8 Hal Yang Memicu Reaksi Negatif Terhadap Suku Batak
Suku yang berasal dari tanah Batak ini sudah terkenal seantero nusantara. Hal ini dikarnakan suku batak yang suka merantau.
Coba siapa sih yang tidak punya tetangga dari suku batak? Atau teman dari suku batak? Dan siapa yang tidak kenal dengan beberapa tokoh berikut, Hotman Paris Hutapea, Astrid Tiar, Judika dan masih banyak tokoh lainnya.
Segala macam profesi bisa ditemukan pada suku batak, mulai dari pejabat pemerintahan, artis hingga kenek angkot dan pencopet. Seperti hitam dengan putih, terang dengan gelap yang tidak bisa dipisahkan, itulah suku batak. Keras tapi lembut…
Suku batak itu hebat dan punya banyak keunggulan loh. Namun seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, suku batak juga punya beberapa kekurangan. Tapi perlu dicatet, bahwa saya tidak mengeneralisir seluruh suku batak seperti ini ya teman teman. hehehe
1. Pria batak cenderung cepat emosi.
Loh kok? Ya, kalian pasti sering mendengarnya.
Alasannya sich simple aja, yaitu pria batak bersuara keras. Orang lain mungkin mengira kalau kalian lagi bertengkar, padahal belum tentu. Oh yaaa, wanita batak tak jarang juga bersuara keras, karena sudah mendarah daging hehehee.
Kenapa bisa yaa? Dahulu, Kontur tanah batak yang penuh perbukitan yang berangin serta jauhnya jarak antar tetangga membuat orang-orang suku batak ini harus berbicara keras dan lantang.
Jadi bukan karna emosi yang tinggi ya teman-teman. Mereka bersuara keras agar bisa nyambung dalam berkomunikasi meski jarak mereka berjauhan, maklum belum ada hape buat ngomong hehehee.
2. Karakter HOTEL yang sudah mendarah daging.
Maksudnya HOTEL adalah Hosom, Teal, Elat, Late. HOTEL ini adalah karakter buruk yang banyak dimiliki oleh kebanyakan masyarakat batak lho. Secara garis besar hosom itu maksudnya benci dan dendam terhadap orang lain yang diakibatkan gesekan-gesekan kepentingan satu terhadap yang lain.
Teal adalah sikap angkuh, sombong, suka merendahkan dan menganggap segala masalah dengan enteng. Wow, sebuah sifat yang kurang baik tentunya. Selanjutnya adalah sifat elat.
Elat adalah sebuat sifat iri dan dengki terhadap sesamanya. Saya sering menemukan hal ini pada acara acara perhelatan sebuah pesta batak. Tidak jarang saya mendengar ibu- ibu saling mengomentari ibu-ibu lainnya. Terasa aneh memang. Tapi itulah kenyataannya. Dengan kata lain elat ini adalah sifat yang senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang.
Yang terakhir adalah late. Menurut saya, sifat inilah yang paling parah, karena bersifat destruktif dan merusak. Selain itu, juga suka sekali mengganggu atau mengusik keberhasilan orang lain. Biasanya sih, sifat ini sering muncul ketika mendekati peristiwa peristiwa memilih pemimpin sebuah komunitas atau pemilihan kepala daerah.
3. Anggapan bahwa jika menikah dengan pria / wanita suku batak perlu biaya yang supeeer besar.
Tidak bisa disalahkan memang kalo banyak orang orang yang berpikiran seperti itu.
Jangankan orang lain diluar suku batak, internal batak aja banyak yang mengeluhkan besarnya biaya untuk melangsungkan pernikahan. Mulai dari besarnya sinamot atau seserahan dalam bahasa jawanya.
Memang ada sih solusinya untuk hal yang satu ini. Istilahnya mangalua atau kawin lari. Kawin lari disini maksudnya bukan kawin sambil lari atau diam-diam ya. Namun hal ini sangat tidak dianjurkan, karna nantinya akan menjadi aib bagi kedua keluarga terlebih keluarga dari pihak wanita. Solusi yang paling manjur adalah bekerja lebih keras dan kreatif untuk mencari tambahan biaya buat menikah hehehe.
Perlu dicatet juga, ada hal yang positif loh dibalik mahalnya biaya nikah suku batak, yakni orang batak lebih menghargai ikatan perkawinan, dan jarang yang berpisah/ cerai, karena mengingat biaya yang sudah dikeluarkan sangat mahal dan prosedur adat yang bagi suku lain dinilai “rempong”.
4. Cara menghormati leluhur atau keluarga yang sudah meninggal
Tak jarang teman-teman saya yang bertamasya ke kampung mengatakan kalau “orang batak itu kaya-kaya”.
Pikirnya kalo kuburannya saja sudah seperti itu, gimana nih rumahnya???? Jadi karna melihat kuburan- kuburan yang mewah dan menawan, masyarakat batak dimata para wisatawan tampak seperti orang kaya.
Dan ini sangat miris sodara-sodara!!! Antara malu dan bangga, menjelaskan bahwa tak jarang kondisi ekonomi pemilik kuburan jauh bertolak belakang. Sifat gengsi dan tidak mau kalah membuat orang suku batak cenderung berlomba-lomba memperbagus kuburan kerabatnya walau harus berhutang. Hmmm, hal yang aneh tapi nyata…
5. Tidak tahan kritikan.
Tak jarang sering ada percekcokan dalam sebuah keluarga atau komunitas akibat kritikan. Nah, sifat suku batak yang punya gengsi tinggi sering membuat suku batak emoh dalam menerima kritikan. Bahkan dengan lantangnya menantang pengkritik. Ini jugalah yang membuat suku batak mendapat gelar “sok jago”.
6. Judi.
Nah coba kita perhatikan, umumnya pasti anak muda ataupun bapak-bapak suku batak ini akan ngapain yaa? Ternyata, selain berkumpul sambil bernyanyi, mereka umumnya akan berjudi sambil bermain kartu. Masih menjadi misteri, dan belum ada alasan yang pasti kenapa mereka suka sekali berjudi.
7. Orang batak itu jorok
Beberapa orang mungkin tidak setuju akan hal ini, sebagai contoh kita masih sering melihat cara makan orang batak yang kurang tertata dan kurang enak dipandang. Apalagi jika makan tidak menggunakan sendok alias dengan tangan, waw banget deh.
8. Orang batak itu rakus
Eeem ga semuanya sich, biasanya tampak di pesta-pesta nya orang batak.
Sudah menjadi kebiasan para ibu-ibu untuk “mempalas”, membungkus makanan yang ada di meja jamuan pesta, meski mungkin di dekatnya ada yang belum mendapatkan makanan.
Sebenarnya ada alasan yang lucu, karna si ibu ingin menyenangkan anak-anaknya di rumah, dengan membawakan beberapa panganan, atau untuk ternak mereka sehingga menjadi cepat besar (khusus di kampung)
Setelah membaca dan mengenal sisi negatif nya suku batak, bukan berarti kita malu mengakui diri sebagai orang batak yaaa.
Karena semuanya kembali pada pribadi masing-masing, suku apapun kita. Hal-hal yang kurang baik bisa kita tinggalkan, selanjutnya kita memperbaiki diri agar menjadi lebih baik, sehingga suku-suku lain akan melihat hal-hal yang baik saja dari kita.
Mari kita menjadi orang batak yang tidak cepat emosi, yang bisa menerima kritik membangun, tidak suka berjudi, tidak jorok dan tidak rakus. Horaaas!!!!