakau’ , ‘Pantil Manggus’, ‘Desa Siwaluh’ , ‘Lukisan Tonggal’ dll.
Pisau Tumbuk Lada adalah pisau spesifik KARO.
Disamping makna besi mersik, tumbuk lada juga banyak digunakan hanya sebagai barang hiasan dan juga sebagai “SENJATA”.
Untuk menentukan serasi atau tidaknya pisau tumbuk lada ditangan seseorang maka dapat dilihat dengan cara diukur panjang pisau dengan menggunakan ‘ibu jari’ dimulai dari pangkal besinya hingga ke ujung.
Dan biasanya jumlah hitungan akan disesuaikan dengan diri pengguna dan kesemuanya ini juga harus ditanyakan kepada seorang ‘Guru’ (dukun) dan tergantung dengan pekerjaan maupun jabatan sang pemegang tumbuk lada itu sendiri.
Ada juga sebagian orang , sebelum memakai atau sebelum memiliki tumbuk lada ini terlebih dahulu dibawa/di impikan dulu semalam. Apabila mendapat mimpi baik maka serasi untuk dipegang olehnya dan sebaliknya.