BNN Sumut Temukan Kuliner Mengandung Narkoba di Medan
Tanjungmorawa (SIB) -Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumut menemukan kuliner yang jadi buruan masyarakat di Medan mengandung Narkoba. Narkoba dari jenis biji ganja tersebut dicampur dalam ramuan rempah hingga sulit diurai. Kuliner khas tersebut bila dikonsumsi menimbulkan keinginan untuk terus mengonsumsinya.
Demikian diuraikan Penyuluh Ahli Madya BNN Sumut Luhut Mawardi Sihombing saat menjadi pembicara dalam Kebaktian Raya & Seminar Pembinaan Anti-Narkoba PNB-Remaja di Pusat Pembinaan Huria Kristen Indonesia (HKI) Jalan Bendungan III Tanjungmorawa, Deliserdang yang dihadiri 500-an remaja dan Persatuan Naposo Bulung (PNB) Huria Kristen Indonesia (HKI) Daerah VI Sumatera Timur (Sumtim) II, Minggu (5/11).
Ia mengatakan, secara kasat mata dan rasa, ramuan makanan mengandung Narkoba tidak dapat diketahui, tapi hal utama yang terasa bila kuliner itu dicampur zat adiktif berbahaya, bila dinikmati menimbulkan ketagihan dan si pengkonsumsi merasa haus berkepanjangan. "Untuk kasus tersebut, BNN sedang berkoordinasi untuk melakukan langkah-langkah," ujar pria yang mantan Ketua BNNK Tanah Karo tersebut sambil mengimbau kiranya konsumen berhati-hati dengan makanan sedemikian karena pada muaranya akan mengganggu bahkan merusak syaraf.
Luhut Sihombing mengatakan, Narkoba berada di lingkungan masyarakat, baik diketahui atau tidak. "BNN mengimbau, harus lebih hati-hati. Masyarakat pun diminta proaktif, jangan malas melaporkan bila ada hal terkait Narkoba karena jati diri pelapor dirahasiakan," pastinya.
Sebelum pihak BNN menyampaikan paparan, Kompol Jaya Sentosa dan Azhar dari Direskrimbarkoba Poldasu serta Pdt Dr Dedi Fajar Purba MTh dari STT Abdi Sabda mengurai bahaya peredaran gelap Narkoba dari perspektif kehidupan umat manusia.
Atas paparan tersebut, sejumlah remaja dan naposo mengajukan pertanyaan kritis seprti Dion Sinaga dari Helvetia Medan, Shinta Sianturi dan Lidya Sibarani dari Lubukpakam, Robertus Silalahi dari Pagarjati, Badia Manalu dan Dilo Hutagalung dari Amplas serta Dei Kristina Situmorang dari Tanjungmorawa. Yang mengulik perhatian ketika St Martua Sinurat ST mempertanyakan kenapa Narkoba masih marak. "Padahal Kapolda telah memberlakukan tindakan sangat tegas pada para bandar," tegas pemuka dan tokoh muda HKI yang mejabat Ketua Panitia Pembangunan Pusat Pembinaan HKI Distrik VI Sumtim II tersebut.
Ketua Panitia Kebaktian Raya & Seminar Pembinaan Anti-Narkoba PNB-Remaja AKP Drs Antoni Rajagukguk mengatakan, pihaknya adalah pribadi yang sangat risau dari peredaran gelap Narkoba yang mencengkeram generasi muda gereja. "Saya seorang bapak dari 2 anak remaja. Saya sudah tanamkan pendidikan untuk menghindari bersentuhan dengan Narkoba hingga mereka menjadi atlet nasional, tapi masih saja takut karena banyak naposo yang terlibat," paparnya.
Menurutnya, kegiatan gelombang pertama diikuti 500-an peserta. "Sesuai arahan dan instruksi Praeses HKI Daerah VI Sumatera Timur II Pdt Firman Sibarani MTh ada lebih 7.000 remaja dan naposo di wilayah ini. Semuanya harus memahami tentang bahaya Narkoba hingga wajib mengikuti," tegas Antoni Rajagukguk.
Pdt Firman Sibarani membenarkan, di saat HKI membutuhkan sarana dan prasarana penunjang penebalan iman kekristenan, pihaknya pun harus melakukan pembentengan pada generasi muda gereja. "Butuh banyak biaya. HKI tidak punya materi tapi berkat doa semua jemaat, upaya positif, pasti terwujud," ujarnya sambil menyebut kerja keras jemaatnya seperti St Martua Sinurat ST dan Krisman Tambunan SE yang menjadi Ketua Panitia Pembangunan Pusat Pembinaan HKI serta yang lainnya. "Membangun Pusat Pembinaan HKI Distrik VI Daerah Sumtim II pun tak ada duit tapi karena doa dan kerja keras, sudah dimulai," tutup Praeses.
Ketua Pembangunan Pusat Pembinaan HKI Distrik VI Daerah Sumtim II St Martua Sinurat mengatakan, HKI membutuhkan lokasi terpusat pembinaan generasi muda gereja tapi prioritas adalah preventif dan melindungan warga gereja. "Ketua Panitia AKP Drs Antoni Rajagukguk punya tekad yang sama, melatih generasi muda gereja menjadi terampil dan brilian guna menjayakan HKI di kemudian hari," jelasnya.
Ia meminta semua pihak mendukung langkah tersebut. "AKP Drs Antoni Rajagukguk punya suara Tuhan di hatinya, mari kita dengar dan ikuti," tutup Martua Sinurat.
Sita 133 kilogram sabu
Terpisah, Badan Narkotika Nasional (BNN) menyita narkoba jenis sabu sebanyak 133 kilogram dan 8.500 butir ekstasi yang ditanam di pekarangan rumah tersangka Marzuki di Aceh Timur.
"Saat penggerebekan di rumah Marzuki pada hari Sabtu (5/11) ditemukan barang bukti narkoba jenis sabu sebanyak 133 kilogram dan satu bungkus ekstasi yang disembunyikan dengan cara di kubur di dalam perkarangan rumah," kata Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol Arman Depari di dalam pesan singkatnya, Minggu (5/11).
Barang bukti narkoba tersebut masuk dari wilayah Malaysia ke wilayah Indonesia melalui jalur laut dengan menggunakan kapal nelayan yang berangkat dari Malaysia ke pelabuhan Idi Rayeuk, Aceh Timur, katanya.
"Pengungkapan pada hari Sabtu (4/11) dan Minggu (5/11) pukul 01.30 WIB di Dusun Tanjung Mulia Kelurahan Alue Dua Muka, Idi Rayeuk, Aceh Timur," kata Arman.
Narkoba tersebut berasal dari jaringan Malaysia Aceh dan telah ditetapkan dua tersangka yakni Rahmad Ahyan dan Marzuki, katanya.
"Saat ini, kita masih dilakukan pengembangan untuk ungkap jaringan lainnya," kata Arman.
Selain barang bukti sabu dan ekstasi, disita juga dua unit mobil, dua unit sepeda motor dan dua unit telepon genggam.