Cari

Fadli Zon Komentari Pengunduran Diri Edy Rahmayadi: Urus Sumut Tak Bisa Part Timer

Posted 21-01-2019 14:46  » Team Tobatabo
Foto Caption: Edy Rahmayadi-Fadli Zon

JAKARTA-Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengapresiasi langkah Edy Rahmayadi mundur dari jabatan ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Menurut dia, Edy membuat keputusan tepat agar bisa fokus memimpin Provinsi Sumatera Utara.

"Saya kira itu juga sikap dan sifat gentleman. Mungkin beliau harus berkonsentrasi untuk mengurus daerah Sumatera Utara," ujar Fadli di kompleks parlemen, Senin (21/1/2019).

Fadli mengatakan Sumatera Utara termasuk provinsi dengan jumlah penduduk yang besar. Edy harus fokus dalam mengelola Provinsi Sumatera Utara.

Sementara itu, kata Fadli, pemegang jabatan ketua PSSI juga harus fokus.

"Sumatera Utara ini kan penduduknya besar, perlu konsentrasi. Jadi enggak bisa part timer dan sepak bola juga enggak bisa diurus secara part timer," kata dia.

Sebelumnya, Edy Rahmayadi menyatakan mundur sebagai Ketua Umum PSSI pada Minggu (20/1/2019).
Hal tersebut disampaikan Edy dalam Kongres PSSI yang tengah berlangsung di Bali, tepatnya di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort.

PSSI pun membenarkan kabar pengunduran diri Edy Rahmayadi.

"Edy Rahmayadi menyampaikan pengunduran diri sebagai Ketua Umum PSSI pada Kongres PSSI 2019 di Bali. Terima kasih atas segala dedikasinya untuk sepak bola Indonesia, Pak Edy," tulis akun resmi PSSI.

Terkait pengunduran dirinya itu, Edy menyatakan bahwa dia mundur karena bertanggung jawab dan tak ingin mengkhianati PSSI.

"Saya nyatakan hari ini saya mundur dari ketua. Dengan syarat, jangan khianati PSSI ini," kata Edy.

"Jangan karena satu hal lain terus kita bercokol merusak rumah besar ini. Saya mundur bukan karena saya tidak bertanggung jawab, tetapi karena saya bertanggung jawab," ucap Edy dalam pidatonya. 

Erick Thohir Ketua PSSI?

Mantan Presiden Inter Milan Erick Thohir mengungkapkan bahwa dirinya bersedia menjadi ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ( PSSI), beberapa waktu lalu.

Namun Erick Thohir menjelaskan kesediaanya itu tidak dalam waktu dekat.

Saat ini dirinya ingin fokus kepada tugas yang diembannya, yakni sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Saya betulin liganya, tetapi enggak sekarang. Sekarang, lagi tugas yang lain, ya kan," ujar Erick Thohir yang ditemui seusai menghadap Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018), seperti dikutip dari BolaSport.com.

Menurut Erick, PSSI yang diketuai Edy Rahmayadi saat ini harus diberi kesempatan untuk membangun sepak bola Indonesia yang lebih baik.

"PSSI ada ketuanya, Pak Edy Rahmayadi. Berikan kesempatan dia (Edy) memperbaiki, tetapi kalau saya diharapkan memperbaiki industri sepak bola, oke saya siap," ujar Erick.

Pada pertengahan November silam, desakan untuk menjadikan Erick Thohir agar menggantikan Edy Rahmayadi telah didengungkan banyak pencinta sepak bola nasional.

Namun, pria yang kini menjabat sebagai salah satu direksi di klub Oxford United tersebut tegas menjawab tidak.

"Kemarin ditanya apakah saya mau untuk menjadi ketua umum PSSI, saya langsung jawab, 'tidak'," kata Erick Thohir saat ditemui awak media, termasuk BolaSport.com di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018).

Erick Thohir menolak menjadi ketua umum PSSI karena ia mengatakan bukan tipe orang yang cocok untuk birokrasi. Dia mengaku lebih senang membantu bisnis di persepakbolaan Indonesia.

"Saya ini bukan tipe orang yang cocok di birokrasi. Jadi, kalau buat ketua umum PSSI ya tidak, tetapi kalau ditantang perbaiki sepak bola Indonesia, baik secara klub yang kecil atau mungkin secara liga, itu menarik buat saya," kata Erick Thohir.

Edy Rahmayadi dari jabatan ketua umum PSSI, dalam Kongres PSSI di Bali, Minggu (20/1/2019).

Untuk sementara, tongkat estafet kepemimpinan jatuh secara sah ke tangan Joko Driyono.

"Saya nyatakan hari ini saya mundur dari posisi ketua. Dengan syarat, jangan khianati PSSI ini," kata Edy Rahmayadi pada pidato tersebut.

"Jangan karena satu hal lain terus kita bercokol merusak rumah besar ini. Saya mundur bukan karena saya tidak bertanggungjawab," tutur Edy lagi.

