Cari

Ingin Samosir Menjadi Pusat Data Riset, Peneliti LIPI Arjon Turnip Motori Pembentukan TRC

Posted 19-11-2018 12:22  » Team Tobatabo
Foto Caption: Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Arjon Turnip (jaket hitam) saat mengadakan pertemuan dengan sejumlah dosen dan mahasiswa terkait rencana mendirikan pusat penelitian di Samosir yang disebut Toba Research Center (TRC)

MEDAN - Terpanggil untuk membangun desa tempat kelahirannya di Samosir (Marsipature Hutanabe), Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Arjon Turnip rela pulang kampung dan menjadi motor penggerak untuk mendirikan sebuah pusat penelitian yang disebutnya Toba Research Center (TRC).

Ditemui Tribun-medan.com saat berkunjung ke Medan, Arjon mengatakan bahwa yang menjadi tujuan utama TRC adalah untuk menjadikan Samosir dan sekitar Danau Toba selain tempat wisata alam juga mampu menjadi pusat wisata akademik.

"Tujuan TRC pertama, Karena banyak persoalan di Samosir yang selama ini tidak disentuh. Ibaratnya ada banyak harta karun tapi tidak ada yang tahu bahwa di situ ada harta Karun. Nah itu yang kita angkat dan perkenalkan," ujarnya Minggu (18/11/2018).

Menurut Arjon, saat ini Banyak perguruan tinggi khususnya di Sumatera Utara (Sumut), pada saat melakukan penelitian mereka atau bahkan mencari bahan penelitian itu justru datang ke Jawa.

Hal ini dikarenakan di Jawa untuk ruang lingkup Indonesia memang masih menjadi tempat dimana data penelitian bisa ditemukan lebih banyak.

"Ini yang jadi persoalan. Kenapa tidak ke Samosir, padahal penelitian itu adalah bagaimana kita menggali persoalan-persoalan yang ada di sekitar kita. Persoalan di Samosir itu ada banyak. Ada banyak tanaman endemiknya, ada danaunya, ada pertaniannya, ada wisatanya, ada peternakannya, ada sosialnya, ada hukumnya, semua ada di sana," terangnya.

Oleh karena itu, kata Arjon, dirinya bersama dengan Yayasan Parna Indonesia bertekat menjadikan Samosir sebagai pusat data penelitian di Indonesia sehingga nantinya para mahasiswa maupun peneliti khususnya di Sumut, tidak lagi perlu jauh-jauh ke hawa melainkan bisa meneliti sambil pulang ke kampung halamannya.

"Selama ini sudah kita buktikan, bahwa kalau kita bisa menyediakan data, para peneliti dan mahasiswa itu akan datang. Tidak perduli berapa jauh. Bahkan selama ini saya punya data di Bandung, baik dari Timur, dari Surabaya, dari Sumut, dari Padang, Pekanbaru, datang semua ke untuk mendapatkan data. Sekarang kalau data itu kita tempatkan di Samosir maka mahasiswa akan datang ke Samosir. Otomatis kalau mahasiswa datang ke Samosir, maka jadilah Samosir wisata akademik itu tujuan akhirnya," ungkapnya.

Bahkan, lanjut Arjon, Dengan menjadikan Samosir Sebagai pusat data dari berbagai bidang penelitian, dirinya yakin hal itu akan turut berdampak pada perbaikan di berbagai bidang lainnya yang ada di Samosir dan sekitarnya.

Rencananya, untuk lokasi Research Center nya itu, kata Arjon akan didirikan antara Parbaba Dolok dengan Desa Padomuan Nauli. Hal ini karena Sebelumnya sudah ada kegiatan di sana, sudah ada solar Cell, sehingga nantinya tim akan lebih mudah dan tinggal menambah dan mengintegrasikan dengan yang sudah ada.

"Kita siapkan di Samosir semua data penelitian. Mahasiswa akan datang. Itu juga kan pariwisata juga. Semua bidang keilmuan ada di Samosir dan kaya, bukan hanya ada namun kaya sekali. Selama ini saya tidak tahu apakah teman-teman di sini tidak terpikirkan atau tidak terfasilitasi, nah coba sekarang kita angkat," terangnya.

Lebih lanjut kata Arjon, sebagai motor penggerak pendirian TRC tersebut, dirinya akan turut mengajak para akademisi di Sumut sehingga impiannya itu bisa segera terwujud. Menurutnya dengan membangun Samosir, maka akan turut  juga membangun putra Samosir, dan juga meningkatkan pembangunan Samosir diberbagai bidang.

"Saya ajak juga pomparan Parna yang ada di Sumut, para akademisi untuk bersama memikirkan itu, mewujudkan impian itu. Yang menjalankannya itu tetap saja para dosen yang ada di Sumut secara khusus. Karena yang kuliah di Sumut juga rata-rata putra Samosir juga. Yang bisa membangun Samosir hanya orang Samosir. Karena yang bisa membangun Samosir adalah orang yang tahu persoalan di Samosir. Kalau bukan kita ya siapa lagi membangun Samosir," tegasnya.

Rencananya, lanjut Arjon, sesuai kesepakatan dengan para dosen, wacananya tanggal 10 Desember mendatang akan digelar sebuah simposium di Samosir. Mereka akan kunjungan langsung ke Samosir dan akan membawa mahasiswa yang belum punya tugas akhir dan penelitian.

"Pada kegiatan itu Kita perkenalkan mereka bagaimana menciptakan penelitian yang berinovasi yang langsung hasil penelitian itu nanti diaplikasikan untuk Samosir itu sendiri. Sekaligus juga acara itu nanti membicarakan kepengurusan dari Toba Research Center (TRC) ," terangnya.

Selain itu, kata Arjon, mereka juga berencana mendirikan 1000 porlak (taman) berbasis agrowisata di sekitar wilayah Samosir. Tujuannya supaya Samosir tetap hijau dengan mengajak masyarakat menanam pohon yang menghasilkan seperti pohon durian, alpukat, petai, jengkol, jeruk, kopi, nira untuk buat gula merah.

Arjon pun yakin antara bidang wisata, penghijauan, pertanian, hingga pendidikan akan bisa berjalan sinergi lewat pembangunan porlak dan TRC yang dilakukannya.

"Intinya kita akan tanam semua pohon yang menghasilkan. Porlaknya juga nanti berbasis teknologi. Jadi porlak itu nanti terkoneksi dengan website. Ini akan kita fasilitasi, kasi bibit secara gratis kepada masyarakat supaya pohon itu menghasilkan. Porlak itu jadi sumber kehidupan, dan Tidak ada manusia yang membakar porlaknya. Yang mendanai porlak ini nanti kita akan kerjasama dengan luar negeri ataupun siapa yang mau bersedia. Konsep ini sudah kita bangun dan rencana akan dilaunching pada bulan Juli 2019," tandasnya.

Dikutip dari Tribun Medan