Warga Sihaporas Swadaya Bergotong-Royong Perbaiki Jalan Desa, PT TPL Tidak Sudi Membantu!
Warga Nagori Sihaporas, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun terpaksa bergotong-royong memperbaiki jalan utama menuju desa mereka.
Seperti dilansir Tribun Medan, saat melintasi jalan yang menghubungkan Sihaporas dengan jalan raya, di Aeknauli, jalan yang menghubungkan Parapat-Danau Toba dengan Pematangsiantar, tampak warga bergotong royong.
"Kami dengan swadaya, gotong royong, memperbaiki jalan. Setiap Sabtu kami bergotong royong sendiri, mengandalkan alat-alat seadanya, yaitu cangkul," ujar Saul Ambarita, warga Lumban Ambarita Sihaporas saat bersama puluhan warga lainnya tampak mencangkul tanah di tepi jalan, Sabtu (2/12/2017) pagi.
Saat melintasi jalan desa, wartawan, sempat menyaksikan warga bergotong-royong sekitar pukul 09.45 sampai dengan 10.15 WIB.
Laki-laki maupun perempuan bekerja bakti memperbaiki jalan desa berbatan dengan areal hutan tanaman industri PT Toba Pulp Lestari (Terbuka).
Sebagian mengangkut batu-batu gunung yang berserakan di pinggir jalan, lalu meletakkan dan menyusunnya di badan jalan.
Tampak pula mereka menggunakan cangkul menggali parit jalan dan menimbunkan tanah ke badan jalan, menutup tanah yang berlubang dalam-dalam.
Desa/Nagori Sihaporas merupakan pemekaran dari Nagori Jorlanghuluan pada tahun 2002.
Nagori Sihaproas terdiri atas lima dusun yakni Lumban Ambarita Sihaporas, Sihaporas Bayu, Sihaporas Aek Batu, Sihaporas Bolon, dan Gunung Pariama.
Topografis tanah umumnya berbukit-bukit, lahan pertanian huma alias ladang.
Hasil pertanian seperti palawija unggulan antara lain jahe gajah, jagung, tomat, ubi, kentang dan sayur-mayur. Ada juga tanaman keras seperti kopi.
Areal pertanian Nagori Sihapras ini berbatasan langsung dengan lahan hutan indusri PT Toba Pulp Lestari (TPL), sektor Aek Nauli.
Warga empat dusun di Nagori Sihaporas, kecuali Gunung Pariama, umumnya bermarga Ambarita. Mereka keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita, yang sudah delapan generasi tinggal menetap di Sihaporas.
Asal-usul Ompu Mamontang Laut Ambarita dari Lumban Ambarita di Ambarita, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Semasa kecil, ia bernama Ompu Martua Boni Raja, namun menyeberang ke Dolok Mauli, dekat Sipolha lalu mamukka huta (mendirikan perkampungan) Sihaporas.
"Tanah warga Sihaproas berbatasan langsung dengan PT TPL. Bahkan ada sekitar 1.500 hektar tanah warga sihaporas, pada tahun 2000-an kami sengketakan dengan PT Indorayon," ujar mantan Pangulu (Kepala Desa) Sihaporas Ir Baren Ambarita di lokasi gotong-royong.
"Dulu, saat saya pangulu Sihaporas, saya bersikap keras kepada Indorayon karena ada sengketa lahan dengan warga Sihaporas. Sampai ada warga yang dipenjarakan. Jadi secara moral, saya tidak bisa bekerja sama dengan Indorayon, walaupun ada iming-iming akan membangun desa dan memberi dana community development," kata Baren, seorang politisi PDI Perjuangan Simalungun.
Namun saat ini, kata lulusan Fakultas Teknik Universitas Santo Thomas Medan, belum ada juga perhatian dari PT TPL.
"Saat saya mundur, dengan alasan karena berharap, benar TPL memberi perhatian kalau Pangulu dapat kooperatif. Tetapi sudah dua kali ganti pangulu, dan pangulu setelah saya tidak pernah bentrok dengan TPL, namun bukti iming-iming itu tidak ada. Jalan ini pun sangat tidak layak, lihatlah warga saja yang swadaya, gotong-royong," katanya.
Edi Ambarita selaku Ketua Ranting Pemuda Panca Marga Mecamatan Pamatang Sidamanik yang juga warga Sibaporas meminta Pemerintah Daerah dan perusahaan yang beroperasi di lingkungan Nagori Sihaporas agar membantu warga meningkatkan perekonomiannya melalui pembangunan infrastruktur jalan.
"Kami berharap TPL peduli pada warga sekitarnya," ujar Edi, putra mendiang Jahia Ambarita pejuang kemerdekaan dan mantan Kepala Desa Sihaporas.
Gamot atau Kepala Lorong Lumban Ambarita Sihaporas, Sorbatua Siallagan mengatakan hal senada. "Jalan ini sangat penting untuk warga dalam kehidupan sehari-hari. Baik mengangkut hasil pertanian ke pasar (jalan raya, red), mendatangkan pupuk dan bahan sembako maupun anak-anak sekolah ke kota," ujar Sorbatua.
Ia sangat berharap, perhatian PT TPL dan pemerintah agar infrastruktur jalan desa diperbaiki. "Jalan ke kampung sudah dibeton, itu pun baru sebagian. Kami berharap, pemerintah dan PT TPL membantu memperbaiki jalan agar warga dapat meningkatkan perekonomiannya," kata Sorba.
Terkait pemberdayaan masyarakat setempat dalam hal kemitraan dengan PT TPL, Sorba meminta agar maysarakat setempat yang memiliki pendidikan SMA dan sederajat dapat ditampung bekerja.
"Warga Sihaporas, ada banyak lulusan SMA, mohon dapat diterima bekerja sesuai bidangnya di PT TPL. Ini sudah kami sampaikan kepada pihak PT TPL dalam pertemuan di Kantor Pangulu dua minggu lalu," kata Sorbatua.
Jonni Ambarita menimpali Sorbatua.
"Betul itu, dua minggu, saat pertemuan dengan TPL, kami minta agar TPL menyalurkan CD atau CSR ke Sihaporas dengan memperbaiki jalan. Saat itu, yang datang bagian Humasnya, tetapi kata mereka tidak bisa membantu lagi sampai akhir tahun ini karena dana sudah habis, paling mungkin tahun 2018," kata Jonni.
Hingga berita ini diunggah, belum dapat konfirmasi dari pihak PT TPL (TBk).