Cari

Mengenal agama yang dianut Pahlawan Raja Sisingamangaraja XII

Posted 07-02-2019 18:42  » Team Tobatabo
Foto Caption: Raja Sisingamangaraja XII (1845-1907) dianggap sebagai salah satu orang suci dalam kepercayaan Parmalim atau Ugamo Malim.

Pasti cukup banyak yang mengenal pahlawan nasional Raja Sisingamangaraja XII (1845-1907) karena gambarnya sempat digunakan pada uang kertas pecahan Rp1000 sebelum digantikan gambar Pattimura. Akan tetapi, tidak banyak yang tahu kepercayaan apa yang dianutnya.

Dikutip dari Ensiklopedi Meyakini Menghargai (2018:84-89), Sisingamangaraja dianggap sebagai salah satu orang suci dalam kepercayaan Parmalim atau Ugamo Malim.

Sisingamangaraja XII terlahir dengan nama Patuan Bosar Ompu Boru Situmorang. Pada 1867, ayahnya meninggal akibat penyakit kolera. Kemudian, ia diangkat menggantikan ayahnya menjadi raja dengan bergelar Sisingamangaraja XII. 

Pada 19 Februari 1878, Sisingamangaraja XII bersama rakyat Tapanuli mulai melancarkan serangan terhadap pos pasukan Belanda di Bahal Batu, dekat Tarutung. Pertempuran yang tak seimbang membuat Sisingamangaraja dan pasukannya kalah dan terpaksa mundur dari Bahal Batu.

Pada Mei 1883, pos Belanda di Uluan dan Balige kembali diserang oleh Sisingamangaraja. Setahun kemudian (1884), kekuatan Belanda di Tangga Batu berhasil dilumpuhkan. Belanda melakukan upaya pendekatan dan menawarkan penobatan Sisingamangaraja sebagai Sultan Batak dengan berbagai hak istimewa. Namun, dia menolaknya dengan tegas.

Pada 1904, Belanda melakukan pengepungan ketat. Pada 1907 Sisingamangaraja berhasil lolos. Namun, upaya keras Belanda akhirnya membuahkan hasil dengan mengetahui tempat persembunyian Sisingamangaraja di Hutan Simsim. 17 Juni 1907, markas Sisingamangaraja dikepung Belanda. Dalam suatu pertempuran jarak dekat, komandan pasukan Belanda kembali memintanya menyerah dan menjanjikan akan menobatkan Sisingamangaraja menjadi Sultan Batak. Namun, Sisingamangaraja tetap tidak mau tunduk dan memilih lebih baik mati.

Terjadilan pertempuran sengit yang menewaskan hampir seluruh keluarga dan pasukannya. Akhirnya, Raja Sisingamangaraja XII bersama dua putra dan satu putrinya, serta beberapa panglimanya yang berasal dari Aceh gugur.

Tentang Parmalim

Ugamo Malim adalah agama asli yang dianut Suku Batak sebelum agama Islam, Kristen dan Katolik dianut sebagian besar Batak Toba. Penganut kepercayaan ini masih dapat dijumpai di daerah sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, tepatnya di Huta Tinggi, Laguboti, kabupaten Samosir.

Jumlah penganut agama Malim sekarang ditaksir sekitar 22 ribu jiwa (7500KK). Pimpinan Parmalim bernama Raja Marnangkok Naipospos, meneruskan kepemimpinan Raja Sisingamangaraja Sinambela XII.

Ugamo Malim telah diturunkan dari generasi ke generasi oleh Leluhur Bangso Batak (30-35 generasi) berdasarkan Tarombo (Silsilah) yang dimiliki Bangso Batak, satu generasi sekitar 25 tahun.

Ada tiga aliran dalam Parmalim, yaitu aliran Raja Ungkap Naiupospos yang berpusat di Hutatinggi, aliran Parmalim Baringin berpusat di Pangururan, dan aliran Raja Omat Manurung berpusat di Sigaol Porsea.

Mereka beribadah di Bale Paksaktian atau Bale Parpitaan atau Bale Partogoan. Hari kebaktian mereka adalah Sabtu yang dimulai sekitar pukul 11.00-12.00. Mereka biasanya berdoa dengan mata terpejam dan kedua telapak tangan dirapatkan dalam posisi menyembah. Kemenyan digunkan sebagai pelengkap ibadah.

Parmalim memiliki dua kali ritual besar, yaitu Parningotan Hatutubuyni Tuhan atau Si Pahasada. Ritual ini dilangsungkan saat masuk Tahun Baru Batak, yaitu pada awal Maret. Ritual yang lain adalah Pameleon Bolon atau Sipahalima, yang dilangsungkan antara Juni-Juli. Saat itulah tari tortor digelar sebagai bentuk pemujaan. Tarian ini diiringi Gondang Sabangunan yang merupakan alat musik khas Batak.

Dikutip dari Rimanews.com