Namun bila pemilik suara (voter) PSSI menginginkan adanya Kongres Luar Biasa (KLB), maka posisi Joko Driyono sebagai Plt Ketua Umum PSSI bisa digeser.

Meski telah memiliki pengganti sementara, Edy Rahmayadimenyebut satu nama yang mungkin layak menjadi penggantinya sebagai Ketua Umum PSSI.

Sosok tersebut adalah Umuh Muchtar, Manajer Persib Bandung.

"Mungkin lebih pantas Umuh (Muchtar) yang memimpin di sini, silakan. Jangan hanya teriak-teriak di luar. Indonesia primitif?" kata Edy Rahmayadi sambil menunjuk Umuh.

Sebelum Edy Rahmayadi resmi mundur, Umuh Muchtar sempat mendukung adanya Kongres Luar Biasa untuk mengganti mantan Pangkostrad itu.

Akan tetapi sebelum KLB digelar, Edy Rahmayadi sudah lebih dulu mundur dan meletakkan jabatannya.

"Itu kan orang-orang yang bilang Edy Out, mungkin sudah pada bisa menilai. Saya juga setuju Pak Edy (Rahmayadi) diganti," tutur Umuh Muchtar dilansir BolaSport.com dari Tribun Jabar, pada November 2018.

"Kalau saya dimusuhin enggak masalah, ini hanya untuk kebaikan persepak bolaan Indonesia," ucap Umuh menambahkan.

Umuh Muchtar merupakan pentolan Kelompok 85 yang mengusung Edy Rahmayadi menjadi Ketua Umum menggantikan La Nyalla Mattalitti dalam Kongres Luar Biasa PSSI pada 2016.

Bagaimana respons Erick Thohir yang juga Wakil Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB)?

Erick Thohir menyebut Edy Rahmayadi telah melakukan yang terbaik untuk PSSI.

"Saya rasa Pak Edy sudah berbuat yang terbaik untuk PSSI dan sekarang mari konsolidasi untuk kembali berprestasi, jangan sampai ranking sepak bola Indonesia turun," ujar Erick Thohir di Jalan Tamblong, Kota Bandung, Minggu (20/1/2019), dikutip dari Tribun Jabar.

Erick Thohir pun menambahkan, PSSI sebagai organisasi yang posisinya berdasarkan statuta FIFA berada langsung di bawah FIFA, harus melakukan pembenahan banyak hal secara kelembagaan.

Ditambah, tuntutan rakyat untuk sepak bola Indonesia berprestasi begitu tinggi.

"Pembenahan manajemen harus dilakukan. Profesionalisme dan transparan harus jadi kunci. Jangan lagi ada kecurangan dan tidak berpolitik di sepak bola," ujar Erick Thohir.

"Kalau tidak, kapan bola kita mau maju. Masa bola kita kalah dengan negara-negara tetangga," ujarnya.

Saat ditanya ketertarikkannya sebagai pengurus PSSI, mantan Presiden Inter Milan ini mengaku sedang sibuk.

Dia hanya tertarik mengurusi liga.

"Waktu itu saya bilang bahwa kalau disuruh ngurus liga saya siap. Kalau ketua PSSI, saya, kan, ada tugas sampai April (sebagai Ketua TKN Jokowi-Amin)," ujar Erick Thohir.

Dihianati stafnya sendiri

Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, merasa prihatin dengan nasib yang diterima Edy Rahmayadi.

Menurut Umuh, Edy Rahmayadi sebenarnya tidak mengundurkan diri, tetapi dia dimakzulkan oleh stafnya sendiri.

Umuh Muchtar menilai Ketua Umum PSSI yang terpilih pada 2016 itu terlalu memercayai bawahannya.

Namun, kepercayaan yang diberikan oleh Edy Rahmayadi justru dikhianati oleh orang-orangnya sendiri.

"Dia (Edy Rahmayadi) polos dan percaya kepada bawahan. Akhirnya teledor. Sudah dipercaya malah mengkhianati," ujar Umuh, dikutip dari Tribun Bali.

Edy yang belakangan disibukkan dengan urusannya di Pemerintahan Sumatra Utara, masih menurut Umuh, justru menimbulkan celah bagi orang-orang korup itu.

Akhirnya, Edy tak mampu lagi mengendalikan bahawannya tersebut hingga terjadi situasi seperti sekarang ini.

"Mungkin selama ini Pak Edy sibuk, jadi laporan dari anak buahnya, ya, enak-enak saja. Ini Pak Edy dikhianati oleh orang dalamnya sendiri," tuturnya lagi, menambahkan.

Sebelumnya, Edy Rahmayadi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum PSSI pada kesempatan yang sama ketika membuka Kongres Tahunan PSSI 2019.

Agenda tahunan ini diselenggarakan di salah satu hotel di bilangan Nusa Dua, Bali pada Minggu (20/1/2019).

Namun, banyak pihak menilai bahwa dia sengaja dilengserkan.

Apalagi, sejurus kemudian tersiar di media sosial tangkapan layar mosi tidak percaya yang dilayangkan oleh sebagian pemegang hak suara dalam kongres.

Dikutip dari Tribun Medan