Raja-Raja Panusunan dan Ormas Teken Petisi Mandailing Bukan Batak
Sejumlah Raja Panusunan di Mandailing Natal bersama belasan organisasi mencuatkan penegasan bahwa Mandailing bukan Batak.
Penegasan itu dituangkan dalam bentuk petisi. Pertemuan Raja-raja Panusunan dan organisasi kemasyarakatan itu berlangsung di Sopo Godang Kotasiantar, Panyabungan, Mandailing Natal, Sabtu (21/10/2017).
Petisi ini berisi sikap etnis Mandailing yang menegaskan bahwa Mandailing bukan Batak. Bahwa Mandailing tidak memiliki kaitan dengan Batak, baik secara kebudayaan maupun sosiokultural.
Petisi itu juga meminta kepada Pemerintah Republik Indonesia dan instansi negara serta instansi swasta supaya tidak mengkaitkan Mandailing dengan Batak.
Bahwa Mandailing adalah etnis tersendiri yang tidak dapat dikaitkan dengan nama lain. Mandailing tak bisa disebut Batak, karena sebagai sebuah bangsa, Mandailing memiliki peradaban dan kebudayaan yang luhur sejak sebelum abad 13 Masehi.
Kepada seluruh kaum Mandailing yang berdomisili di tanah Mandailing maupun di perantauan supaya selalu meninjukkan identitasnya sebagai orang Mandailing.
Kepada generasi muda Mandailing supaya giat mempelajari sejarah Mandailing agar lebih memahami dan memperkuat serta mempertegas identitas kemandailingannya.
Petisi itu akan disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia, menteri terkait, gubernur dan bupati serta lembaga-lembaga terkait.
Raja-raja yang hadir antara lain, Tuan Mangaraja Sian Nasution, Sutan Parluhutan Nasution, Patuan Mandailing Nasution, Baginda Mangaraja Sualoon Nasution, Baginda Batang Taris, Mangaraja Porkas, Mangaraja Gunung Gunung Nasution, Sutan Palembang Nasution, Mangaraja Monggol So Ambaton Lubis serta dari Bagas Godang Panyabungan Tonga, Panyabungan Julu, Kota Siantar, Gunung Tua, Pidolo Lombang, Panyabungan Jae, Pidoli Dolok.
Organisasi masyarakat itu antara lain, Naposo Bulung, Karang Taruna, KNPI, PMII, HMI, IMM, IPNU, IMMAN, Satma AMPI, Sapma PP.
Peliput : Dahlan Batubara
Foto : Al Hasan Nasution