Cari

Orangtua Ungkap Kepribadian Diperum Nainggolan Korban Pembunuhan Sekeluarga di Bekasi

Posted 15-11-2018 11:31  » Team Tobatabo
Foto Caption: Diperum Nainggolan dan Keluarga

SAMOSIR - Empat jenazah yang menjadi korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi tiba di bandara Kualanamu Rabu, (14/11/2018) malam sekitar pukul 19.30 WIB.

Empat jenazah dibawa dengan dua pesawat yang berbeda yakni Batik Air ID 6892 dan Sriwijaya SJ 106. 

Empat jenazah itu merupakan Diperum Nainggolan (38) dan istrinya Maya Boru Ambarita (37) serta dua anak mereka yaitu Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).

Saat di area Kargo bandara tidak ada pihak keluarga korban yang hadir menyambut kedatangan jenazah. Yang terlihat hanya sekitar tujuh orang pria berseragam organisasi Pemuda Pancasila.

Mereka membantu untuk memasukkan jenazah yang sudah berada di dalam peti ke dalam mobil ambulans.

"Kami (PP) dari MPW. Cuma kami hari ini mau ikut juga ke Samosir. Mau dibawa ke daerah Pangururan Samosir jenazahnya. Korban ini saudara dari Ketua MPC Samosir,"ujar salah satu anggota PP.

Keempat jenazah ini dibawa ke Samosir menggunakan empat ambulans. Dua ambulan merupakan ambulan dari klinik yang ada di Medan dan dua ambulan lagi merupakan ambulans dari rumah sakit Bhayangkara Medan.

Anggota PP yang ikut mendampingi ambulan ke Samosir pun sempat kehujanan. Meski hujan namun mereka tetap semangat duduk mobil bak terbuka berwarna loreng kebanggaan.

Diperkirakan perjalanan dari bandara ke rumah duka akan memakan waktu kurang lebih lima jam.

Ibu Korban Terpukul 

Nurhayati Sihotang Hasugian, duduk termenung di tangga rumah adat Batak menunggui jenazah anak dan cucunya di Dusun Hariara Tolu, Desa Parsaoran Satu, Pangururan, Samosir, Rabu (14/11/2018) senja hari.

Nurhayati yang merupakan ibu dari Diperum Nainggolan (38) merasa terpukul kehilangan sosok anaknya, menantu dan juga kedua cucunya.

Nurhayati bercerita bahwa Diperum dalan kurun waktu limah tahun terakhir tidak pernah pulang kampung ke Samosir.

Meski demikian bagi Nurhayati, anaknya merupakan sosok yang suka bersosialisasi dan baik ke semua orang, dan selalu selalu menjalin komunikasi dengan sanak saudara di Samosir.

Sepengetahuanya Diperum pun tidak pernah mengeluh tentang persoalan atau pun masalah yang tengah dihadapi anaknya.

Keluarga Diperum pun tidak pernah didengarnya cekcok atau bertengkar, bahkan dia beranggapan, korban malah memberikan contoh yang baik dalam menjalani bahtera rumah tangga.

Selama di Bekasi kata Nurhayati, Diperum dan istrinya, Maya boru Ambarita mengelola usaha toko dan indekos sebanyak 29 kamar milik abangnya yang bernama Douglas Nainggolan yang sibuk sebagai marketing.

Nurhyati menerangkan, Diperum dan abangnya Doglas memiliki hubungan yang baik, sehingga dipercaya mengelola usaha indekos milik saudara kandungnya itu.

Ibu Korban Minta Jokowi Turun Tangan

Nurhayat berharap pihak Kepolisian termasuk Presiden Jokowi dapat mengungkap kasus itu, dan pelaku dijatuhi hukuman mati.

Dia juga berpesan agar seluruh masyarakat Indonesia berhati-hati supaya tidak terulang kejadian yang sama. Satu hal yang dia sesalkan, adalah soal pengaman kompleks rumah anaknya

"Agar kepolisian secepatnya dapat mengungkap kasus pembunuhan terhadap anak, menantu dan kedua cucu saya," ujarnya.

Keluarga besar Marga Nainggolan turut bersedih atas kejadian yang menimpa anaknya. "Keluarga besar Nainggolan berharap agar pelaku pembunuhan mendapat hukuman mati atas tindakan keji itu," ucapnya

Korban pembunuhan sekeluarga ini direncanakan dimakamkan setelah prosesi adat dan keagamaan di pemakaman keluarga tidak jauh dari kediamannya.

Amatan Tribun, di depan rumah korban telah dipasang tratak dan untuk persiapan penyambutan jenazah korban.

Mobil X-Trail hilang

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, polisi tengah mencari sebuah mobil X-Trail dengan nomor polisi B 1075 UOQ yang raib dari tempat tinggal satu keluarga yang dibunuh di Bekasi.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, karta Argo, mobil tersebut milik kakak korban yang diparkir di depan rumah yang ditempati korban.

"Mobilnya milik yang punya kos-kosan itu (kakak kandung korban). Korban setiap pagi hanya manasin saja. Kakak korban sudah kami mintai keterangan," ujar Argo, Rabu (14/11/2018) malam.

Ia mengatakan, menurut saksi di sekitar tempat kejadian perkara (TKP), mobil tersebut biasanya dikemudikan dengan kecepatan sekitar 20 km/jam saja jika melewati komplek perumahan tersebut.

Namun pada pagi sebelum ditemukan jenazah para korban, saksi mendengar mobil tersebut dikemudikan dengan sangat kencang.

"Jadi dari saksi yang mengatakan itu kendaraan sangat kencang. Inilah perlu kami cari. Sampai sekarang tim masih bekerja dan mudah-mudahan dengan doa mudah-mudahanan mobil bisa ditemukan segera," kata dia.

Argo menambahakan, pihaknya belum berkesimpulan bahwa pelakulah yang membawa kabur mobil tersebut.

Namun polisi berharap dengan ditemukannya mobil itu akan membuat titik terang pengungkapan kasus pembunuhan tersebut.

Dikutip dari Tribun Medan