Masyarakat Adat Siharopas Rayakan Festival 4 Tahunan 'Patarias Debata Mulajadi Nabolon'
SIHAPORAS - Masyarakat Adat Sihaporas yang terangkum dalam Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas menggelar persiapan ritual "Ulaon Adat Patarias Debata Mula Jadi Nabolon" (Ulaon Adat Memuliakan Tuhan Yang Maha Esa).
Seluruh keturunan bahu membahu mempersiapkan segala sesuatunya untuk melaksanakan ritual yang akan dimulai pada Selasa (23/10/2018) Petang di Sihaporas, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun.
Pantauan wartawan, berbagai alat ritual, dan sesajian ditata sedemikian rupa. Pemuda hingga penetua-penetua terlihat semakin sibuk menjelang malam.
Persiapan yang dilakukan adalah "Mamulung Ambu-ambuan, Aek Natio" (mencari dan meramu segala keperluan acara). Selanjutnya diteruskan dengan "Panangkokhon Demban" (Memanjatkan Doa) sekaligus pembukaan diringi musik tradisonal, Gondang.
Sedangkan hari kedua, dimulai dengan marhobas/memotong ayam dilanjut dengan "martutu aek, mardaun pogu, manortor, marhobas dan dilanjut pada acara malam harinya dengan manortor sekaligus mempersembahkan sesajian.
Hotben Ambarita sapaan Ompu (baca Oppu) Sarmas, Penetua Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut mengatakan Patarias Debata tersebut merupakan pesta adat yang diwariskan Ompu Mamontang Laut di Sihaporas. Acara berupa ritual memanjatkan doa, memuji dan memuliakan Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan empat tahunan merupakan puncak paling agung dari tujuh acara tradisi lainnya.
Pada ritual ini mereka mendapat kesempatan meminta ampun atas segala dosa, memanjatkan dia kesehatan dan keselamatan, kemurahan rezeki, kedamaian serta kebahagiaan.
Sekilas sejarah Ompu Pamontang Laut dijelaskannya, yakni memiliki nama kecil Martua Boni Raja Ambarita. Dia berasal dari Pulau Samosir dan merupakan generasi ke-9 dari silsula Siraja Batak.
Semasa remaja, dia mengalami tekanan psikologis yang luar biasa. Antara lain mendapati kenyataan Naera boru Ambarita, ponakannya, dikubur hidup-hidup oleh Juang Ni Huta, ayahnya Naera. Juang Ni Huta adalah adik sepupu Ompu Pamontang Laut.
Sekitar tahun 1800-an, Ompu Pamontang Laut Ambarita pun merantau meneberangi Danau Toba dan berlabuh di Dolok Mauli dekat Sipolha. Kemudian berjalan menapaki pebukitan dan merintis perkampungan di Sihaporas, yang saat ini hutannya banyak dikuasai dan dibabat oleh PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Ompu Mamontang Laut meninggal dibunuh Tuan Gorat yang melukainya dengan hujur dan tombak. Wilayah adat warisan Ompu Mamontang Laut terdiri atas hamparan tanah seluas kurang lebih 1.948 hektar.
Pada tahun 1913, Belanda pernah meminjam tanah dari tanah generasi kelima Ompu Mamontang Laut. Fakta itu terbukti pada peta Enclave Belanda yang terbit tahun 1916, bentang wilayah Sihaporas terdapat dengan tiga nama lokasi. Antara lain, Sihaporas, Sihaporas Bolon dan Sihaporas Negeri Dolok.
Sampai dengan 2018, keturunan Ompu Mamontang Laut sudah sebelas generasi, tinggal secara turun temurun di Sihaporas, Nagori Sihaporas, Kecamatan Pamatang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Namun sebagian wilayahnya, dikuasai pihak lain, dan diminta agar dikembalikan kepada Masyarakat Tanah Adat Siaporas. Penduduk Sihaporas bukan penggarap lahan, melainkan penduduk asli.
Hal ini dibuktikan pengakuan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan enam putra-putri asal Sihaporas sebagai pejuang kemerdekaan RI yang mendapat piagam kehormatan sebagai Legiun Veteran RI.