Abdon Nababan Raih Gelar Ramon Magsaysay Award
Mendengar pengumuman dari Dewan Pengawas Ramon Magsaysay Award Foundation (RMAF) hari ini, Kamis pagi (27/7/2017), bahwa dirinya menjadi salah satu diantara enam orang individu dan organisasi, peraih penghargaan utama yang ada di Asia, Abdon Nababan menyebut itu pertanda akan adanya tugas berat yang sedang menanti dirinya.
“Saya tidak pernah bermimpi menjadi peraih Ramon Magsaysay Award. Yang saya rasakan dan lakukan hingga saat ini adalah menjalani kehidupan sesuai dengan latar belakang sebagai bagian dari Masyarakat Adat, yang memang seharusnya tetap berjuang untuk akar kehidupannya. Namun saya tidak percaya sesuatu terjadi secara kebetulan, tinggal bagaimana kita mengartikan gejala yang ada dalam perjalanan hidup ini, dan bagaimana masing-masing dari kita mengikuti panggilan kehidupan ini. Saya mengartikan penghargaan ini sebagai panggilan untuk suatu tugas yang lebih berat sudah menanti di depan,” demikian Abdon dengan suara bergetar melalui pembicaraan di telepon dengan BatakToday, Kamis petang (27/7/2017), dari kampung halamannya Pealangge-Simpang Bahal Batu, Siborongborong, Tapanuli Utara.
Abdon Nababan disambut simpatisannya di Bandara Silangit, Kamis 27/7/2017 (ist)
Saat BatakToday menghubungkan tugas berat yang dimaksud dengan upaya Abdon Nababan untuk turut berkompetisi dalam Pilkada Sumut 2018, dan terutama hubungannya dengan perjuangan masyarakat adat atas tanah ulayatnya di Sumatera Utara, secara diplomatis dia mengatakan itu menjadi salah satu pergumulan yang harus dihadapinya.
“Masih banyak tugas bersama teman-teman di AMAN, baik untuk Nusantara maupun Sumatera Utara. Khusus Sumatera Utara, masalah juga tentunya bukan hanya tentang tanah adat, sangat banyak kepentingan masyarakat yang masih harus diperjuangkan dan dibangun. Memang, menjadi pimpinan pemerintahan di Provinsi Sumatera Utara tentu akan sangat menolong untuk menuntaskan berbagai tugas dan tanggungjawab terhadap masyarakat Sumut. Saya katakan, ini juga menjadi pergumulan bagi saya dan teman-teman yang sepaham untuk itu. Apa pun itu, mohon dukungan dari teman-teman semua. Dan harap dicatat juga, Magsaysay Award yang akan saya terima ini juga untuk seluruh warga Sumut!” pungkas Abdon dari ujung telepon.
Abdon Nababan, mantan Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dua periode, 2007-2017, saat ini mengemban tugas sebagai Wakil Ketua Dewan AMAN Nasional untuk periode 2017-2022.
Dalam releasenya, AMAN menyebutkan, hari ini, Ramon Magsasay Award Foundation mengumumkan Abdon Nababan terpilih sebagai penerima Ramon Magsasay Award 2017 untuk kategori Community Leadership dari seluruh Asia. Pengumuman ini dilakukan secara terbuka oleh Ramon Magsasay Award Foundation tepat pada pukul 10.00 waktu Manila, dan dapat disaksikan diseluruh Asia melalui livestreaming.
Abdon Nababan sebagai aktivis masyarakat adat yang berjuang melalui AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) berhasil menerima penghargaan tertinggi ini setelah Presiden KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur (PBNU) pada tahun 1993 dan Syafi’i Ma’arif (PP Muhammadiyah) pada tahun 2008.
Hal ini menunjukkan bahwa kerja-kerja nyata dan integritas Abdon Nababan dalam membangun dan memperkuat masyarakat adat selama 24 (dua puluh empat) tahun terakhir di Indonesia, yang juga diakui hingga Asia. Kinerjanya dianggap sesuai dengan visi misi Ramon Magsasay Award Foundation dalam menyebarluaskan keteladanan, integritas dalam menjalankan pekerjaan non-pemerintahan, kegigihan dalam memberikan pelayanan umum serta idealisme praktis dalam suatu lingkungan masyarakat yang demokratis.
Abdon Nababan dalam konfirmasinya menyampaikan tidak pernah membayangkan akan menerima penghargaan ini.
“Kejutan yang menyenangkan. Kejutan karena tidak saya tidak pernah membayangkan bahwa apa yang saya perjuangkan selama ini akan mendapatkan penghargaan setinggi ini. Saya pun sampai hari ini tidak tahu bagaimana prosesnya sampai nama saya masuk jadi calon penerima Magsaysay Award ini. Menyenangkan karena hadiah ini bukan hanya untuk saya, tetapi untuk ribuan orang yang selama 24 tahun terakhir berjuang bersama saya dalam gerakan masyarakat adat di Indonesia. Ribuan atau mungkin puluhan ribu orang yang hidupnya penuh dengan keringat dan air mata, menderita, miskin, diejek, dilecehkan, dianggap sebagai pemberontak, anti pemerintah, anti pembangunan, bahkan di banyak tempat dituduh PKI atau separatis, semuanya turut sebagai penerima Magsaysay Award ini,” sebut Abdon.
Ia juga menambahkan bahwa dirinya hanya sebagai simbol untuk mewakili dari penderitaan masyarakat adat selama ini.
“Saya hanya seorang wakil atau simbol dari penderitaan dan perjuangan mereka semua. Semoga mereka semua juga merasa bahwa perhargaan ini juga untuk mengapresiasi dan memberi tempat terhormat di mata dunia sebagai pejuang-pembela hak-hak masyarakat adat. Terimakasih untuk Magsaysay Award Foundation atas penghargaan ini.”
Ramon Magsasay Award Foundation juga menyampaikan releasenya bahwa award akan diserahkan secara resmi kepada Abdon Nababan dan penerima award lainnya dari seluruh Asia pada 31 Agustus 2017 di Manila, Filipina.