Tortor Parsahadatan, Ungkapan Hati Umat Parmalim Bersyukur kepada Mula Jadi Nabolon
Iring-iringan bunyi Gondang Sabangunan menghantarkan umat Perkumpulan Ugamo Malim (Parmalim) untuk menortor bersama pada Ibadah Parsahadatan Sipahalima si Bale Parsantian Jalan Air Bersih Ujung, Medan, Rabu (7/7/2017).
Pantauan Redaksi, para Parmalim yang menortor adalah orang tua laki-laki dan perempuan, dimana mereka menggunakan ulos.
Untuk orang tua laki-laki menggunakan Sorban tali-tali sedang untuk perempuan menggunakan Sanggul toba. Mereka menortor berdasarkan pungungan mereka berasal.
Humas Parmalim Poltak Simanjuntak mengatakan ibadah Parsahadatan adalah memberikan permohonan kepada Ompu Mula Jadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa) untuk menerima persembahan yang diberikan pada hari kedua.
"Ini hari pertama yang kita sebut Parsahadatan, artinya mengikutsertakan permohonan kita supaya hari persembahan besok sukses," ungkapnya.
Ia menerangkan, dalam Ibadah Parsahadatan setiap umat Parmalim dari seluruh daerah di Indonesia menortor sebagai ungkapan jiwa kepada Ompu Mula Jadi Nabolon yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
"Tortor sebagai ungkapan jiwa, niat yang bulat dan tekat dimana tidak semua bisa diungkapkan dengan kata-kata maka diungkapkan dengan gerakan tortor," terang Poltak.