Cari

Isi Chat Grup WhatsApp Perusuh Aksi 22 Mei, Lacak Keberadaan Jokowi Dan Persiapan Perang

Posted 23-05-2019 13:59  » Team Tobatabo
Foto Caption: Bentrok antara polisi dan massa aksi di Jalan KS Tubun, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Bentok terjadi setelah massa dipukul mundur dari kericuhan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2019) malam.

JAKARTA - Pihak kepolisian berhasil mengamankan sejumlah bukti dari massa provokasi yang melakukan kerusuhan di beberapa titik di Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Satu di antara bukti yang diamankan kepolisian adalah pesan di grup WhatsApp yang dibuat oleh sejumlah provokator.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono membeberkan isi pesan grup tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, Argo menjelaskan bahwa dalam pesan tersebut sempat ada pembahasan mengenai rencana penyerangan.

"Mereka mengunggah kata-kata di grup WhatsApp, contoh 'persiapan buat perang yang lain mana'," kata Argo Rabu (22/5/2019).

Dalam chat grup tersebut, massa juga tampak melaporkan situasi massa di beberapa lokasi di Jakarta. "Kemudian, ada kata-kata lagi, seperti 'rusuh sudah sampai ke Tanah Abang, kok'," ungkap Argo.

Dalam chat grup itu pula, ada sejumlah massa yang tampak memantau keberadaan Jokowi.

Hal tersebut terlihat dari pesan di grup tersebut yang melaporkan keberadaan Jokowi yang dilihatnya dari stasiun televisi.

Massa aksi 22 Mei tersebut bahkan berniat untuk melakukan penyerangan terhadap Jokowi.

"Lalu, 'live TV (menginformasikan) Jokowi di Johar Baru, ayo kita serang'," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Rabu (22/5/2019).

Dalam keterangannya, Argo juga menegaskan bahwa kerusuhan di Jakarta adalah aksi yang sudah direncanakan.

"Sudah saya jelaskan bahwa pelaku perusuh yang kita lihat saat ini sudah direncanakan. Ada yang membiayai, sudah mempersiapkan barang-barangnya," ungkap Argo.

Polisi Beberkan Rekaman Pertemuan Massa Demo

Dalam keterangannya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono juga menjelaskan bahwa sebelum melakukan penyerangan, massa mengadakan pertemuan dengan seseorang yang diduga 'dalang' kerusuhan 22 Mei.

Dijelaskan oleh Argo, tersangka kerusuhan diketahui berasal dari luar Jakarta.

"Para tersangka (kerusuhan) ini berasal dari luar Jakarta, beberapa dari Jawa Barat," kata Argo dikutip dari Kompas.com.

Sampai di Jakarta, massa tersebut kemudian menuju ke Sunda Kelapa, Jakarta Pusat untuk melakukan perencanaan.

"Mereka kemudian datang ke (masjid) Sunda Kelapa, kemudian bertemu dengan beberapa orang di sana. Ini ada barang bukti, ada rekamannya," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat Rabu (22/5/2019).

Dari rekaman pertemuan itu, tampak massa merencanakan penyerangan ke asrama polisi di Petamburan.

"(Mereka) merencanakan dan menyerang asrama polisi di Petamburan. Jadi, sudah di-setting untuk melakukan penyerangan ke asrama polisi," ujarnya.

Foto Para pelaku kerusuhan 22 Mei 2019 ditampilkan kepada publik oleh aparat Polda Metro Jaya saat rilis, Rabu (22/5/2019). (Tribunnews.com/ Fahdi Fahlevi)

Massa Aksi Ngaku Dibayar

Dikutip dari Kompas.com, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, menjelaskan bahwa provokator yang diamankan didapati membawa uang dalam amplop yang jumlahnya mencapai Rp 6 juta.

Massa yang diamankan tersebut juga telah mengaku bahwa mereka dibayar untuk melakukan kerusuhan.

"Yang diamankan ini kami lihat, termasuk yang di depan Bawaslu, ditemukan di mereka amplop berisikan uang totalnya hampir Rp 6 juta, yang terpisah amplop-amplopnya. Mereka mengaku ada yang bayar," kata Tito dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Senada dengan Tito Karnavian, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono juga menjelaskan bukti penemuan amplop berisi uang.

Dilansir dari tayangan Breaking iNews, Rabu (22/5/2019), ada sejumlah uang tunai yang disimpan dalam amplop oleh massa pendemo.

"Di petamburan juga ada amplop berisi uang Rp 200.000-500.000 dan ada nama-namanya, ada namanya amplop ini untuk siapa. Ada uang Rp 5 juta untuk operasional," kata Argo dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan.

Dalang Kerusuhan Diketahui

Menanggapi kerusuhan yang terjadi di Jakarta khususnya di Kantor Bawaslu dan Tanah Abang, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamaan, Wiranto mengaku sudah mengantongi identitas dalang kerusuhan.

"Kami sebenarnya, dari hasil investigasi saat ini, sudah tahu dalang aksi tersebut. Aparat keamanan dengan seluruh kekuatan akan bertindak tegas secara hukum," kata Wiranto Rabu (22/5/2019) dikutip dari Kompas.com.

Dari serangkaian aksi kerusuhan yang terjadi tersebut, Wiranto menduga ada pihak yang berusaha untuk melakukan kekacauan nasional.

Dalam hal ini, ada upaya menggiring publik untuk membenci dan bersikap antipemerintah.

Padahal, menurut Wiranto, aparat dan pemerintah berusaha untuk melakukan langkah damai dengan massa pendemo.

"Saya katakan tidak, jangan sampai diputarbalikkan. Pada saat menghadapi demonstrasi, aparat keamanan diinstruksikan Kapolri, Panglima TNI, untuk tidak bersenjata api. Senjata disimpan di gudang. Aparat menggunakan perisai dan pentungan," kata Wiranto.

"Sehingga tidak mungkin aparat keamanan membunuh rakyat aksi demo," kata Wiranto.

Diketahui sebelumnya, kerusuhan massa 22 Mei terjadi sejak Senin malam (21/5/2019).

Sekitar pukul 23.00 WIB, tiba-tiba ada massa yang memaksa masuk ke kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Lantaran dihadang oleh pihak kepolisian, mereka kamudian melakukan perlawanan dan aksi yang membrutal.

Aksi massa tersebut kemudian berlanjut sampai Rabu (22/5/2019).(*)