Cari

Peran dan Fungsi Tulang dalam Adat Sukut Batak

Posted 21-06-2017 02:17  » Team Tobatabo
Foto Caption: Pesta adat Batak

Sebuah ulos (biasanya ragi hotang) disediakan untuk pengantin oleh hula-hula. Orang tua pengantin perempuan langsung memberikan (manguloshon) kepada kedua pengantin yang disebut “ulos marjabu”.

Apabila orang tua pihak perempuan diwakilkan kepada keluarga dekat, maka dia berhak memberikan ulos kepada pengantin, akan tetapi bila orang tua laki-laki yang diwakilkan, maka ulos pansamot harus diterima secara terlipat.

Sedangkan ulos pargomgom (untuk pangamai) dapat diterima menurut tata cara yang biasa, dan pada peristiwa ini harus disediakan ulos sebanyak dua helai (ulos pasamot dan ulos pargomgom).

Dalam penyampaian ulos biasanya diiringi dengan berbagai pantun (umpasa) dan berbagai kata-kata yang mengandung berkah (pasu-pasu).

Setelah diulosi dilanjutkan penyampaian beras pasu-pasu (boras sipir ni tondi) ditaburkan termasuk kepada umum dengan mengucapkan “h o r a s” tiga kali.

Selanjutnya menyusul pemberian ulos kepada orang tua pengantin laki-laki atau yang mewakilinya dalam hal ini seiring dengan penyampaian umpasa dan kata-kata petuah.

Sesudah itu berjalanlah pemberian ulos si tot ni pansa kepada pamarai dan simolohon. Biasanya pemberian ini disampaikan oleh suhut paidua (keluarga/turunan saudara nenek).

Setelah ulos lainnya berjalan maka sebagai penutup adalah pemberian ulos dari tulang (paman) pengantin laki-laki.

Tata cara urutan pemberian ulos adalah sebagai berikut;

  • Mula-mula yang memberikan ulos adalah orang tua pengantin perempuan.
  • Baru disusul oleh pihak tulang pengantin perempuan termasuk tulang rorobot.
  • Kemudian disusul pihak dongan sabutuha dari orang tua pengantin perempuan yang disebut paidua (pamarai).
  • Kemudian disusul oleh oleh pariban yaitu boru dari orang tua pengantin perempuan.
  • tulang pengantin laki-laki, setelah kepadanya diberikan bahagian dari sinamot yang diterima parboru dari paranak dari jumlah yang disepakati sebanyak 2/3 dari pihak parboru dan 1/3 dari paranak.

Bahagian ini disampaikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada tulang/paman pengantin laki-laki, inilah yang disebut “tintin marangkup”.

Kita tahu bahwa peran Tulang sangatlah penting bagi kita terutama orang yang tergolong orang batak dalam adat dan budaya.

Tulang merupakan orang yang sangat berarti bagi kita, sebab boru apa saja yang kelak nanti kita jadikan istri atau pendamping hidup dikatakan boru ni tulang juga walaupun bukan boru asli keturunan dia sendiri.

Kita bisa memanggil seseorang Tulang jika kita mengerti tutur, seperti dibawah ini :

  • panggilan kita kepada saudara laki-laki dari ibu kita,
  • panggilan kita kepada laki-laki yang semarga dengan ibu kita yang urutan keturunannya setingkat dengan ibu kita,
  • panggilan kita kepada anak laki-laki dari saudara laki-laki nenek kita,
  • panggilan kita kepada paman dari istri kita (tulang rorobot),
  • panggilan kita kepada seorang laki-laki yang merupakan ipar dari saudara laki-laki ayah maupun ibu kita,
  • panggilan kita (laki-laki) kepada cucu laki-laki dari paman kita / kepada anak dari tunggane kita (tulang naposo).