Cari

Sumut Peringkat Ke-2 Pengguna Narkoba Terbesar di Indonesia, BNN Sumut Gerak Cepat

Posted 31-01-2019 13:31  » Team Tobatabo
Foto Caption: Kepala BNN Sumut Brigjen Marsauli Siregar

MEDAN - Berantas peredaran narkoba di Indonesia khususnya Sumatera Utara masih menjadi atensi semua pihak. Tidak hanya dilakukan oleh petugas baik pihak kepolisian, TNI, maupun BNN.

Pemberantasan narkoba juga membutuhkan peran aktif dari masyarakat yang mana dilakukan secara bersama. Permasalahan mendasar narkoba adalah adanya penawaran (suplay) dan permintaan (demand).

Untuk itu harus ada upaya preventif yang dilakukan untuk menciptakan daya tangkal (resistansi) kepada masyarakat untuk menolak bahkan memerangi bahaya narkotika.

"Carut-marut permasalahan narkoba ada dua kutub. Pertama suplay yang pelakunya adalah para bandar dan mafia narkoba hingga bigbos dan yang kedua demand yang korbannya adalah para pengguna dan pecandu narkotika. Dalam mengatasi hal ini, tidak cukup kita hanya melakukan penindakan saja. Namun bagaimana menciptakan daya tangkal terhadap masyarakat untuk menolak narkoba bisa menjadi solusi dalam memberantas peredaran narkoba," katanya.

Meski demikian, sambung Marsauli, studi banding yang pernah dilakukan beberapa negara bekas pecahan Uni Soviet, masyarakat di sana tidak mau diberi narkotika secara cuma-cuma (gratis).

Ini bisa terjadi karena masyarakat di sana sudah paham dan menyadari kalau narkotika itu merusak.

"Saya punya obesesi untuk menciptakan resistensi di masyarakat kita," katanya.

Lebih lanjut dikatakan Marsauli, saat ini Sumut menduduki ranking ke 2 setelah DKI Jakarta untuk pengguna narkotika.

Kepala BNNP Sumut Brigjend Marsauli Siregar saat menyampaikan penjelasan tentang narkoba di media center Mapolrestabes Medan, Rabu (30/1/2019).

Kepala BNNP Sumut Brigjend Marsauli Siregar saat menyampaikan penjelasan tentang narkoba di media center Mapolrestabes Medan, Rabu (30/1/2019). (Tribun Medan / M Fadli)

Penelitian yang pernah dilakukan BNN dan UI menunjukkan angka pengguna narkotika di Sumut mencapai 250 ribu orang dan tersebar di seluruh wilayah Sumut.

Namun berdasarkan data yang telah dilakukan survey tersebut, BNN Sumut tidak tinggal diam, melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Perkusor Narkotika Tahun 2018-2019 saat ini telah mulai.

Hal tersebut yakni melakukan tindak pencegahan melalui program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) di salah satu desa di Kabupaten Deliserdang.

Dalam program tersebut, BNN menggandeng pemangku kepentingan lain seperti aparatur desa untuk bersama-sama mengawasi bahaya peredaran narkoba melalui satgas.

Tidak hanya itu, bagi pemuda desa yang tidak memiliki lapangan kerja akan dibekali skill (keterampilan) yang mana bisa menjadikan mereka agar mampu membuka usaha sendiri nantinya.

"Ke depannya juga, kita ingin memanfaatkan dana desa yang tahun ini konsentrasinya pada penguatan SDM. Kita mau setiap desa menyisihkan anggaran untuk program pencegahan," sebutnya.

Pencegahan, kata Marsauli jadi langkah strategis dan sangat mendasar.

Kepala BNN Provinsi Sumatera Utara, Brigjend Marsauli Siregar (jas hitam) saat menginterogasi dua kurir ganja masing-masing Syamsu dan Wagino di kantornya Jalan Williem Iskandar Medan, Kamis (18/1/2018). Dari tangan kedua tersangka, disita 222 kilogram ganja kering.

Kepala BNN Provinsi Sumatera Utara, Brigjend Marsauli Siregar (jas hitam) saat menginterogasi dua kurir ganja masing-masing Syamsu dan Wagino di kantornya Jalan Williem Iskandar Medan, Kamis (18/1/2018). Dari tangan kedua tersangka, disita 222 kilogram ganja kering. (TRIBUN MEDAN/ Array A Argus)

Penduduk harus dijadikan jaring informasi dan diperkuat dengan berbagai pengetahuan yang mumpuni soal narkoba.

 

Selain itu, upaya pencegahan yang dilakukan untuk anak-anak usia dini juga terus dilakukan melalui kegiatan muatan lokal dan ektrakurikuler.

"Kita sudah memiliki modul yang bisa disampaikan ke sekolah-sekolah melalui muatan lokal atau kegiatan ekstrakurikuler," kata orang nomor satu di BNNP Sumut ini.

Meski dirinya telah usai menjabat di BNNP Sumut dan akan berpindah tugas ke Mabes, dirinya tetap berkomitmen untuk bersama memberantas narkoba.

Dirinya juga siap menjadi narasumber maupun untuk dimintai keterangan sebagai pengamat narkoba meskipun hanya melalui telepon seluler.

Kepala BNNP Sumut, Brigjend Marsauli Siregar (kemeja biru) memperlihatkan barang bukti bahan baku ekstasi berupa bedak gatal, Senin (19/2/2018)). Adapun pembuat ekstasi ini pasangan suami istri, Haris dan Diana (paling depan).

Kepala BNNP Sumut, Brigjend Marsauli Siregar (kemeja biru) memperlihatkan barang bukti bahan baku ekstasi berupa bedak gatal, Senin (19/2/2018)). Adapun pembuat ekstasi ini pasangan suami istri, Haris dan Diana (paling depan). (TRIBUN MEDAN/Array A Argus)

 

Tidak hanya berkomitmen dalam memberantas peredaran narkoba, 
Marsauli juga menyampaikan, yang menjadi kendala dan tantangan pihaknya saat ini adalah pengawasan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.

Seperti diketahui, setidaknya sekitar 80 persen penyelundupan narkoba berada di pantai timur.

Untuk itu, harus ada sinergi lintas sektoral dalam mengawasi pantai timur.

Usai "Ngobras", Marasauli juga menyampaikan apresiasi kepada Wartawan Unit Polrestabes Medan yang mau mengundangnya ke Media Center untuk berdiskusi.

Dia juga mengakui baru pertama sekali menginjakkan kaki ke Media Center Polrestabes Medan. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama. (*) 

Dikutip dari Tribun Medan