Cari

Heboh Ambulans Maut, Begini Penjelasan Pihak Keluarga yang Mencengangkan

Posted 04-11-2017 21:09  » Team Tobatabo
Foto Caption: Jasad Evlyn Br Sitanggang di Rumahnya, Desa Pagar Batu, Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara, Kamis (2/11/2017). (Tribun-medan.com/ Arjuna Bakkara)

Suasana duka tampak menyelimuti kediaman Evlyn Br Sitanggang di rumahnya, di Desa Pagar Batu, Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara, Kamis (2/11/2017) malam. 

Evlyn merupakan korban kecelakaan lalu lintas pada Rabu 1 November 2017 saat mengantar anaknya ke sekolah.

Baca Juga Kondisi Ambulans RSUD Tarutung Tidak Layak Jalan, Akhirnya Korban Lakalantas Meninggal di Perjalanan

Kerabat dan teman sekampungnya bergantian mengunjungi kediaman rumah duka menjelang malam.

Terlihat suaminya Bernando Simamora dan anak-anaknya menangisi jasad Evlyin yang telah terbujur kaku itu.

Anaknya yang ikut kecelakaan hanya bisa diam dan di kepalanya terbalut kain kasa warna putih.

Ketika dimintai keterangan keluarga, mereka belum bersedia menjelaskan detail terkait kronologi kematian ibu lima anak itu.

Wajah-wajah keluarga dekat korban masih terlihat dirundung duka dan kalut.

"Semuanya masih berjalan baik dari semalam hingga hari ini," ujar adik ipar Korban yang berprofesi sebagai guru honor di salah satu SMA di Sipoholon itu.

Dia juga mengakui ikut mewakili keluarga mendampingi korban di dalam ambulans menuju Medan.

Lebih lanjut dia belum dapat memberi informasi yang lebih detail karena dalam suasana duka.

"Biarlah setelah kakak kami dikebumikan kita cerita lagi. Saat ini kami masih sibuk mengurusi kakak. Anak kami juga masih di RSUD Tarutung, masih banyak yang kami pikirkan," ujarnya.

Kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarutung, Ganda Naingolan mengakui terjadi kebocoran ban ambulans dimaksud.

Namun, mobil ambulans yang digunakan untuk merujuk adalah mobil Ambulans milik Dinas Kesehatan Tapanuli Utara.

Alasannya memakai ambulans milik Dinkes Taput dikarenakan, keempat ambulans milik RSUD Tarutung sedang digunakan merujuk pasien lainnya.

Dengan demikian, pihak rumah sakit berinisiatif meminjam ambulans milik Dinkes Taput.

"Kami juga tiba-tiba mendengar kejadian ini. Padahal sebelumnya waktu Presiden datang mobil-mobil semuanya sudah dicek. Memang kami harus akui ini kelalaian kami. Kami tidak mengetahui mobil tersebut (Ambulans Dinkes Taput) ternyata tidak memiliki ban serap ," jelasnya.

Ia menambahkan, saat dirujuk pasien sudah dalam keadaan sekarat.

Bahkan sudah dipasang selang inkubator untuk upaya penyelamatan nyawa korban.

Sempat Viral di Jagat Maya

Sebelumnya, kasus kematian Evelyn Br Sitanggang menjadi viral di media sosial lantaran meninggal di dalam ambulans. 

Almarhumah, korban lakalantas, yang sempat dirawat di RSUD Tarutung, meninggal dalam perjalanan ke RSUP Adam Malik Medan, akibat ban ambulans tersebut kempes.

Pasca kejadian, PT. Jasa Raharja (Persero) Perwakilan Pematangsiantar mengategorikan Evelyn sebagai korban kecelakaan lalu lintas. Sehingga PT  Jasa Raharja pun menyerahkan santunan jaminan kematian Jasa Raharja kepada Evelyn br Sitanggang.

Kepala Jasa Raharja Pematangsiantar, Deddy Irawan SE mengatakan bahwa korban kecelakaan Evelyn br Sitanggang dijamin biaya perawatannya sebelum meninggal maksimal Rp 20 juta oleh Jasa Raharja.

Selain itu, lanjut Deddy menjelaskan, ahli waris dari Evelyn juga berhak mendapat santunan kematian sebesar Rp 50 juta. Santunan diberikan oleh Yohannes Marpaung selaku Penanggung Jawab Jasa Raharja Samsat Tarutung didampingi personel Unit Lantas Polres Tapanuli Utara. 

"Santunan diberikan sebagai wujud kepedulian Pemerintah kepada masyarakat melalui Jasa Raharja. Semoga santunan bermanfaat bagi keluarga korban yang ditinggalkan," jelas Deddy, Jumat (3/11/2017) 

Ceritanya, 'Ambulans Maut' yang membawa korban mengalami kempes ban di Tebingtinggi dan celakanya ,ambulans tidak dilengkapi ban serap. Keluarga yang mendampingi mendiang Evelyn akhirnya merelakan,mengeluarkan uang untuk membeli ban serap ambulans.

Namun, takdir berkata lain, sebelum tiba di RSUP Adam Malik, Evlyn Br Sitanggang sudah menghembuskan nafas terakhir.

Di media sosial, komentar netizen  bermunculan, mengungkap kejanggalan.  

Ternyata ambulans yang digunakan bukan milik RSUD Tarutung, tapi milik Dinkes Tapanuli Utara.

Selain itu, peralatan di ambulans ini tidak selengkap ambulans rumah sakit.

Satu di antaranya, dari akun Jejetobing Sumuntul. 

''Terkait hal ini, pak Dir RSU Tarutung, Dr Ganda Nainggolan, juga sudah mengklarifikasi via telpon, bahwa betul pada saat itu mobil ambulance RSU tidak ada yang ready karena semua unit ke lapangan, sehingga mobil Dinkes itu diusahakan sebagai alternatif,'' tulis Jejetobing Sumuntul.

Dikutip dari Tribun Medan