Cari

Air Sungai Deli Naik, Ratusan Rumah Warga Terendam Banjir di Medan

Posted 03-02-2019 17:06  » Team Tobatabo
Foto Caption: Banjir rendam rumah warga di bantaran sungai Deli, Minggu (3/2/2019).

MEDAN - Ratusan rumah warga di bantaran Sungai Deli Kelurahan Sei Mati terendam banjir akibat naiknya air sungai tersebut, Minggu (3/2/2019). Menurut warga, air mulai memenuhi pemukiman sekitar tengah malam.

"Air naiknya sekitar jam 12 malam, tengah malamlah. Itu sudah banjir," kata warga Jalan Brigjen Katamso Gg Merdeka bernama Yusuf.

Ia menyebutkan, banjir di kawasan tersebut memang dikarenakan naiknya air sungai. Tinggi air sungai yang membanjiri kawasan tersebut pun sampai 1,5 meter.

Yusuf mengatakan, kawasan tersebut memang sering terjadi banjir jika air sungai naik, sehingga warga sudah mengantisipasi akan naiknya air sungai. Warga pun tidak ada yang mengungsi dan hanya mengamankan barang pribadi ke bagian rumaayang lebih tinggi.

Kendati demikian, ia mengatakan, warga di kawasan tersebut berharap adanya perhatian pemerintah untuk dibuatkan dapur umum. Karena, jika sudah banjir,  warga kesusahan untuk memasak dan memenuhi kebutuhan.

"Kita berharapnya ada bantuan dapur umum, kalau banjir ini memang sudah tidak bisa dihindari. Di kampung sebelah ada dapur umum, tapi kenapa di sini enggak. Kemarin sudah pernah saya tanyakan kepada lurah baru, katanya tidak ada anggaran untuk itu," jelasnya.

Yusuf menjelaskan, warga sekitar sudah aktif bergotong royong untuk membersihkan sampah di sekitar sungai. Sehingga jika hujan datang, daerah tersebut tidak banjir. Banjir hanya terjadi ketika air sungai naik saja.

"Kalau hujan biasa kita enggak banjir, cuma kalau air naik yang banjir. Kalau sampah, kita bisa gotong royong, tapi yang dibutuhkan warga adalah dapur umum," katanya.

Saat ini, Pemerintah Kota (Pemko) Medan bersama Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II sedang menjadwalkan untuk melakukan normalisasi Sungai Bedera. Yusuf mengatakan, sampai saat ini belum ada pengerukan yang dilakukan di Sungai Deli.

"Dengar-dengar memang ada isunya mau dikorek. Kalau sampai warga di sini ditertibkan rumah-rumahnya, ya itu lihat nanti. Tapi sampai sekarang belum ada pengorekan," jelasnya.

Banjir di kawasan bantaran Sungai Deli khususnya di Kelurahan Sei Mati tentunya bukanlah hal yang baru sekali ini terjadi. Kawasan tersebut sering terendam banjir jika air sungai meluap.

Meski banjir, sejumlah warga tetap melakukan aktivitas masing-masing. Bahkan masih ada yang berjualan sarapan pagi. Sementara itu, anak-anak di kawasan Sungai Deli malah memanfaatkan air sungai tersebut untuk bermain.

Berdasarkan pantauan Tribun Medan, sekitar pukul 12.30 WIB air mulai surut. Warga terpantau sedang membersihkan rumah-rumah yang terendam banjir dan meninggalkan sisa-sisa lumpur.

"Udah surut sejak tadi. Ini tinggalkan bersihkan lumpurnya aja. Biasanya kalau berlumpur gini, ada yang longsor di atas sana," kata warga.

Sementara itu, dalam waktu dekat, Pemerintah Kota (Pemko) Medan bersama Kodam I/BB, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kabupaten Deliserdang dan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II akan melakukan normalisasi Sungai Bedera. Hal ini telah disepakati pada Rapat Koordinasi Penanganan Sungai Bedera di Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (21/1/2019) lalu.

Sungai Bedera dipilih untuk dinormalisasi setelah Sungai Sei Sikambing beberapa bulan lalu. Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, saat ini pengerjaan normalisasi sedang disusun jadwalnya oleh instansi terkait.

"Sudah. Tinggal kita mulai lagi (normalisasi) di daerah Sungai Bedera. Ini lagi disusun jadwalnya, semua nanti turun," katanya, Selasa (22/1/2019).

Akhyar mengatakan, normalisasi Sungai Bedera merupakan tindak lanjut atas pengerokan Sungai Sei Sikambing beberapa bulan lalu. Keterlibatan jajaran Kodam I/BB sangat disambut baik dalam upaya normalisasi tersebut.

"Kita berterimakasih dan menyambut baik Pangdam I/BB dan jajarannya memberikan perhatian, karena persoalan Sungai Bedera ini sudah sangat lama dan menahun serta harus cepat ditangani,” kata Akhyar.

Akhyar menjelaskan, penanganan Sungai Bedera ini memang harus segera dilaksanakan. Namun pihaknya tidak ingin terburu-buru dalam melakukan aksi nyata. Perlu ada perencanaan matang agar dapat diselesaikan secara tuntas.

”Persoalan ini bukan serta merta masalah mengorek sedimen yang ada di aliran sungai namun benar-benar menormalisasikan Sungai Bedera itu. Sehingga berfungsi sebagaimana mestinya. Artinya jika ada perumahan penduduk atau perkantoran yang menghalangi aliran sungai harus ditertibkan terlebih dahulu,” ungkapnya.

Akhyar pun berharap terus dilakukan pengecekan pada persoalan pembebasan lahan masyarakat yang awalnya telah dibebaskan, tetapi karena penanganan yang selama ini lambat maka diokupasi kembali oleh masyarakat.

“Kita punya data-data pembebasan lahan tersebut dan harus kita selesaikan segera sebelum normalisasi sungai dilaksanakan nantinya. Agar dapat berjalan dengan maksimal,” katanya.

Sementara itu, Kasatker OP Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Aron Lumbanbatu, memaparkan, beberapa daerah atau lokasi aliran Sungai Bedera memiliki penguasaan terhadap aliran sungai, sehingga terjadi penyempitan serta pendangkalan aliran.

Adapun beberapa lokasi yang dipaparkan di antaranya perkantoran Pajak, Perumahan Bumi Asri, perkampungan penduduk, Komplek Perwira Kodam I/BB.

”BWSS II sendiri mengalami kesulitan dalam menginventori penguasaan atas aliran sungai, karena berada di lingkungan perumahan dan perkantoran. Harus ada penanganan khusus dalam melaksanakan inventori itu sendiri agar kami mengetahui bagaimana cara mengatasi persoalan sungai dikawasan tersebut," ujar Arron.

Selain itu, Arron menjelaskan, terdapat daerah aliran sungai yang diatasnya telah berdiri rumah yang pada penampakannya di kelilingi aliran sungai.

Hal tersebut harus diatasi segera. Karena jika rumah dibiarkan diatas aliran tentu akan menyebabkan pendangkalan serta penyempitan aliran sungai.

“Seharusnya keadaan rumah seperti ini tidak boleh diizinkan karena dapat mempersempit aliran sungai.jika rumah ini dihilangkan maka aliran sungai tersebut dapat lebih luas lagi,” ujarnya. 

Dikutip dari Tribun Medan